Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penggal Bayi 8 Bulan, Pria Ini Dijatuhi Hukuman Mati dengan Ditembak Bagian Kepala

Seorang pria di Belarus bakal dieksekusi hukuman mati dengan cara ditembak di belakang kepala setelah melakukan aksi penggal kepala bayi delapan bulan

Editor: m nur huda
Vecherny Brest via Daily Mirror
Viktar Syarhel dan Natalya Kolb, dua pelaku pembunuhan dan pemenggalan bayi delapan bulan di Belarus. Syarhel dihukum mati dengan cara ditembak di belakang kepala. Sementara Kolb yang merupakan ibu si bayi dipenjara 25 tahun. 

TRIBUNJATENG.COM, MINSK - Seorang pria di Belarus bakal dieksekusi hukuman mati dengan cara ditembak di belakang kepala setelah melakukan aksi penggal kepala bayi delapan bulan.

Mata Viktar Syarhel bakal ditutup, dan dipaksa berlutut dalam eksekusi yang pernah digunakan oleh Uni Soviet pada zaman Joseph Stalin.

Ibu dari si bayi yang dipenggal, Natalya Kolb, juga diputus bersalah dalam kasus itu dengan dijatuhi hukuman penjara selama 25 tahun.

Suami Kolb, Leonid, baru saja pulang dengan dua anak mereka ketika melihat putrinya sudah tidak bernyawa, demikian laporan media lokal.

Syarhel, seorang teman pasangan itu, dan Kolb tengah berada di apartemen dan minum-minum, demikian dilaporkan Daily Mirror Senin (28/10/2019).

Gadis kecil itu dilaporkan dibunuh dengan pisau dapur, dan mempunyai 46 luka.

"Saat Leonid datang, dia seperti melihat adegan film horor," ungkap salah satu tetangga.

Dalam sidang yang berlangsung tertutup di Pengadilan Regional Brest, bayi itu sempat disiksa sebelum dipenggal "dengan sangat kejam".

Para tetangga menyatakan, Leonid dan Kolb adalah pasangan yang "bahagia", serta dilaporkan sempat membaptis anaknya di Gereja Ortodox.

Kolb dilaporkan terhindar dari hukuman mati karena perempuan tak bisa dieksekusi di Belarus.

Karena itu, dia menerima hukuman maksimum.

Adapun Syarhel bisa dihukum mati dengan cara ditembak di kepala karena di Belarus, pria berusia antara 18-65 tahun bisa dieksekusi.

Lebih dari 400 orang telah dihukum mati di Belarus sejak negara itu memerdekakan diri pasca-kejatuhan Uni Soviet 1991 silam.

Berdasarkan data dari Amnesty International, total ada empat tahanan yang dihukum mati sepanjang 2018, dan dua pada 2017 lalu.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko Oktober ini sempat mengindikasikan dia tidak menyukai jika seseorang menerima hukuman mati.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved