Sudah Mampu dan Malu Rumahnya Dilabeli Miskin, Ratusan Ribu Penerima PKH di Jateng Mundur
Sedikitnya 256.224 penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Jawa Tengah mengundurkan diri secara sukarela
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Sedikitnya 256.224 penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Jawa Tengah mengundurkan diri secara sukarela.
Mereka menyatakan sudah tidak mau menerima bantuan dari program yang dicanangkan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tersebut.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo merasa bangga karena masyarakat yang sudah merasa mampu mau mundur dari program bantuan itu.
• Sukmawati: Saya Tahu Nabi Itu Derajatnya Sangat Tinggi, Saya Bukan Anak Kecil
• BREAKING NEWS: Kecelakaan di KM 346 Tol Batang - Semarang, Innova Tabrak Tronton, 3 Meninggal
• Tagar Rocky Gerung Trending Twitter Hari Ini, Ada Apa?
• Sedan Tabrak Motor di Solo, Driver Ojol Ini Baru Sadar Penumpangnya Jatuh saat Menengok ke Belakang
"Saya acungi jempol dan berikan penghormatan kepada masyarakat yang menyatakan mundur dari PKH.
Bantuan ini lebih baik untuk mereka yang membutuhkan.
Ini sikap yang benar-benar saya banggakan dari warga," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Selasa (19/11/2019).
Menurutnya, kesadaran sangat penting untuk menyukseskan program bantuan dari pemerintah.
Masyarakat yang merasa sudah mampu dan berani menolak bantuan, adalah pribadi yang patut dicontoh.
"Dengan begitu, bantuan-bantuan dari pemerintah menjadi tepat sasaran, serta pengentasan kemiskinan akan lebih cepat," tegasnya.
Meski sudah mundur, Ganjar memastikan mereka tetap mendapatkan pendampingan. Contohnya, diberikan pelatihan dan akses modal untuk semakin mandiri.
"Mereka yang mundur sudah memiliki usaha, maka Dinas UKM bisa masuk, Dinas Koperasi atau Perdagangan bisa mendampingi mereka.
Tetap akan kami kawal, apakah pemberian pelatihan, akses modal, dan pemasaran, bisa membuat bisnis mereka semakin maju lagi," tuturnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jateng, Yusadar Armunanto, menyatakan mereka yang mengundurkan diri sudah tidak memenuhi komponen lagi yang disyaratkan untuk menjadi penerima PKH.
"Mereka merasa sudah mampu sehingga mengundurkan diri.
Selain itu, ada warga yang sudah mampu tapi masih masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Mereka sadar diri tidak layak dan menarik diri," kata Yusadar.
Selain karena sudah mampu, penempelan label rumah tangga miskin yang ditempel menggunakan stiker ataupun cat semprot di depan rumah penerima PKH, juga menjadi faktor banyak warga yang mengundurkan diri.
Sementara, Koordinator Wilayah PKH Jateng, Arif Rohman Muis menuturkan sebanyak 256.224 penerima PKH yang mengundurkan diri itu sebagian besar karena menyatakan sudah mampu.
"Di tahun 2019 ini ada sebanyak 17.060 penerima PKH di Jateng yang diwisuda.
Jumlah itu akan terus meningkat karena setiap hari selalu ada data baru," terangnya.
Mereka-mereka yang sudah lulus lanjut Arif tidak dilepas begitu saja. Justru, mereka selalu dilibatkan dalam pertemuan untuk memotivasi penerima manfaat lain agar bisa mandiri.
"Mereka kami jadikan motivator untuk penerima PKH lain agar menjadi mandiri.
Tak jarang pula, mereka yang punya bisnis ikut mengajak penerima PKH lain bergabung dan bersama-sama mewujudkan keluarga sejahtera," imbuhnya. (mam)
• VIRAL Pernikahan Beda 50 Tahun, Bujangan Berumur 70 Tahun Nikahi Wanita 20 Tahun dengan Mahar 9,3 M
• BREAKING NEWS: Kecelakaan di Jl Ki Mangunsarkoro Semarang, Motor dan Angkot Ringsek
• BERITA LENGKAP! Teror Pria Lempar Air Sperma pada Wanita, Inilah Kronologinya
• Kronologi Nikita Mirzani Ribut dengan Owner Product Kecantikan M, Kerjasama Rusak Setelah 3 Tahun