Ini Alasan Billy Papua Tak Langsung Menerima Tawaran Jadi Staf Khusus Presiden: Masih Pikir-pikir
Staf Khusus Presiden, Gracia Billy Yosaphat Membrasar mengaku mendapatkan tugas berat dari presiden.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Staf Khusus Presiden, Gracia Billy Yosaphat Membrasar mengaku mendapatkan tugas berat dari presiden.
hal itu diungkapkannya saat diundang menjadi narasumber TVOne Sabtu (24/11/19).
Gracia Billy Yosaphat Membrasar mengaku tidak menyadari bahwa dirinya telah melalui proses screening pemilihan staf khusus.
Ia beberapa kali diundang oleh Menteri Sekretaris negara, Pratikno untuk berdiskusi.
"Saya melalui proses screening, dan saya tidak menyadari kalau itu sreening, Bulan Juni saya dipanggil ke istana, saya bertemu Pak Pratikno dan Pak Presiden, kami di situ berdiskusi terkait isu pembangunan," ujarnya.
"Saya menguasai education, entrepreuner di daerah terluar di Indonesia, saat itu seperti diskusi biasa beberapa kali," ujarnya.
Ia mengaku pernah diundang ke rumah Pratikno untuk berdiskusi dengan diaspora Indonesia dan para akademisi membahas tentang pendidikan tinggi.
Gracia Billy Yosaphat Membrasar mengaku dihubungi pihak istana 2 minggu yang lalu.
"2 minggu lalu saya ditelefon asisten mensesneg, ingin bertemu, lalu kami dikumpulkan, lalu ditawarkan untuk menjadi stafsus presiden," ujarnya.
Saat itu, Gracia Billy Yosaphat Membrasar mengaku masih belum menerima secara langsung.
"Saat itu kami kompak menjawab, kami pikir-pikir dulu pak," ujarnya.
Gracia Billy Yosaphat Membrasar merasa bahwa ia memiliki pekerjaan yang lain.
ternyata, tak cuma Gracia Billy Yosaphat Membrasar yang saat itu meminta waktu untuk berpikir, namun 6 staf khusus yang lain juga mengatakan hal yang sama.
"Saya butuh pikir-pikir 1 minggu, karena saya punya tanggung jawab yang besar, saya punya 1000 anak didik di papua dan 200 relawan, dan saya punya kontrak-kontrak lainnya," ujarnya.
"Kami diminta untuk melakukan inovasi, kita diminta untuk melakukan gebrakan yang out of the box," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa Presiden tidak memberikan tguas secara spesifik namun, 7 staf khusus itu bersepakat membagi tugas secara profesional sesuai kapasitasnya.
Saat ini, staf khusus presiden diminta untuk membuat inovasi kartu prakerja.
Gracia Billy Yosaphat Membrasar mengaku dalam minggu ini diberikan tugas khusus yaitu menggarap kartu pra kerja dengan inovasi yang aplikatif.
• Berubah, Ini Jadwal Terbaru Timnas U23 Indonesia di Grup B SEA Games 2019 Tetap Bertemu Lawan Berat
• Gatot Masih Butuh Dua Pemain Tambahan, Ini Posisinya
• Polsek Tembalang Tangkap 5 Remaja Bersenjata Tajam Asal Demak, Mengaku CAMP ALL STAR Semarang
Diketahui, Presiden Joko Widodo sudah menunjuk 13 orang sebagai staf khususnya.
Dari jumlah itu, tujuh orang merupakan wajah baru staf khusus presiden Jokowi dan berasal dari kalangan milenial.
Jokowi memperkenalkan tujuh orang itu kepada pers di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/9/2019) sore tadi.
Mereka adalah Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Aminuddin Ma'ruf, dan Andri Taufan Garuda Putra.
Selain ketujuh milenial yang berusia 20 sampai 30-an tahun itu, Jokowi juga menunjuk dua wajah baru lainnya.
Dua orang itu yakni Politisi PDI-P Arief Budimanta dan Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dini Shani Purwono.
Namun, keduanya tak ikut diperkenalkan karena dianggap tak mewakili kalangan milenial.
Selain itu, Jokowi juga menunjuk sejumlah wajah lama kembali menjadi staf khususnya.
Mereka yakni Diaz Hendropriyono, Sukardi Rinakit dan Ari Dwipayana.
Terakhir, Jokowi juga sudah menunjuk Fadjroel Rachman sebagai Staf Khusus Bidang Komunikasi/Juru Bicara Presiden.
Berbeda dengan 12 nama lain Fadjroel sudah ditunjuk sebagai staf khusus pada 22 Oktober lalu, dua hari setelah Jokowi dilantik sebagai Presiden 2019-2024.
Berikut daftar 13 stafsus Presiden Jokowi:
1. Putri Indahsari Tanjung - (CEO dan Founder Creativepreneur)
2. Adamas Belva Syah Devara - (Pendiri Ruang Guru)
3. Ayu Kartika Dewi - (Perumus Gerakan Sabang Merauke)
4. Angkie Yudistia - (Pendiri Thisable Enterprise, kader PKPI, difabel tuna rungu)
5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar - (CEO Kitong Bisa, peraih beasiswa kuliah di Oxford)
6. Aminuddin Maruf - (Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII)
7. Andri Taufan Garuda Putra (Pendiri Lembaga Keuangan Amartha)
8. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana (Akademisi)
9. Sukardi Rinakit (Pengamat Politik)
10. Arif Budimanta (Politisi PDI-P, ekonom Megawati Institute)
11. Diaz Hendropriyono (Ketua Umum PKPI)
12 Dini Shanti Purwono (Kader PSI, ahli hukum lulusan Harvard)
13. Fadjroel Rachman (mantan aktivis, Komisaris Utama PT Adhi karya)