Kisah Indri Suwarti Anak Seorang Kuli Angkut Truk Pasir Jadi Wisudawan Terbaik Unsoed Purwokerto
Keterbatasan biaya tidak menjadi penghalang dalam meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
Boleh dibilang nominal tersebut tidak cukup, mengingat terkadang ada kebutuhan lain.
Dibalik kemandiriannya tersebut, ternyata Indri adalah anak seorang pekerja kuli truk pengangkut pasir.
Indri adalah anak dari Natun, seorang Buruh (kuli truk) pengangkut pasir.
Sedangkan Sutarni ibunya hanya seorang Ibu rumah tangga biasa. Indri memiliki adik kandung yang saat ini masih duduk di kelas 3 SMP.
Ayahnya adalah pekerja serabutan dan tergantung panggilan.
Penghasilannya saja sehari hanya Rp 60 ribu, Bahkan jika truk pengangkut pasir itu rusak ayahnya kadang tidak bekerja.
Apalagi jika banjir dan sungai meluap jelas tidak berangkat karena berbahaya.
Jika sedang tidak mengangkut pasir, bapaknya sering bekerja dengan mengumpulkan kelapa.
Sebagai cara menambah penghasilan, Indri tidak hanya mengandalkan uang bidik misi saja.
Ternyata ia juga bekerja paruh waktu di salah satu hotel di Purwokerto sebagai house keeping dan waiters.
Bahkan pekerjaan itu dilakoninya sejak lulus SMK yang saat itu masih dibayar Rp 40 ribu sehari dan sekarang menjadi Rp 75 perhari dengan waktu kerja 8 jam sampai 10 jam.
Dia biasanya bekerja setiap Sabtu dan Minggu.
Saat kuliah Indri harus merawat ibunya yang sakit epilepsi dan dirawat 2 minggu di rumah sakit.
Hingga saat ini rutin mengantar ibunya untuk kontrol di Margono tiap bulan.
Meskipun dihadapkan dengan kondisi demikian, dia tetap lanjut kuliah dan tegar.