Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga Rokok Naik, Saatnya Beralihkah ke Tingwe? Rasakan Sensasi Ngerokok Ngelinting Dhewe

Sekelompok remaja terihat duduk santai di balkon rumah sambil main gadget, Sabtu (28/12). Beberapa dari mereka ada yang sedang meracik tembakau

DAILY MAIL
Ilustrasi merokok 

"Jika kita bicara teori perdagangan internasional, impor yang sudah mencapai angka 65% ke atas sudah tidak bisa lagi dikendalikan. Contohnya kedelai yang sudah terjadi saat ini. Itu yang saya khawatirkan, karena pasokan tembakau petani akan dikurangi," tambahnya.

Dirinya menyakini industri tembakau akan mengutamakan impor karena tidak berurusan dengan orang banyak. Kemudian tembakau yang masuk sudah siap pakai, tidak perlu diolah kembali.

"Parahnya lagi, pembayaran bisa diundud. Kalau ambil dari petani lokal pasti harus tunai. Inilah yang akan dilakukan oleh industri yang membuat harga tembakau lokal terjun bebas dan pasokan dikurangi," ujarnya.

Impor tembakau yang masuk ke Indonesia paling besar berasal dari China. Disusul oleh Zimbabwe, Turki, dan Amerika. Wisnu dan petani sudah berusaha supaya pemerintah bisa mengendalikan impor tembakau.

"Tapi perjuangan ini sangat berat karena kami berhadapan dengan kapitalis besar," ujar dia.

Apabila masih diberlakukan impor tembakau, petani meminta ada aturan 1:2. Apabila impor tembakau sejumlah 50 ton, maka industri harus menyerap tembakau lokal sebesar 100 ton. Wisnu juga takut akan terjadi pemberlakukan standarisasi Tar dan Nicotin yang jadi akal-akalan kartel impor tembakau.

"Khawatir saya jika terjadi pemberlakuan standarisasi seperti tahun 1999. Saat itu tar dan nicotin dibatasi. Otomatis yang diuntungkan adalah para kartel-kartel importir tembakau. Ini jangan sampai terjadi lagi. Itu hanya akal-akalan mereka supaya jatah impor semakin besar," tegasnya.

Utamakan Tembakau Lokal

Ketua Umum APTI, Agus Parmuji, juga ingin pemerintah mengendalikan impor tembakau. Karena hal tersebut yang paling berdampak besar terhadap petani tembakau.

"Naiknya cukai rokok memang berdampak terhadap petani. Tapi yang paling parah yakni impor tembakau. Di awal tahun 2020

pemerintah harus segera memberlakukan regulasi impor dari Permentan (Perturan Menteri Pertanian) 23 tahun 2019 yang berisi izin rekomendasi dan importasi tembakau," ujar Agus.

Ia juga meminta kepada pemerintah untuk tidak merevisi regulasi tersebut, karena di dalamnya ada pasal-pasal yang sangat diharapkan oleh petani. Karena ada pasal yang mengatur penyerapan tembakau lokal lebih diutamakan, dibandingkan impor.

"Penyerapannya 2 banding 1. Dua kali ambil dari petani lokal, satu kali impor. Tapi sejauh ini impor tembakau masih sangat besar dan tidak terdeteksi. Jika regulasi itu mulai diberlakukan, baru akan terdeteksi," tambahnya.

Tapi jika pemerintah masih takut terhadap tekanan yang dilakukan oleh perusahaan multinasional tentang impor tembakau, maka Agus meminta untuk dibatasi kuotanya. Akan lebih baik lagi jika setiap tahun bisa dikurangi beberapa persen.

"Dibatasi saja kuotanya tidak masalah. Nanti tiap tahun dikurangi dan dalam kurun waktu lima tahun pasti Indonesia akan zero impor tembakau. Apabila itu dilakukan, pemerintah sudah sangat cukup membantu petani tembakau supaya lebih sejahtera. Tapi saat ini juga masih tarik ulur," pungkasnya. (tim)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved