Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Musala Ponpes Ambruk

Kisah Dokter Aaron saat Amputasi Santri di Bawah Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: Saya Sudah Siap Mati

Dokter Aaron masih ingat betul bahwa medan saat sangat sulit. Karena harus merayap ke dalam dengan lebar celah hanya sekitar 50 cm.

|
Penulis: Msi | Editor: muslimah
Kolase SURYA.CO.ID Yusron Naufal Putra/Dokumentasi RSUD R.T Notopuro Sidoarjo
DR AARON - (kiri) dr. Aaron Franklyn Soaduon Simatupang bertemu dengan korban ambruknya Ponpes Al Khoziny, Jumat (3/10/2025). (kanan) dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang saat ditemui di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam  

TRIBUNJATENG.COM - Tak hanya para santri, prtugas kesehatan pun bertaruh nyawa saat melakukan tugas penyelamatan dalam peristiwa runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Senin (29/9/2025).

Cerita ini datang dari dokter TNI, dr. Aaron Franklyn Suaduon Simatupang.

Saat melakukan tugasnya, ia mengatakan sudah siap mati bersama para korban.

Ya, dr Aaron rela bertaruh nyawa demi membantu santri inisial NA yang terjebak reruntuhan bangunan. 

Baca juga: Kisah Haikal Salat Berjamaah di Balik Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sosok Misterius Jadi Imam

Baca juga: Perjuangan Heroik Rafi Santri Ponpes Al Khoziny, Meninggal Setelah Selamatkan 2 Temannya

Dokter Aaron merayap masuk ke celah puing reruntuhan bangunan demi menyelamatkan NA.

Kondisi NA cukup memprihatinkan, karena tangannya tertindih bongkahan beton yang runtuh sehingga proses evakuasi cukup sulit.

Ada dua pilihan saat hendak mengevakuasi NA, yakni menunggu beton diangkat dengan resiko korban semakin banyak kehilangan darah. 

Kemudian pilihan kedua, adalah amputasi di lokasi.

Dengan berbagai pertimbangan dan melihat kondisi NA, akhirnya opsi kedua pun dipilih.

Sayangnya, opsi kedua justru sangat berisiko untuk tim medis, termasuk dokter Aaron. 

"Pikiran saya, sudah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," kata Dokter Aaron kepada awak media di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam. 

Ada banyak tim yang turun saat itu. Namun karena sulitnya medan, maka mereka berbagi pos. 

Dalam ceritanya, Dokter Aaron masih ingat betul bahwa medan saat sangat sulit.

Karena harus merayap ke dalam dengan lebar celah hanya sekitar 50 cm.

Padahal, ia tengah berpacu dengan waktu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved