Penjahat Paling Dikenal di Dunia Ini Disebut Punya Kekuasaan Setara Presiden
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menutup tahun 2019 dengan mengecam pendahulunya.
TRIBUNJATENG.COM - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menutup tahun 2019 dengan mengecam pendahulunya.
Ia mengatakan gembong Narkoba yang dipenjara, Joaquin "El Chapo" Guzman Loera, pernah memiliki kekuasaan yang sama dengan presiden.
Dalam pesan video dari Palenque, kota di Meksiko selatan, Rabu (1/1/2020), Lopez Obrador membeberkan keberhasilan pemerintah pada tahun pertamanya dan menyoroti kesulitan yang dihadapi - terutama kekerasan yang meningkat.
Ia mengatakan sudah memberantas korupsi tingkat tinggi yang merajalela dalam pemerintahan sebelumnya, tetapi mengatakan penting untuk menarik garis jelas antara unsur-unsur kriminal dan pihak berwenang sehingga kedua pihak tidak berbaur seperti pada masa lalu.
Pernyataan itu tampaknya merujuk pada dakwaan dan penangkapan bulan lalu terhadap mantan menteri keselamatan umum dalam kabinet Presiden Felipe Calderon pada 2006-2012, Genaro Garcia Luna.
Sebelum masuk kabinet Calderon, Luna mengetuai biro penyelidik federal, di bawah Presiden Vicente Fox.
Ia didakwa di pengadilan federal di New York dengan tiga tuduhan perdagangan kokain dan satu tuduhan membuat pernyataan palsu.
Ia tinggal di Florida dan ditangkap di Texas.
Jaksa Amerika menuduhnya menerima suap jutaan dolar dari kartel Sinaloa milik Guzman, dan sebagai imbalannya membiarkan kartel itu beroperasi dengan leluasa.

Vonis Seumur Hidup
Sebelumnya, Pada 17 Juli tahun lalu, Pengadilan AS, menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada salah satu penjahat paling dikenal di dunia, yang juga gembong narkoba asal Meksiko, Joaquin "El Chapo" Guzman.
Guzman, yang berusia 62 tahun, mantan pemimpin kartel narkoba Sinaloa yang berkuasa di Meksiko, dinyatakan bersalah pada Februari lalu oleh pengadilan federal AS atas berbagai tuduhan, termasuk perdagangan narkoba jenis kokain, heroin, metamfetamin, dan ganja ke Amerika Serikat.
Selain itu, Guzman juga dituduh melakukan tindak pencucian uang dan pelanggaran bersenjata.
Dalam sidang hukuman yang digelar di New York, Hakim Federal AS Brian Cogan juga menyematkan hukuman tambahan 30 tahun penjara secara simbolis dan memerintahkan Guzman membayar denda sebesar 12,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 175 triliun.
Jumlah denda tersebut didasarkan pada perkiraan pendapatan dari hasil penjualan obat yang dilakukan kartelnya di Amerika Serikat.
Namun sejauh ini, otoritas AS belum mendapatkan sepeser pun.
Di persidangan, Guzman menyampaikan apa yang mungkin akan menjadi kata-kata terakhirnya di hadapan publik, sebelum dibawa ke penjara federal dengan keamanan maksimal di Colorado selama sisa hidupnya.
"Karena pemerintah Amerika Serikat akan mengirim saya ke penjara di mana mereka tidak akan pernah mendengar nama saya, saya mengambil kesempatan ini untuk memberi tahu mereka bahwa tidak ada keadilan di sini," ujar El Chapo.
Mengenakan jas berwarna abu-abu dengan kemeja dan dasi berwarna unggu, Guzman yang juga memiliki kumis yang khas, tampil di hadapan publik AS untuk pertama kalinya.
Di dalam ruang sidang di Brooklyn, Guzman menyampaikan, doa dari para pendukungnya telah memberinya kekuatan untuk menjalani proses persidangan.
"Ini salah satu siksaan yang paling tidak manusiawi yang pernah saya alami.. kurangnya rasa hormat terhadap martabat kemanusiaan saya," ujarnya.
Saat memasuki dan sebelum meninggalkan ruang sidang, dia menyentuh dadanya dan memberi ciuman jauh kepada istrinya, Emma Coronel, yang mungkin akan melihat suaminya untuk terakhir kali.
Guzman juga mengeluhkan tidak dapat memeluk putri kembarnya, yang tidak hadir ke persidangan.
Selama persidangan yang berlangsung tiga bulan di pengadilan New York, para juri mendengar keterangan dari 56 saksi pemerintah, dengan banyak di antaranya menggambarkan dengan detail bagaimana El Chapo menyiksa dan membunuh musuh-musuhnya.
Jaksa penuntut memenangkan permohonan untuk melampirkan hukuman penjara 30 tahun secara simbolis kepada Guzman, atas penggunaan senjata api dalam bisnisnya.
Hakim Cogan mengatakan, dia menjatuhkan hukuman tambahan karena menilai kejahatan yang dilakukan terdakwa luar biasa parah. (*)
Artikel ini telah tayang di voaindonesia.com dengan judul Presiden Meksiko: Kekuasaan El Chapo Sama dengan Presiden dan Kompas.com Gembong Narkoba Meksiko "El Chapo" Dijatuhi Penjara Seumur Hidup