Pembunuhan Terhadap Qasem Soleimani Dinilai bakal Persulit Posisi Amerika di Timur Tengah
Cendekiawan NU yang menyelesaikan pendidikannya di Kairo, Mesir itu juga menilai salah besar jika AS menilai Qasem Soleimani sebagai teroris
Indonesia telah menyerukan agar semua pihak menahan diri guna memulihkan situasi dan kondisi yang lebih aman dan stabil pasca insiden pembunuhan Jendral Qassem Soleimani.
Ditemui VOA di sela-sela diskusi publik “Damai Untuk Damai” pada Sabtu (4/1/2020), Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan Indonesia prihatin melihat perkembangan di Timur Tengah pasca insiden pembunuhan itu dan ancaman Iran untuk membalas aksi.
“Kami menganggap yang terbaik adalah sikap menahan diri."
"Pertama, untuk menciptakan kondisi yang lebih aman."
"Kedua, agar tidak semakin mempersulit dan memperuncing ketegangan dan kondisi yang memang tidak mudah saat ini,” ujar Mahendra.
“Indonesia konsisten untuk siap mendukung terciptanya kondisi yang lebih damai dan stabil, dan berusaha maksimal agar setiap negara menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan, apapun alasannya,” imbuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di voaindonesia.com dengan judul Pakar: Posisi AS di Timur Tengah Makin Sulit Pasca Tewasnya Soleimani