Cuaca Ekstrem Picu Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat, Wisata Karimunjawa Ditutup Sampai Februari
Gelombang laut yang tinggi membuat penyeberangan kapal menuju Kepulauan Karimunjawa ditutup sementara, sejak Jumat (3/1) siang.
Rencananya, bahan bakar yang dikirimkan ke Karimunjawa 150 kiloliter (Kl) yang terdiri dari 100 kiloliter solar dan 50 kiloliter pertalite.
Kendati demikian, berdasarkan laporan, Senin pagi, masih tersedia stok di SPBU Karimunjawa.
Cuaca ekstrem juga mengakibatkan ratusan nelayan di Kabupaten Brebes tak melaut. Syahbandar setempat pun mengeluarkan larangan agar nelayan tak melaut.
"Kami tidak dapat izin melaut. Untuk sementara, kami istirahat. Kalau nekad, risikonya juga tinggi," kata Wartono, nelayan di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Senin.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Brebes, Rudi Hartono mengungkapkan, BMKG wilayah Jawa Tengah mengeluarkan surat edaran terkait gelombang tinggi di wilayah perairan utara Jawa Tengah, Minggu (5/1).
Gelombang setinggi 1,25-2,5 meter ini diperkirakan terjadi Minggu hingga Selasa (7/1).
• BERITA LENGKAP : Reynhard Sinaga Penjahat Kelamin yang Dijuluki Predator Setan Divonis Seumur Hidup
200 Rumah Tergenang Banjir
HUJAN deras yang mengguyur lereng pegunungan Muria di Pati mengakibatkan Desa Tunjungrejo, Kecamatan Margoyoso, kebanjiran, Minggu (5/1). Hingga Senin (6/1), warga masih membersihkan lumpur sisa banjir yang diperkirakan melanda 200 rumah itu.
Sejak pagi, warga setempat juga membuat dapur umum untuk memenuhi kebutuhan logistik warga yang bergotong royong. Ali Purnomo, warga RT 02 RW 07 Desa Tunjungrejo, mengatakan, banjir mulai surut Minggu sore.
"Yang tertinggal lumpur setebal sekitar 20 sentimeter di dalam rumah. Kalau di luar rumah, bisa sampai 60 sentimeter," katanya, Senin.
Proses membersihkan lumpur juga dibantu Pemkab dan Polres Pati. Mereka mengirim beberapa alat berat untuk membantu membersihkan lumpur dari jalan-jalan yang terdampak banjir.
Kejadian ini mengakibatkan sekira 200 rumah di Desa Tunjungrejo kebanjiran. Dua rumah dilaporkan rusak dan tanggul sungai jebol. Sementara sawah seluas 50 hektar juga tergenang air.
Sementara, peringatan banjir disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada warga Kota Pekalongan. Hal ini disampaikan lantaran proyek tanggul laut masih berjalan.
"Proyeknya belum selesai jadi daerah Pekalongan, siap-siap banjir kalau hujan lebat," kata Ganjar di Semarang, Senin.
Dia juga meminta partisipasi masyarakat membersihkan saluran air agar tak terjadi sumbatan yang mengakibatkan genangan hingga banjir. Termasuk, tak membuang sapah sembarangan.