IRAN TERKINI : Pesawat Ukraina Jatuh Berkeping di Iran, Amerika dan Kanada Yakin Terkena Rudal Iran
Ketegangan kembali muncul di kawasan Teluk, setelah Amerika Serikat dan negara-negara Barat menyebut tembakan rudal Iran lah yang membuat pesawat
TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON -- Ketegangan kembali muncul di kawasan Teluk, setelah Amerika Serikat dan negara-negara Barat menyebut tembakan rudal Iran lah yang membuat pesawat komersial Ukraina jatuh di dekat Kota Teheran, Rabu (8/1) lalu.
Dalam insiden itu pesawat Ukraina jatuh membawa 176 orang penumpang dan kru.
Pemerintah AS menyebut data satelit mendeteksi dua rudal permukaan ke udara diluncurkan hanya beberapa menit setelah Boeing 737 lepas landas dari Bandara Internaional Teheran.
Muncul dugaan kuat Iran menembak jatuh pesawat itu secara tidak sengaja, karena mengira adalah jet militer AS.
Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah Iran melepaskan rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak.
• Malaysia Masters 2020: hari Ini Daddies dan Hafiz/Gloria Bertemu Lawan Sulit
• Ditanya Kapan Nikah Lagi, Teddy : Bunda Lina Tak akan Tergantikan, 1 Lina Banding 1000 Perempuan
• Kenapa KPK Rahasiakan Pemberi Perintah Suap ke KPU? Ini Penjelasan Plt Jubir KPK
• FOKUS : Gebuki Semua Jangan Ditutupi
Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, menyalahkan Iran atas jatuhnya pesawat itu.
Sedangkan Iran bersikeras menyatakan pesawat jatuh karena persoalan teknis.
Kejadian itu memaksa pesawat dari Eropa menuju Iran untuk berbalik arah dan semua penerbangan, Jumat (10/1), ke Teheran dibatalkan oleh operator.
Sebagai reaksi, Iran mengundang pabrik pesawat, Boeing, untuk bergabung dalam penyelidikan kecelakaan itu.

Sebelumnya Iran mengatakan tidak akan menyerahkan black box pesawat kepada Boeing. Perdana Menteri Justin Trudeau, yang menuntut jawaban bagi keluarga 63 warga Kanada dalam pesawat nahas itu mengatakan memiliki informasi intelijen dari berbagai sumber yang mengarah ke sebuah tembakan rudal.
"Bukti menunjukkan pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal Iran," katanya seraya menambahkan serangan itu mungkin tidak disengaja.
Donald Trump juga menolak pernyataan Iran tentang kesalahan mekanis menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
"Seseorang bisa saja melakukan kesalahan. Saya punya perasaan sesuatu yang sangat mengerikan terjadi, sangat menghancurkan," katanya. Sedang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, "Sekarang ada informasi penerbangan itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara milik Iran."
Intelijen AS mengatakan pesawat Boeing 737 itu terlacak data satelit yang menunjukkan pesawat itu terbang di udara selama dua menit sebelum muncul dua rudal darat ke udara. Selanjutnya muncul ledakan dan pesawat jatuh berkeping-keping.
Beberapa video menunjukkan pesawat itu terbakar sebelum menghujam ke bumi.

"Tidak mungkin awak pesawat punya waktu untuk bereaksi terhadap rudal apapun. Mereka mungkin tidak melihat ada rudal datang," kata Michael Duitsman, seorang peneliti di Middlebury Institute of International Studies.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengatakan mereka akan mengevaluasi tingkat partisipasinya dalam penyelidikan jatuhnya pesawat Ukraina.
Dalam aturan yang ditetapkan oleh organisasi penerbangan PBB, NTSB berhak untuk berpartisipasi dalam penyelidikan karena kecelakaan itu melibatkan pesawat jet Boeing 737-800 yang dirancang dan dibangun di AS.
Selain Boeing, Iran mengundang pemerintah yang warganya jadi korban kecelakaan, untuk bergabung dalam penyelidikan. "Semua laporan ini adalah perang psikologis melawan Iran," kata juru bicara pemerintah, Ali Rabiei.
Sebut kotak hitam rusak
Namun juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, mengatakan laporan itu merupakan kebohongan besar. Ali Rabiei, menuduh Amerika Serikat (AS) menyebarkan informasi sesat tentang kecelakaan itu.
"Tidak ada yang akan memikul tanggung jawab atas kebohongan besar setelah diketahui klaim itu curang," kata Rabiei dalam sebuah pernyataan, menurut Press TV, Jumat (10/1).
Menurutnya informasi bohong itu sengaja disebarkan untuk menekan Iran terkait konflik yang makin meruncing antara AS dan Iran.

"Sangat disayangkan operasi psikologis pemerintah AS dan mereka yang mendukungnya, secara sadar dan tidak sadar, menambah penghinaan terhadap cedera keluarga yang berduka. Mereka mengorbankan keluarga korban untuk tujuan tertentu," katanya.
Pesawat itu, sebuah Boeing 737-800, rencananya terbang menuju ke Kiev, ketika jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini.
Para korban terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan tiga warga negara Inggris.
Ali Abedzadeh, kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran, mengatakan kotak hitam pesawat itu dalam kondisi rusak ketika ditemukan. Iran kemungkinan perlu bantuan dunia internasional untuk mencari solusi terkait hal itu.
Abedzadeh juga meragukan sinyalemen pesawat itu ditembak jatuh. "Jika sebuah roket atau rudal mengenai sebuah pesawat, barang itu akan jatuh secara bebas," katanya kepada CNN.
Laporan dari organisasi penerbangan sipil Iran yang disusun berdasarkan keterangan para saksi di darat dan dari sebuah pesawat yang terbang di ketinggian yang sama, pesawat itu terbakar saat masih terbang di udara.
Masalah teknis tidak disebutkan dalam laporan itu, yang juga mengatakan tidak ada komunikasi radio dari pilot. Pesawat menghilang dari radar pada ketinggian 8.000 kaki (2.440 meter).
Di Kiev, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan beberapa kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat.
Dalam sebuah pernyataan televisi, Zelenskiy meminta semua pihak untuk menahan diri dari spekulasi, teori konspirasi, dan evaluasi tergesa-gesa mengenai kecelakaan itu.
Dia juga menetapkan Kamis sebagai hari berkabung nasional. Diungkapkan, pihaknya akan berbicara melalui telepon dengan Presiden Iran untuk meningkatkan kerja sama dalam mencari tahu alasan kecelakaan itu.
Negara-negara yang diakui sebagai peserta dalam penyelidikan harus mencalonkan siapa yang mereka ingin libatkan, kata laporan Iran, sambil mengatakan para ahli Ukraina akan ambil bagian.
Ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat setelah terjadi pembunuhan terhadap seorang jenderal Iran, Qassem Soleimani, oleh militer AS di Baghdad, 3 Januari lalu. Kemudian dibalas oleh Iran dengan serangan rudal terhadap sejumlah pangkalan militer AS di Irak. (cnn/dailymail/feb)