Tak Hanya Iran Vs Amerika, Kini Kanada Juga Mulai Panas, Trudeau : Kami Akan Mencari Keadilan
Pernyataan Justin Trudeau diucapkan di hadapan keluarga korban dalam acara peringatan bagi 57 warga negara Kanada yang meninggal dunia.
TRIBUNJATENG.COM - Pernyataan Justin Trudeau diucapkan di hadapan keluarga korban dalam acara peringatan bagi 57 warga negara Kanada yang meninggal dunia.
Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau mengatakan akan mencari keadilan bagi mereka yang terbunuh dalam insiden jatuhnya pesawat penumpang maskapai Ukraina Airlines jenis Boeing 737 yang ditembak oleh Iran.
Justin Trudeau berjanji akan mendapatkan jawaban dari Iran, seperti pernyataannya dalam acara yang bertempat di di Edmonton, Alberta, dilansir oleh BBC, (13/1/2020).
• Totok Sinuhun Kerajaan Agung Sejagat Purworejo Unggah IG di 2016 Perang Dunia III Terjadi di 2020
• Kisah Sukses Tiwi Semarang Fruits Manisan, Awal Modal Rp 500 Ribu, Kini Omzet 15 Juta per Bulan
• Fakta Baru Kematian Lina: Makanan Terakhir Diduga Jadi Penyebab Kematian Lina dan Sempat Masuk IGD
• Anna Shock Apa Yang Dia Lihat Saat Ikut Intip dari Lubang Pintu di Kamar Pengantin Baru
"Tragedi ini seharusnya tak pernah terjadi, saya ingin meyakinkan kalian bahwa saya dukung kalian sepenuhnya pada masa-masa sulit ini..., kalian memberi kami tujuan untuk mengejar keadilan dan jawaban bagi kalian semua," kata Trudeau di depan kerumunan sekitar 2,300 massa di sebuah universitas di Kanada.
"Kami tak akan istirahat sampai benar-benar ada jawaban" tambah Trudeau.
Peringatan korban kecelakaan pesawat penumpang yang sebagian adalah warga Kanada ini diadakan pada Minggu (12/11/2020) waktu setempat.
Puluhan warga Iran dan Kanada serta warga dari Ukraina, Inggris, dan Afghanistan dan Swedia dilaporkan meninggal dunia di dalam pesawat.
Iran sebelummya telah mengundang Kanada, Ukraina, dan pihak Boeing untuk mengambil bagian dalam penyelidikan insiden ini.
Mereka yang bertanggungjawab atas kasus ini, menurut Iran, akan dituntut dan dimintai pertanggungjawaban.
Justin Trudeau juga membagikan foto di akun Instagram miliknya perihal rasa dukanya untuk korban warga negara Kanada.
"Tidak ada kata-kata yang dapat menghapus kepedihan bagi mereka yang berduka, namun saya berharap dengan tulus ke kalian untuk tahu bahwa semua orang di Kanada mendukung kalian. Kalian tidak sendiri, dan kami akan terus berdiri bersama kalian pada berhari-hari, berminggu-minggu, dan bertahun-tahun mendatang," tulis akun Instagram @justinpjtrudeau.
PM Kanada Sempat Curiga ke Iran
Dalam konferensi pers, PM Kanada Trudeau menyebut bahwa jatuhnya pesawat Boeing di Teheran tak hanya mengejutkan negaranya, tapi juga dunia.
Sebabnya dari 176 yang tewas, 63 di antaranya adalah warga negara Kanada. Kemudian 82 berasal dari Iran.
Sedangkan sisanya Ukraina hingga Afghanistan.
Justin mengaku mendapatkan bukti berupa data intelijen baik dari pihaknya maupun sekutu dalam Sky News Kamis (9/1/2020).
"Bukti itu mengindikasikan bahwa pesawat tersebut jatuh setelah ditembak rudal Iran. Mungkin saja tidak disengaja," katanya.
Meski begitu, Justin tidak ingin langsung menarik kesimpulan atau menuduh secara langsung, serta menolak menjabarkan detilnya.
Presiden Iran, Hassan Rouhani Minta Maaf
Iran sempat mengakui bahwa militernya menembak jatuh pesawat tersebut lantaran salah mengidentifikasi serangan.
Akibat kejadian tersebut, 176 orang meninggal dunia.
Kendati pada awalnya sempat menolak disalahkan atas kasus itu, melalui Presiden Iran, Hassan Rouhani, pemerintah Iran mengucapkan duka yang mendalam bagi para korban.
"Republik Islam Iran sangat menyesal atas kesalahan besar ini"
"Duka dan doa saya untuk semua keluarga yang ditinggalkan" ujar Hassan melalui media sosial pribadinya di akun Twitter, @HassanRouhani, Sabtu (11/2/2020).
"Investigasi terus dilanjutkan untuk mencari tahu dan menuntut tragedi besar dan kesalahan tak termaafkan ini, " tambahnya.
Iran Ajak Boeing, Ukraina, dan Kanada untuk Identifikasi Kotak Hitam
Sebelumnya, Iran mengajak pihak Boeing , Ukraina, dan Kanada untuk menyelidiki jatuhnya pesawat Ukraina yang menewaskan 176 orang.
Kabar yang disampaikan oleh otoritas media lokal Iran yang dikutip AP, Jumat (10/1/2020) ini menyebut Iran terbuka dengan penyelidikan luar.
Senada dengan itu, CNN pada (10/1/2020) juga mengabarkan otoritas penerbangan sipil Iran atau Iran's Civil Aviation Authority membutuhkan bantuan dari luar untuk membaca kotak hitam Pesawat Ukraina International Airlines jenis Boeing 737.
Melalui pimpinannya, Ali Abedzadeh, negaranya 'dimungkinkan' membutuhkan bantuan luar untuk memeriksa kotak hitam yang telah rusak.
"Secara umum, Iran mempunyai potensi dan cara untuk membaca kotak hitam. Semua orang tahu itu," kata Ali.
Namun demikian Ali menambahkan, "kotak hitam dari pesawat Ukraina Boeing 737 telah rusak."
"Ahli penerbangan Ukraina akan datang di sini di Teheran hari ini. Kami punya sesi diskusi dengan mereka."
"Mulai besok mereka akan mulai untuk membaca data," ungkapnya.
"Tersedianya semua peralatan tidaklah cukup untuk mengetahui isinya (kotak hitam),"
"Iran akan menyerahkan kotak hitam pada "ahli dari Prancis atau Kanada."
Lalu apa pun hasilnya akan dipublikasikan dan disebarkan ke seluruh dunia." tambah Ali.
Agen kantor berita lokal, IRNA yang mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengabarkan hal yang sama terkait keinginan itu.
Abbas Mousavi, Juru Bicara Kemenlu Iran mengatakan akan mengundang keduanya baik Boeing dan Ukraina untuk berpartisipasi dalam investigasi.
"Kami juga terbuka dengan dengan para ahli dari negara-negara lain yang warganya meninggal dalam kecelakaan," kata Abbas.
Akui Keliru Identifikasi
Pernyataan militer Iran yang dikutip oleh media lokal setempat menyebut keliru mengidentifikasi pesawat penumpang Ukraina Airlines yang dianggap sebagai pasukan AS yang akan menyerang balik.
Militer Iran menyatakan saat itu pihaknya sedang berada pada tingkat kewaspadaan yang tinggi di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).
"Dalam kondisi seperti itu, karena kesalahan manusia dan cara yang tidak disengaja, pesawat itu tertembak ," ujar militer Iran dalam pernyataan resminya yang dikutip AP, (11/1/2020).
Militer Iran meminta maaf dan mengatakan akan memperbaiki sistemnya untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
"Mereka yang bertanggungjawab atas serangan di pesawat penumpang akan mendapat tuntutan hukum," tambah pernyataan tersebut.(*)
• PSSI Lepas Nike, Seragam Timnas Indonesia Pakai Merek Apparel Asal Thailand, Ini Kata Cucu
• Ana Riana Pemeran Rinjani di Sinetron Tukang Ojek Pengkolan Akan Menikah, Ini Tanggapan Mas Pur
• Jelang Liga 1 2020, PSIS Gelar Latihan Perdana Bulan Depan di Stadion Citarum, Ini Jadwalnya
• Terlanjur Transfer Rp 4 Juta, Tiba-tiba Sudahnan Diputus, Lalu Sebar Video Mantan Tanpa Busana ke FB