Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penyebab Kematian Macan Tutul di Lereng Gunung Muria Masih Misterius, Kini Dibawa Ke Unair Surabaya

Kematian macan tutul di lereng Gunung Muria wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Minggu (12/1/2020) lalu masih terus diselidiki.

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: m nur huda
ISTIMEWA
Seekor anak macan tutul (Panthera Pardus Melas) berusia sekira 1,5 tahun ditemukan dalam keadaan mati di kawasan hutan Gunung Muria, tepatnya di Kebun Sekar Gading, Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Minggu (12/1/2020) lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kematian macan tutul di lereng Gunung Muria wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Minggu (12/1/2020) lalu masih terus diselidiki.

Bahkan, mayat macan tutul tersebut dilarikan hingga Universitas Airlangga (Unair), Surabaya seusai melewati serangkaian pemeriksaan oleh dokter hewan di Bonbin Mangkang Semarang.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Darmanto mengatakan, macan tutul Jawa berusia 1,5 tahun itu dibawa ke Surabaya pada Kamis (16/1/2020) kemarin.

Tanda Kiamatkah? Nenek Diperkosa Cucu Sendiri Sampai Berdarah, Alasan Pelaku Bikin Geleng-geleng

Bibi Ardiansyah Suami Vanessa Angel Dikabarkan Bangkrut, Dody Soedrajat Buka Suara

Detik-detik Truk Kontainer Terguling dan Timpa 7 Mobil di Rest Area Km 97 Tol Cipularang

Yahya Dipecat, Glenn Fredly: Kerugian Besar bagi TVRI yang Tengah Berbenah

Dia menuturkan, pemeriksaan lanjutan dilakukan oleh pihak medis dari Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair.

"Sebab, saat lambung macan itu diperiksa oleh Dokter Hewan dari Bonbin Mangkang pada Rabu (15/1/2020) lalu, kita tak menemukan penyebab kematian spesifik," ungkap Darmanto saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (18/1/2020).

Saat pemeriksaan di Bonbin kemarin, pihaknya memeriksa seluruh tubuh macan tutul tersebut dengan menggunakan sinar X-ray.

Kala itu, Lokasi pemeriksaan X-ray dilakukan di Griya Klinik Satwa Lestari Semarang untuk mengetahui adanya peluru yang bersarang di tubuhnya.

Namun, pihaknya ternyata tidak juga menemukan satu pun proyektil peluru yang bersarang di tubuh macan.

Dari penanganan yang sama, pihaknya juga tidak mendapati adanya luka sayatan maupun goresan benda asing di tubuh macan tutul.

"Semua bentuk fisik binatang itu tetap utuh dan tidak terjadi perubahan struktur tulang. Maka dari itu, hingga Sabtu (18/1/2020) ini, kita masih tunggu hasil uji laboratorium dari FKH Unair," jelasnya.

Luka di anus

Seperti diketahui, hewan buas tersebut pertama kali ditemukan oleh warga Dukuh Beji RT 03/RW II Desa Plukaran, Kecamatan Gembong Pati pada Minggu siang (12/1/2019).

Saat pemeriksaan awal, petugas menemukan adanya darah di sekitar anus macan tersebut.

Hal itu terkuak saat mayat macan itu diperiksa oleh dokter hewan dari Bonbin Mangkang, Semarang, Rabu (15/1/2020) ini.

Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan Muda, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Budi 'Ambong' Santoso menuturkan, macan tutul Jawa berumur 1,5 tahun itu ditemukan mati dengan luka pada bagian anusnya.

"Sempat dikubur warga setempat, namun pihak kami mengevakuasinya untuk dibawa ke kantor BKSDA Jateng Jalan Suratmo Semarang. Saat diperiksa, bagian anusnya berdarah. Kemungkinan besar mati karena sakit," jelas Budi kepada Tribunjateng.com, Rabu (15/1/2020).

Dia memprediksi, macan tutul tersebut sampai turun ke lereng Gunung Muria lantaran faktor ketersediaan sumber makanannya.

Selain itu, dia pun menduga macan itu turun karena dipicu kekurangan sumber air.

Meski demikian, kata Budi, habitat macan tutul di kawasan Gunung Muria cukup banyak.

"Karena habitatnya masih terjaga dengan baik. Sebarannya ke semua wilayah Pegunungan Muria. Itu tertangkap pantauan kamera Trap BKSDA," jelasnya.

Dalam kamera tersebut, pihaknya berhasil menangkap lima penampakan macan tutul yang berbeda-beda.

Ke depan, pihaknya akan fokus melakukan pemantauan ke Pegunungan Muria. Sebab, selama ini pihaknga hanya fokus memantau kawasan hutan di wilayah Nusakambangan, Cilacap saja.

"Kalau ada kawanan macan tutul, indikasinya bahwa habitat di sana masih bagus. Dikatakan bagus apabila masih ada macan tutul dan elang dalam habitat tersebut. Maka dari itu, Pegunungan Muria akan kami fokuskan saat ini," pungkasnya.

Ditemukan Warga

Seekor anak macan tutul (Panthera Pardus Melas) berusia sekira 1,5 tahun ditemukan dalam keadaan mati di kawasan hutan Gunung Muria, tepatnya di Kebun Sekar Gading, Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Minggu (12/1/2020) lalu.

Mengenai hal ini, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Tengah Darmanto menjelaskan, bangkai macan tutul berjenis kelamin jantan tersebut ditemukan oleh Siti, istri dari Tarmuin, warga Dukuh Beji RT 3 RW 2, Desa Plukaran, Kecamatan Gembong.

“Lokasi ditemukannya kira-kira 50 meter dari kendang sapi. Bangkai macan tutul yang ditemukan dalam kondisi anus berdarah tersebut kemudian dikuburkan oleh masyarakat, sehari setelah ditemukan,” ujar Darmanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Ia menyebut, Balai KSDA Jawa Tengah baru mendapat informasi mengenai kematian satwa dilindungi tersebut pada Senin, 13 Januari 2020 sore. Pihaknya pun langsung melakukan evakuasi.

Jelang tengah malam, sekira pukul 23.30 WIB, bangkai macan tutul tersebut sampai di Kantor Balai KSDA Jateng, diantarkan oleh petugas Resort Konservasi Wilayah (RKW) Pati dan Ketua Paguyuban Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH) Gunung Muria, Shokib.

“Selanjutnya, kami bersama Drh Hendrik dari Semarang Zoo melakukan pemeriksaan kematian dengan rontgen dan uji laboratorium lambung dan usus,” jelasnya.

Pada hari ini, Selasa (14/1/2020), hasil pemeriksaan di Klinik Hewan Griya Satwa Lestari menyatakan, tidak ditemukan adanya proyektil/benda asing maupun luka baru di tubuh macan tutul tersebut.

Struktur tulangnya pun tidak mengalami perubahan.

“Selanjutnya, untuk mengetahui penyebab kematian lainnya, direncanakan akan dilakukan uji laboratorium lambung dan usus di Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga,” pungkasnya. (Tribunjateng/gum/mzk).

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved