Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Curah Hujan Tinggi, Petani Cabai di Kabupaten Semarang Beralih Tanam Bawang

Curah hujan yang tinggi membuat sejumlah petani di Kabupaten Semarang, yang tadinya menanam cabai beralih ke tanaman lainnya.

Penulis: akbar hari mukti | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/AKBAR HARI MUKTI
Petani cabai di Suwaktu Bandarjo, Ungaran Barat beralih menanam bawang dan kol, Senin (20/1/2020). Tribun jateng/akbar hari mukti 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Curah hujan yang tinggi membuat sejumlah petani di Kabupaten Semarang, yang tadinya menanam cabai beralih ke tanaman lainnya.

Satu di antaranya Bambang (40), petani di kawasan Suwaktu, Bandarjo, Ungaran Barat.

Menurutnya curah hujan tinggi membuat tanaman cabai di sebagian kawasan Kabupaten Semarang gagal panen.

Pangeran Harry Resmi Lepas Gelar Bangsawan, Ratu Elizabeth: Kalian Tetap Keluargaku yang Tercinta

Dosen AMNI Semarang yang Meninggal Kecelakaan di Banyumanik Gagal Hadiri Wisuda Sang Anak

Kecelakaan di Semarang - Arif Lihat Mobil Honda Jazz Melaju Kencang, Serempet Pengendara Motor

2 Anak Nia Ramadhani Masuk Sekolah Termahal di Jakarta, Ini Biaya Bus Sekolah Jakarta British School

"Biasanya kalau curah hujan tinggi, membuat bunga dan cabai yang baru kecil-kecil berguguran," paparnya, ditemui, Senin (20/1/2020) siang.

Selain curah hujan yang saat ini tergolong tinggi di Kabupaten Semarang, menurutnya tanaman cabai rawan diserang oleh hama lalat buah.

Lalat buah yang hinggap di batang tanaman cabai sembari bertelur, larvanya merusak cabai.

"Cabai jadi lekas busuk dan berjatuhan, jadi tidak bisa panen," ungkap dia.

Padahal harga cabai di pasaran menurutnya saat ini sedang tinggi.

Namun ia dan para petani lain di sekitar Suwaktu Bandarjo Ungaran Barat belum dapat menanamnya.

"Informasinya cabai rawit sampai 80 ribu.

Tapi terlalu riskan menanam cabai saat ini.

Jika curah hujan tinggi maka cabai yang baru tumbuh kecil berguguran," katanya.

Beberapa petani termasuk Bambang pun mulai menanam beberapa tanaman lain, semisal bawang merah dan juga kol.

Petani cabai lainnya, Sartono, mengaku juga lebih memilih menanam bawang merah.

Ia menjelaskan, meski harga bawang merah saat ini cenderung tetap, untuk perawatannya lebih mudah daripada cabai.

"Sawah yang saya kelola 100 meter persegi, saya tanami bawang saja karena cabai susah," kata dia.

Sartono menilai, harga cabai akan kembali turun apabila para petani mulai menanam cabai kembali.

Terpisah, Witri Erawati, Kasi Pengawasan Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang memaparkan kenaikan harga cabai di Kabupaten Semarang terjadi sejak seminggu terakhir.

Hal itu dikarenakan pasokan yang berkurang.

"Petani tidak menanam cabai, karena musimnya sedang seperti ini.

Otomatis pasokan menjadi kurang," ungkapnya.

Witri menguraikan, kenaikan harga cabai merah di Kabupaten Semarang menjadi Rp70ribu per kilo, dari sebelumnya Rp60 ribu.

Sementara cabai rawit merah, dari Rp70 ribu menjadi Rp75 ribu per kilogram.

Sementara cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan dari Rp35 ribu per kilo, menjadi Rp40 ribu per kilo.

Sementara harga bawang di Kabupaten Semarang, menurutnya ada penurunan.

Di antaranya bawang merah dari Rp32 ribu per kilo jadi Rp30 ribu.

Sementara bawang putih stabil di Rp34 ribu per kilo.

Lebih jauh Witri mengatakan pasokan cabai di Kabupaten Semarang mayoritas dari petani cabai di Kabupaten Semarang.

"Para petani juga tidak mau rugi, makanya di musim seperti ini pindah ke bawang," jelas dia. (Ahm)

Sebelum Jadi Anggota Dewan, Aak Ipul Pernah Berjanji Beri Mobil Ambulance Gratis ke Warga Jepara

Polisi, Tentara dan Warga di Kebumen Berjibaku Bersihkan Sampah di Pantai Karangbolong

Unjuk Gigi di Kebumen Rock Day, AKBP Rudy Cahya Bawakan 2 Lagu Peterpan

Wali Kota Dedy Yon : Tidak Hormat Bendera Merupakan Embrio Penghianat Bangsa

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved