Ungkapan Rasa Syukur, Warga Kandri Gunungpati Nyadran Kali di Sendang Gede
Ratusan masyarakat Kandri, Kecamatan Gunungpati melakukan prosesi Nyadran Kali di Sendang Gede, Kamis (30/1/2020).
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan masyarakat Kandri, Kecamatan Gunungpati melakukan prosesi Nyadran Kali di Sendang Gede, Kamis (30/1/2020).
Tradisi Nyadran Kali ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan setiap Kamis Kliwon, Jumadil Akhir.
Membawa wakul berisi makanan, gunungan hasil bumi, dan kepala kerbau, masyarakat bersama-sama menuju Sendang Gede.
• Kisah Eros Mahasiswa Indonesia Pulang dari Wuhan China : Banyak Hoaks Soal Virus Corona
• Isu Uang Jiwasraya Dipakai untuk Kampanye, Jokowi Perintahkan Mahfud MD Bongkar Semua
• Penonton Bersorak saat Mahfud MD Bongkar Kinerja Prabowo: Saya Marahi Kalau Salah
• Inilah Foto-foto Dina Risty Istri Muda Parto Patrio, Selisih Usia 18 Tahun
Bagi mereka, sendang ini menjadi bagian dari sejarah yang tidak terlupakan.
Juru Kunci Sendang Gede, Ahmad Supriyadi mengatakan, tradisi Nyadran Kali ini sebagai bentuk ucapan syukur bahwa masyarakat Kandri sudah diberi sebuah sendang yang memiliki banyak manfaat.
Mulanya, sendang ini merupakan mata air yang besar. Masyarakat setempat takut apabila sendang tersebut menjadi rawa.
Kemudian, dengan berbagai cara mereka berusaha menjadikan mata air itu bisa mengecil dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
"Dulu supaya bisa dimanfaatkan, disumpeli dengan kepala kerbau, gong, dan jaddah. Setelah itu air bisa mengecil," ungkap Supriyadi.
Karena itu, dalam setiap prosesi nyadran kali, lanjut Supriyadi, kepala kerbau selalu dihadirkan sebagai simbol untuk mengingatkan masyarakat terhadap hal yang terjadi dahulu kala.
Sementara gunungan berupa hasil bumi, menjadi wujud syukur masyarakat telah diberi rezeki yang melimpah.
Prosesi Nyadran Kali kemudian ditutup dengan makan bersama menggunakan daun pisang yang digelar memanjang.
Wakul berisi nasi dan lauk pauk ditumpahkan ke daun pisang, lalu dimakan bersama.
"Makan bersama ini untuk merekatkan masyarakat agar bisa saling mengenal," tambahnya.
Sementar itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari mengatakan, Nyadran Kali ini menjadi bagian dari upaya melestarikan kearifan lokal di Kelurahan Kandri.
Di sisi lain, ini juga menjadi upaya mewujudkan wisata bersih mengingat Nyadran Kali ini juga dalam rangka membersihkan Sendang Gede.