Marimin Yakin Virus Corona Tak Menyebar Lewat Kelelawar : Saya Sudah 7 Tahun Jualan Kelelawar
Pasar Karimata atau lebih dikenal sebagai pasar hewan yang berlokasi di Jalan RA Kartini, Karangtempel, Semarang Timur, Kota Semarang menjadi sepi
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: muh radlis
Marimin yang tergabung dalam Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS) itu meyakini kelelawar berkhasiat untuk menyembuhkan asma dan gatal-gatal pada tubuh.
"Orang-orang biasanya lebih suka membeli kalong.
Khasiatnya ya buat obat asma dan gatal.
Bagi yang doyan, dagingnya bisa dipotong-potong lalu digoreng," cerita pria kelahiran Klaten itu.
Marimin tak percaya kalau menularnya virus Corona berawal dari kelelawar.
Sebab, kelelawar yang hidup liar di malam hari itu tidak bisa makan sembarangan.
Menurut Marimin, kelelawar hanya memakan buah-buahan di atas pohon.
Selain itu, kawanan kelelawar juga tak pernah hidup di daratan.
"Makannya juga hanya buah. Jadi, tidak sembarangan yang dimakan.
Saya sudah jualan kelelawar selama tujuh tahun, tapi tidak pernah kena penyakit apa-apa," pungkasnya.
Sementara, pedagang lainnya, Sutoyo (49) juga mengeluhkan situasi serupa.
Kini, kelelawar milik Sutoyo banyak menumpuk di dalam kandang.
"Para pelanggan kini tidak ada yang tertarik membeli kelelawar.
Kelelawar saya pun masih ada banyak.
Yang kalong ada dua ekor ukurannya besar-besar.