Berita Kendal
Musim Paceklik Nelayan Kendal Menjerit, Mulai dari Gadai Barang hingga Hutang demi Lanjutkan Hidup
Siklus paceklik bagi nelayan nampaknya sudah akrab bagi para pencari ikan di laut.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Siklus paceklik bagi nelayan nampaknya sudah akrab bagi para pencari ikan di laut.
Sebagian nelayan Bandengan Kendal mengaku tak begitu merisaukan.
Padahal, musim angin barat ini hampir dipastikan menyulitkan kebutuhan sehari-hari keluarga nelayan.
• Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Sumardi Meninggal Saat Dengarkan Khotbah Sholat Jumat
• Ayahnya Tinggalkan Keluarga Demi Jennifer Dunn, Ini Doa Shafa Harris Untuk Faisal Harris
• Heboh Telur Asin Diduga Palsu di Banyumas, Pedagang: Rasanya Getir dan Berwarna Hitam Kecoklatan
• Bea Cukai Hentikan Sebuah Truk dari Jepara di Tol Batang, Bawa Ratusan Ribu Rokok Ilegal
Berangkat dengan resiko tinggi tak banyak mendapat ikan atau terpaksa tidak melaut sampai waktu yang menungkinkan.
Khafidin (50) nelayan Bandengan, mengatakan musim sulitnya bagi nelayan kali ini tergolong lama.
Katanya, sejak Oktober hingga Februari ini para nelayan di wilayahnya kesulitan mendapatkan ikan.
Beberapa hari di antaranya justru gagal melaut karwna faktor cuaca yang tidak bersahabat.
Laki-laki yang biasanya minimal membawa uang Rp 50 ribu perharinya itu harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Dengan usia dan kesehatan yang kurang baik, beberapa minggu terakhir ia terpaksa harus berhutang kepada tetangga yang mempunyai rizki lebih.
"Saya gak punya keterampilan jadi gak kerja 'samben' (sampingan).
Ada beberapa yang bjsa nukang bangunan ya kerja batu tapi beberapa saja," terangnya, Jumat (7/2/2020) di Pantai Bandengan.
Kebiasaan berhutang saat musim sulit, kata Khafidzin, sudah biasa bagi nelayan.
Mereka akan buka lubang mencari uang tambahan dan membayarnya kembali pada saat musim panen atau musim ramai.
Sebagian dari tetangganya lebih memilih menggadaikan barang-barang ke tempat penggadaian dari pada berhutang.
Elektronik, perhiasan hingga sepeda motor menjadi opsi terakhirnya.