Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Musim Paceklik Nelayan Kendal Menjerit, Mulai dari Gadai Barang hingga Hutang demi Lanjutkan Hidup

Siklus paceklik bagi nelayan nampaknya sudah akrab bagi para pencari ikan di laut.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Nelayan Pantai Bandengan Kendal saat membongkar hasil tangkapan laut, Kamis (6/2/2020) siang. 

Tapi tidak banyak, ya kita sabar dan kerja yang ada saja," terangnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal, Sri Harjito, mengatakan fenomena paceklik nelayan sudah biasa terjadi setiap tahunnya.

Nelayan pun dirasa sudah faham dengan resiko tersebut.

Kata Sri, musim paceklik nelayan biasa terjadi antara Desember hingga Februari.

Saat-saat itu nelayan akan kesulitan mencari akan dikarenakan beberapa faktor, gelombang pasang hingga kelangkaan ikan.

"Biasanya memang musim hujan, musim angin barat dan itu dialami nelayan seperti biasa dan tiap tahun.

Kemarin sempat musim terputus karena beberapa hari hujan reda ikan ramai namun kini kembali," jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak dinas memang tidak mempunyai anggaran untuk membantu pihak nelayan saat musim paceklik.

Hal itu dikarenakan mjnjmnya anggaran dari kedinasan baik APBD maupun APBN.

Anggaran senilai Rp 2 miliar tiap tahunnya teralokasikan dalam beberapa hal.

Pengembangan budidaya ikan berupa tambak, pengembangan SDM, hingga asuransi kenelayanan.

"Kalau nelayan yang berkompeten tingkat Provinsi.

Kalau dari kabupaten fokusnya kepada asuransi, menjamin ketersediaan BBM, hingga bencana atau musibah alam.

Makanya penting bagi nelayan mempunyai kartu nelayan Kartu Kusuka.

Harus diperpanjang setiap tahunnya, dan yang belum punya buatkah," terangnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved