Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Kisah Nyata : Nelayan Kendal Putar Otak Hadapi Musim Paceklik Akibat Gelombang Tinggi

Sururi (50), nelayan di Pantai Bandengan, Kabupaten Kendal, terpaksa utang beras ke pemilik toko kelontong langganan untuk makan sehari-hari.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
ist
Ilustrasi ombak tinggi 

"Nelayan saat ini sulit. Hanya ikan seperti ini (Ninis) yang bisa didapat. Mau gimana lagi, ini yang ada, hanya dapat lelahnya," keluh Supardi.

Supardi dan teman-temannya biasa melaut pukul 06.00-13.00. Di musim seperti ini, kadang kala, mereka pulang tanpa membawa hasil.

Kelangkaan ikan berkualitas tak hanya dialami nelayan kapal besar. Rapani, nelayan kecil di Pantai Bandengan, juga mengeluhkan kelangkaan ikan.

Saat ini, sekali melaut, dia hanya bisa membawa hasil 50-an kilogram ikan. Padahal, saat musim bagus, dia bisa mendapat ikan dan beberapa kuintal cumi-cumi.

Menurutnya, masa paceklik sekarang ini tak bisa diprediksi. "Hasil tangkapan nelayan kapal besar saja anjlok. Paling dapat ikan kecil yang dijual murah, bahkan tak bisa menembus pabrik," katanya.

Terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesi (HNSI) Kendal, Zaenal Arifin mengatakan, pihaknya menyadari datangnya musim paceklik. Menurutnya, musim ini biasa berlangsung 4-5 bulan, terjadi saat pancaroba atau peralihan musim dari penghujan ke kemarau.

Menurut Zaenal, kondisi ini membuat sekitar 17 ribuan nelayan di Kabupaten Kendal kesulitan mendapatkan ikan. Lantaran dipicu faktor alam, dia berharap, nelayan tetap bersabar dan mensyukuri hasil laut yang masih didapat.

"Memang musim paceklik ini bisa disebut bencana bagi nelayan tetapi tetap harus disyukuri. Mereka tetap harus melaut meski penghasilan tak bisa dijanjikan.

Bahkan ada warga nelayan yang harus menggadaikan beberapa barang berharga untuk menutupi kebutuhan sehari-hari pada musim ini. Semua ada titik ramai dan titik sulit," jelasnya.

Harus Punya Kartu Kusuka

KEPALA Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal Sri Harjito, mengatakan, musim paceklik merupakan siklus tahunan bagi nelayan.

Lantaran tak memiliki dana untuk membantu mereka saat musim ini tiba, Sri Hajito mengingatkan nelayan agar memiliki dan memperpanjang kepemilikan Kartu Nelayan Kusuka sebagai jaminan mendapatkan BBM dan asuransi saat terjadi bencana atau musibah.

"Biasanya, saat musim hujan, musim angin barat, hasil tangkapan menurun. Dan ini dialami nelayan setiap tahunnya," kata Sri Harjito, Jumat (7/2).

Dikatakannya, setiap tahun, DKP memiliki anggaran Rp 2 miliar yang dialokasikan untuk budidaya ikan di tambah, pengembangan SDM, juga asuransi nelayan. Pihaknya menjamin ketersediaan BBM dan membantu saat terajdi bencana atau musibah.

"Makanya, penting bagi nelayan mempunyai kartu nelayan Kartu Kusuka. Harus diperpanjang setiap tahunnya dan yang belum punya, harus membuat," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved