Sopir Angkot Bawa Bayi
Sopir Angkot yang Bawa Bayi di Semarang Punya Tunggakan Persalinan, Bertekad Mencicil Sampai Lunas
Nurul Mukminin (46) sopir angkot trayek Johar-Mangkang terpaksa membawa bayi bekerja saat narik.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Nurul Mukminin (46) sopir angkot trayek Johar-Mangkang terpaksa membawa bayi bekerja saat narik.
Bilqis Choirun Nisa, bayi berusia 3,5 bulan, itu setiap hari harus menghirup pekatnya asap kendaraan di Kota Semarang.
Istri Nurul atau ibunda Bilqis, Ariani Dwi Setyowati (21), telah meninggal pada November 2019 lalu.
Sebulan setelah melahirkan Bilqis di RSUP Kariadi karena asam lambung yang dideritanya.
• Kisah Haru Sopir Angkot Bawa Bayi 3,5 Bulan di Semarang Saat Narik, Dapat Simpati dan Cibiran
• Sambil Menunggu Penumpang, Nurul Sopir Angkot Mandikan Bilqis di Toilet Terminal Mangkang Semarang
• BREAKING NEWS : Kecelakaan Sigra Tabrak 3 Motor dan Lapak Tambal Ban di Jalan Veteran Semarang
• Hanya karena Masalah Warisan Tanah, Seorang Anak di Semarang Bentrok dengan Ayah Kandungnya Sendiri
Nurul pun sendirian harus merawat sang bayi dan Balqis Choirun Najwa (7), anak yang pertama.
Selain terus berjuang menghidupi kedua anaknya, dia juga harus segera melunasi biaya persalinan Bilqis yang masih menunggak di rumah sakit.
"Saya masih punya tunggakan di sana Rp 9,3 juta.
Perjanjiannya enam bulan setelah melahirkan tepatnya pada April 2020 harus dilunasi, " terangnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (7/2/2020).
Menurut Nurul, tunggakan terjadi lantaran pada 18 Oktober 2019 istrinya melahirkan secara caesar,
Bilqis pun lahir secara prematur pada usia kandungan 7 bulan.
Berat bayi ini ketika lahir 1,6 kilogram.
"Saat itu kami hanya punya tabungan Rp 4 juta.
Padahal kondisi istri saya harus melakukan operasi karena posisi bayi di kandungan dalam kondisi sungsang, " ungkapnya.
Setelah negosiasi panjang dengan rumah sakit, operasi itu dilakukan.
Dia bersyukur bayi dan istrinya dapat selamat.