Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

78 Tahun Bakrie Group Berdiri, Mertua Nia Ramadhani Pernah Bangkrut: Saya Lebih Miskin dari Pengemis

Ardi Bakrie sendiri merupakan cucu dari Achmad Bakrie, perintis Bakrie pada tahun 1942. Suami Nia Ramadhani itu kini menjabat sebagai Presiden Direkt

Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
Youtube
Nia Ramadhani di pemakaman ayahnya Priya Ramadhani Tahun 2014 

TRIBUNJATENG.COM- Bakrie Group milik keluarga Ardi Bakrie, suami Nia Ramadhani baru saja genap berusia 78 tahun pada hari ini, Senin (10/2/2020).

Ardi Bakrie sendiri merupakan cucu dari Achmad Bakrie, perintis Bakrie pada tahun 1942.

Suami Nia Ramadhani itu kini menjabat sebagai Presiden Direktur TV One sejak tahun 2007.

Selain TV One, masih ada puluhan usaha besar yang dimiliki oleh Bakrie Group.

Bakrie Group bergerak di banyak bidang.

Termasuk Pertambangan, Migas, Properti, Infrastruktur, Pertambangan, Media, dan Telekomunikasi.

Investasi Bakrie di bidang properti dikenal sangat menjanjikan.

Keluarga mereka memiliki belasan hotel dan apartemen.

Meski terlahir sebagai anak konglomerat, tidak semua kehidupan Ardi Bakrie berjalan indah.

Pada usianya yang ke 18 tahun, suami Nia Ramadhani tersebut sempat mengalami hidup susah. Aburizal Bakrie bangkrut.

Bisnis keluarga Bakrie yang dipimpin oleh sang ayah, Aburizal Bakrie, mengalami kebangkrutan pada tahun 1997.

Hal tersebut diceritakan sendiri oleh mertua Nia Ramadhani, dalam laman Twitternya, Rabu (19/6/2019).

Bahkan Aburizal Bakrie menyebut, bangkrut yang dialaminya sungguh besar.

Memiliki 77 perusahaan, pada tahun 1997, ia mengaku lebih miskin dari pengemis.

"Saya juga ceritakan pengalaman saya bagaimana membeli perusahaan dengan modal nol rupiah, bagaimana saya pernah bangktut sehingga lebih miskin dari pengemis, namun bangkit kembali lebih besar dari sebelumnya, dan lain sebagainya," cuitnya.

Tribunjateng.com melansir dari laman http://aburizalbakrie.id dengan judul: Mereka Tak Percaya Saya Bangkrut Berkali-kali.

Dalam laman tersebut, diceritakan bahwa jatuhnya usaha Bakrie terjadi pada tahun 1997, saat Indonesia mengalami krisis moneter.

"Mereka tak pernah tahu bahwa ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi pada 1997 saya pernah bangkrut.

Bahkan bisa dikatakan saat itu saya lebih miskin daripada pengemis.

Namun, dengan semangat pantang menyerah, kegagalan itu bisa saya lalui.

Bahkan, kemudian Kelompok Usaha Bakrie bisa menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Ini karena semangat pantang menyerah. Bayangkan jika saat itu saya menyerah, mungkin ceritanya akan lain,"tulis Aburizal Bakrie.

Pada cerita selanjutnya, Aburizal blak-blakan soal kehidupannya di masa lalu.

Ia mengaku pernah terpuruk bahkan memiliki utang hingga 1 Miliar Dollar AS.

Meski memiliki utang hingga miliaran dollar, ia mengakalinya dengan cara tak memperlihatkan kesusahannya.

Dengan cara itu, rekan-rekan bisnisnya tidak akan lari darinya.

"Saat itu saya jatuh miskin. Hutang saya saat itu sekitar USD 1 miliar.

Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari.

Karena itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk.

Jangan perlihatkan kita sedang gelap.

Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.

Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan.

Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya.

Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan, mana mau mereka memilih saya," tulisnya.

Ia juga membebeberkan bagaimana rahasia yang akhirnya membuatnya kembali bangkit.

Ia juga sanggup melunasi utang dan bisnisnya pun kembali berjalan.

Perekonomian Bakrie kembali normal di tahun 2001.

"Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari.

Banyak usaha yang saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal 2,5%.

Saya juga mencari pinjaman sana-sini.

Bahkan saya telah pergi ke 220 bank di seluruh dunia untuk menyelesaikan masalah saya.

Akhirnya dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan hutang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali,' tulisnya. (tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved