Berita Semarang
Bangkai Tikus Marak Ditemukan di Jalan Protokol Semarang, Apa yang Akan Terjadi? Ini Kata Dinkes
Sejumlah jalan protokol di wilayah Kota Semarang marak ditemui bangkai tikus dengan bau tak sedap.
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah jalan protokol di wilayah Kota Semarang marak ditemui bangkai tikus dengan bau tak sedap.
Dari penelusuran Tribun Jateng di lapangan, beberapa bangkai tikus kerap ditemukan di sekitar jalan perkotaan wilayah Mugasari, Pleburan, dan Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan.
Kemudian, temuan serupa banyak juga terlihat di beberapa ruas jalan arteri di wilayah Kecamatan Semarang Utara, dan Candisari.
• Kronologi Kisah Nurul Sopir Angkot Semarang Viral hingga Curi Perhatian Baim Wong
• Baim Wong Banjir Pujian Para Artis Seusai Temui Nurul Sopir Angkot Semarang Viral
• Baim Wong Lunasi Utang Nurul Sopir Angkot di RSUP Kariadi: Almarhumah Bisa Tenang Sekarang
• Disaksikan Amien Rais, Kongres PAN Kembali Ricuh, Lempar Kursi hingga Darah Mengucur.
• Menghilang Sejak Muncul Virus Corona, Presiden China Xi Jinping: Kita Akan Memenangkan Pertempuran
Salah satu warga, Imam Huda (32), warga Jatingaleh, Candisari ini kerap menemukan bangkai tikus yang telah rusak di jalan protokol saat hendak berangkat kerja.
Setiap berangkat kerja, Huda biasa melintasi Jalan Saptamarga, Jatingaleh, Candisari.
Di sepanjang perjalanan, Huda hampir setiap hari melihat bangkai tikus.
"Pagi ini saja, saya lihat dua bangkai tikus di sepanjang jalan tersebut. Saat saya perjalanan ke kantor di wilayah Peterongan pun kerap menemukan bangkai tikus.
Meski sedang melaju, aroma tak sedapnya sering tercium," ujar Huda kepada Tribunjateng.com, Selasa (11/2/2020).
Terpisah, saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam menuturkan, keberadaan bangkai tikus dikhawatirkan dapat menyebarkan penyakit leptospirosis.
Penyakit ini, kata Hakam, kerap menjangkit warga, apalagi saat musim penghujan.
Leptospirosis sendiri merupakan virus yang ditularkan oleh hewan pengerat seperti tikus.
Dia menjelaskan, virus ini menyebar akibat ulah manusia yang kerap membuang bangkai tikus di pinggir jalan.
"Bangkai tikus itu kadang fisiknya rusak karena terlindas ban kendaraan. Virusnya sering ke bawa air hujan. Virus ini secara tidak sadar kena manusia dan menyebabkan penyakit leptospirosis," tutur Hakam saat dihubungi Tribunjateng.com
Dia mengatakan, sejauh ini, sudah ada lima orang yang terjangkit virus leptospirosis. Jumlah itu tercatat selama Januari 2020.
"Kelimanya bahkan sempat menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit. Maka dari itu, saat musim penghujan seperti ini, kamk imbau agar warga lebih menjaga kebersihan lingkungan. Terutama sanitasi di lingkungan sekitar," imbaunya.