Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pelaku Usaha Belum Dapat Berbisnis Online Secara Optimal

Seorang Pelaku UMKM di Kota Semarang, Endang mengaku, selama ini sudah mencoba melakukan bisnis secara online dengan memanfaatkan media sosial. Namun,

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG / EKA YULIANTI FAJLIN
Para Pembicara dalam diskusi Pasar Digital Lokal Raih Peluang Global dan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo RI, Widodo Muktiyo berdoto bersama usai pembukaan diskusi Pasar Digital Lokal Raih Peluang Global, Kamis (13/2/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Semarang didorong untuk berbisnis secara online dengan memanfaatkan teknologi.

Hal ini dalam rangka memperluas pasar yang nantinya berdampak pada perekonomian masyarakat.

Namun, belum semua pelaku UMKM dapar berbisnis online secara optimal.

Seorang Pelaku UMKM di Kota Semarang, Endang mengaku, selama ini sudah mencoba melakukan bisnis secara online dengan memanfaatkan media sosial. Namun, hasilnya masih belum optimal.

"Saya sudah mulai bisnis online. Terus terang, saya belum merasakan dampak yang benar-benar positif. Bisnis online saya masih belum optimal," ungkap Endang saat mengikuti diskusi Pasar Digital Lokal Raih Peluang Global yang diselenggarakan Kemenkominfo dan Pemkot Semarang di Balai Kota Semarang, Kamis (13/2/2020).

Karena itu, dia membutuhkan dukungan serta bantuan Pemerintah agar dapat mengembangkan usahanya melalui bisnis online dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang FX Bambang Suranggono menjelaskan, per akhir tahun 2019 lalu terhitung ada 17.526 pelaku UMKM yang sudah berizin.

Dari jumlah tersebut, sekitar 20 persen sudah menggunakan sistem usaha online.

Selama ini, Pemkot terus membantu dan mendorong supaya pelaku usaha dapat menyesuaikan pesatnya teknologi di era saat ini.

Satu diantaranya dibuktikan dengan perjanjian kerja sama antara Pemkot dengan platform digital semisal Tokopedia, Blibli.com, Gojek, Grab, dan lainnya.

"Masyarakat sudah mulai memasukkan produk-produknya, baik yang food maupun non-food, untuk masuk di dalam market place," ujar Bambang.

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan safari ke kecamatan dan kelurahan-kelurahan di mana terdapat forum UMKM untuk membantu terkait persoalan-persoalan yang dihadapi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo RI, Widodo Muktiyo menilai, pelaku UMKM sudah mulai ada kesadaran untuk masuk pasar digital.

Pemerintah Pusat pun memprogramkan seluruh daerah untuk mendorong UMKM digital dalam rangka meningkatkan struktur ekonomi kecil menengah di masyarakat.

Pihaknya juga perlu dukungan Pemerintah daerah untuk melakukan akselerasi UMKM digital. Pasalnya, hal itu juga menjadi indikator keberhasilan daerah.

"Tinggal bagaimana kami (pemerintah) mengamplifikasi potensi-potensi UMKM lewat media digjtal. Saya sangat senang kalau Pemerintah daerag bisa ikut mengamplifikasi potensi itu," ujarnya.

Menurutnya, kendala untuk menerapkan UMKM digital secara menyeluruh yakni persoalan mindset masyarakat terkait bisnis digital, yang mana masyarakat masih berpikiran bahwa berjualan harus memiliki toko, investasi, kapital, dan lainnya.

"Sekarang sudah berubah. Hanya dengan gedget kita bisa jualan ke seluruh dunia. Tinggal bagaimana packagingnya," tambahnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved