Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liga Champions 2020

Jadwal Liga Champion 2020 Pekan Depan Atletico Vs Liverpool, Dortmund Vs PSG dan Hotspurs Vs Leipzig

Jadwal Liga Champion 2020 Pekan Depan Atletico Vs Liverpool, Dortmund Vs PSG dan Hotspurs Vs Leipzig

DOK UEFA
Jadwal Liga Champion 2020 Pekan Depan Atletico Vs Liverpool, Dortmund Vs PSG dan Hotspurs Vs Leipzig 

Beratnya larangan dan denda tersebut, mencerminkan keseriusan Badan Kepatuhan UEFA terhadap klub sepak bola Eropa yang melakukan pelanggaran, baik terhadap peraturan ataupun kode etik.

Manchester City dinyatakan bersalah oleh badan kontrol keuangan klub (CFCB) UEFA karena telah menggelembungkan pendapatan sponsor mereka.

Temuan bersalah tersebut mengikuti penyelidikan yang dipicu oleh publikasi email dan dokumen "bocor" oleh majalah Jerman Der Spiegel pada November 2018.

Email dan dokumen yang bocor menunjukkan bila pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan (keluarga penguasa Abu Dhabi), mengeluarkan dana mencapai 67,5 juta Poundsterling per tahun.

Itu untuk mendanai kebutuhan kaos, stadion, hingga akademi Manchester City melalui perusahaan maskapai negaranya, Etihad.

Salah satu email yang bocor menyatakan hanya 8 juta Poundsterling dari sponsor pada musim 2015-2016 yang didanai langsung oleh Etihad.

Sedangkan sisanya berasal dari kendaraan perusahaan milik Mansour untuk kepemilikan Manchester City, Abu Dhabi United Group.

Pihak Manchester City mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka, kecewa namun tidak terlalu terkejut atas keputusan tersebut.

Manchester City berencana akan mengajukan banding atas larangan dan denda tersebut.

"Pada kesempatan paling awal adalah dengan pengadilan arbitrase untuk olahraga (CAS)," tulis pihak Man City.

“Klub selalu mengantisipasi kebutuhan untuk mencari badan independen dan proses secara imparsial mempertimbangkan badan komprehensif bukti yang tidak terbantahkan untuk mendukung posisinya,” bunyi pernyataan itu.

Pada Desember 2018, kepala penyelidik UEFA secara terbuka meninjau hasil dan sanksi yang dimaksudkan untuk dikirim ke Manchester City, sebelum penyelidikan dimulai.

"Klub telah secara resmi mengadu ke Badan Disiplin UEFA dan telah disahkan oleh keputusan CAS," terangnya.

“Sederhananya, ini adalah kasus yang diprakarsai, dituntut, dan diadili oleh UEFA," tandasnya.

Manchester City secara keras membantah melakukan kesalahan, dan mengecam liputan Spiegel karena didasarkan pada materi yang "bocor atau dicuri" yang diambil di luar konteks.

Spiegel menganonimkan sumber mereka sebagai "John", yang dikutip mengatakan dia tidak meretas komputer untuk mendapatkan e-mail.

Tak lama setelah publikasi mereka, ia diidentifikasi sebagai warga negara Portugal, Rui Pinto, yang kini telah dituduh di Portugal dengan 147 tindak pidana.

Termasuk peretasan dan kejahatan dunia maya lainnya, yang ia bantah.

Tuduhan hanya berkaitan dengan klub sepak bola Portugis dan organisasi lain, bukan dengan "kebocoran" e-mail City atau UEFA.

Ketika Manchester City didakwa Mei 2019, klub membantah melakukan kesalahan.

Mereka telah mengalami proses "permusuhan" yang mengabaikan badan bukti komprehensif yang tak terbantahkan.

Terpisah UEFA mengatakan Kamar ajudikasi, setelah mempertimbangkan semua bukti, telah menemukan Manchester City memang melakukan pelanggaran serius terhadap Peraturan Play Fair Keuangan UEFA.

Yakni melalui cara melebih-lebihkan pendapatan sponsornya dalam akun-akunnya dan dalam informasi yang dikirimkan ke UEFA pada periode 2012 dan 2016.

"Kamar Ajudikasi juga menemukan dalam pelanggaran peraturan, klub gagal bekerja sama dalam penyelidikan kasus ini oleh CFCB." beber UEFA.

Konsep financial fair play (FFP), diperkenalkan pada 2011 dengan tujuan mendorong klub sepak bola di seluruh Eropa untuk tidak mengeluarkan uang lebih dari gaji pemain.

Lalu membatasi jumlah yang dapat dimasukkan pemilik klub untuk menutupi kerugian.

Pihak sponsor meningkatkan pendapatan dan harus dihabiskan klub di bawah FFP.

Sehingga, persepsi Mansour sebenarnya mendanai kesepakatan Etihad.

Karenanya menyebabkan dugaan serius bila Manchester City telah menipu CFCB UEFA, yang bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan dengan FFP. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved