Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Beda Cerita Mahasiswi Asal Pontianak dengan Pengacara Chen Qiushi Tentang Virus Corona di China

Wabah virus corona di Wuhan China menjadi sorotan dunia. Sejumlah pihak menilai pemerintah China sangat tanggap melakukan penanganan, namun ada juga s

Editor: m nur huda
KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Syarifah Nurus Soffia Perwira Putri (kiri) menunjukkan foto surat keterangan bebas Corona di rumahnya di Permata Saigon, Jl Tanjung Raya II, Pontianak, Minggu (16/2/2020) siang. Sofi bersama empat warga Kalbar kembali ke rumah usai dikarantina selama 14 hari di Pulau Natuna usai dipulangkan dari Wuhan. Chen Qiushi (kanan). 

Selain Sofi, ada Dista Wahyu Prasetyo (21), mahasiswa Indonesia yang juga kembali ke kediamannya di Kampung Blok Sawo, RT 001/06, No 25, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Dista kuliah di Wuhan University of Technology, Hubei, Cina. Kedatangan Dista disambut para kerabat dan tetangganya.

“Untuk warga negara Indonesia yang masih skeptis terhadap kami yang baru pulang dari China, ini bukti berupa surat keterangan pemeriksaan langsung dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kami WNI yang dievakuasi dari Wuhan dinyatakan sehat, tidak perlu skeptis tidak perlu takut, Indonesia akan selalu baik-baik saja,” katanya.

Dista menyatakan, ia dan WNI lainnya sudah mendapatkan peringatan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China dan pemerintah Cina.

“Jadi sebenarnya itu kami baik-baik saja. Tapi kami di sana nggak bisa ke mana-mana, hanya bisa di kamar. Paling Sabtu dan Minggu kami bisa ke luar untuk beli bahan pangan,” lanjutnya.

Menurutnya, di Wuhan ada banyak kampus. Kondisi setiap kampus berbeda. Ada kampus yang baik-baik saja, ada yang kurang memadai.

Ia menjelaskan, pertama kali tahu virus corona pada Desember 2019 dan beritanya masif pada Januari 2020.

“Saya sebenarnya masih sempat jalan-jalan di Wuhan, meskipun sudah banyak yang pakai masker. Kami baru tahu virus itu benar-benar ada sehari sebelum lockdown, 23 Januari,” ungkapnya.

Ketika tahu lockdown dilakukan, ia dan rekan-rekannya di mess saling menenangkan. Ia juga mengabari sang ibu kondisinya baik-baik saja agar tenang.

“Semua fasilitas transportasi berhenti, Bandara ditutup, sehingga saya waswas karena menyangkut persediaan makanan di mess. Untung sebelum Imlek saya sudah belanja makanan. Biasanya pada saat Imlek toko banyak yang tutup sehingga saya stok makanan untuk satu hingga dua minggu,” katanya.

Selama lockdown diberlakukan, ia hanya beraktivitas di mess. “Membaca jurnal, main game, ke kamar teman, main game lagi, nonton film. Di sana akses internet sangat bagus,” pungkasnya. (Tribun network/gam/dyj)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul BEDA Kisah Mahasiswi China Asal Pontianak dengan Pengacara Chen Qiushi Tentang Virus Corona Attack

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved