Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

FOKUS : Orangtua dan Pembentukan Karakter Anak

BERITA tentang kekerasan di sekolah yang melihatnya anak sekolah semakin meningkat dan beraneka ragam cerita pilunya.

tribunjateng/bram
CATUR WISANGGENI wartawan tribunjateng.com 

Oleh Catur Waskito Edy

Wartawan Tribun jateng

BERITA tentang kekerasan di sekolah yang melihatnya anak sekolah semakin meningkat dan beraneka ragam cerita pilunya. Mulai dari kenakalan biasa hingga mengarah tindakan kekerasan fisik mengarah tindakan kriminal.

Belum hilang dalam benak kita, kasus perundungan siswa SD di Semarang. Kisah pilu terbaru dialami siswi SMP oleh ulah tiga oknum siswa di Purworejo yang dengan semena-mena memukul dan menendang siswi perempuan.

Dalam video yang sempat viral hingga ke orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Cuplikan isi video yang beredar ampak tiga siswa laki-laki memukuli dengan tangan, gagang sapu, dan menendang seorang siswi di dalam ruang kelas. Siswi yang dipukuli tampak diam saja sembari memegang perutnya yang terlihat kesakitan.

Sementara itu, ketiga siswa SMP tersebut senyum semringah saat menganiaya siswi tersebut.

Melihat hal tersebut, tentu membuat siapa pun akan marah dan jengkel terhadap perilaku 3 siswa tersebut. "Ini mah cemen beraninya sama anak perempuan, keroyokan lagi," ujar Fulan di warung Mbah Man. "Memangnya boleh ya kalau korbannya lali-laki dan dilakukan sendirian," tegur Mbah Man.

Fulan hanya terdiam dan akhirnya berujar ya nggak boleh lah, kan itu perbuatan keji dan dilarang agama apa pun Mbah. Mendengar kata-kata itu, Mbah Man hanya tersenyum dan mencoba memberikan nasihat pada Fulan dan semua orang. Meski kasus tiga siswa tersebut kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Peristiwa bisa dijadikan bahan permenungan dan evaluasi semua pihak, khususnya orang tua. Biarlah kasus ini tidak terulang dan kasus perundungan di Purworejo tersebut diselesaikan sesuai hukum dan aturan yang berlaku.

Semua pihak baik penyelenggara sekolah, guru maupun siswa hingga orangtua perlu sama-sama introspeksi terkait kejadian ini. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Kita tidak usah saling menyalahkan dengan menuding siapa yang memulainya? Melihat kasus seperti itu, sebaiknya semua pihak menyikapi dengan bijaksana, dan saling menghormati dan tidak menyinggung perasaan siapa pun. Lalu apakah demikian parahnya moral siswa dan bisa dikatakan mengalami degradasi?

Yang harus dipahami adalah pembentukan karakter dan moral siswa tidak hanya tanggungjawab guru dan pendidik di sekolah. Tapi yang paling bertanggungjawab adalah orangtua.

Karena orangtua telah diberi amanah oleh Allah yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Apalagi, waktu pembinaaan dan pengawasan lebih banyak untuk orangtua di luar jam sekolah.

Maka didikan mental, moral dan karakter dari orangtua sangat vital dan dasar sebelum mereka terjun ke masyarakat sosial dan sekolah. Bagaimana cara orangtua mendidik anak yang benar, tentunyam masing-masing orangtua memiliki metode sendiri-sendiri untuk membentuk mental anak.

Maka sebagai orangtua harus ikut aktif mendidik dan mengawasi pergaulan anak mereka sehingga tidak terjerumus pada perilaku menyimpang. Mau dibentuk seperti apa anak Anda ke depan, tergantung usaha dan doa Anda! Semoga!

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved