Liputan Khusus
Pakar Hidrologi Undip Ingin Desain Tol Tanggul Laut Tol Semarang Demak Disayembarakan
DR Nelwan menilai, proyek tol Semarang-Demak ini kurang transparan dan sedikit sosialisasi. Tahapannya dan detail desainnya belum terbuka dengan jelas
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Pembangunan Tol Semarang-Demak dilakukan oleh PT PP Semarang-Demak selaku konsorsium proyek.
Sedangkan konsesi perusahaan tersebut yakni PT Misi Mulia Metrical (M3), PT Wijaya Karya, dan PT PP Perumahan Semarang Demak.
Ada dua tahap pembangunan Proyek Stategis Nasional (PSN) tersebut. Seksi 1 meliputi ruas Kaligawe-Sayung sepanjang 10,69 kilometer dengan investasi sebesar Rp 9 triliun.
Kemudian seksi II ruas Sayung-Demak yang panjangnya 16,31 kilometer dengan investasi Rp 5,6 triliun.
Namun saat ini yang sedang dikerjakan yakni seksi II dahulu karena seksi I masih terkendala pembebasan lahan.
Menurut informasi dari data yang diterima Tribun Jateng, PT PP Semarang-Demak menggandeng 12 vendor yang akan menyuplai tanah urug, pasir, dan batu.
Setiap vendor memiliki jangka waktu kontrak yang berbeda-beda. Mulai dari 18 bulan hingga lima tahun yang dituangkan dalam SK (Surat Keputusan).
Setiap vendor kemudian menggandeng para pemilik tambang berizin, baik perorangan maupun PT yang memiliki potensi tanah urug, pasir, serta batuan. Lokasi tambang yang diambil ada yang berada di Semarang, Demak, Jepara, Kendal, bahkan di Batang.
Terpisah, Pakar Hidrologi Undip Semarang, DR Ir Nelwan Dipl. HE saat dimintai pendapat oleh Tribun Jateng mengatakan, pembangunan tol Semarang-Demak yang akan melintasi sebagian perairan pantura memungkinkan untuk bisa terealisasi.
Hanya saja, proyek ini memerlukan biaya yang sangat besar. Anggaran senilai Rp 15-16 triliun masih dirasa kurang.
Mengingat pengerjaannya tidak seperti biasa. Sebab keberadaannya bukan hanya menjadi alternatif jalan, namun pemerintah juga akan memanfaatkannya untuk mencegah banjir dan rob. Itu yang bikin biaya mahal.
Nantinya ruas tol yang membentang dari Semarang (Kaligawe) ke Sayung (Demak) merupakan integrasi tol dan tanggul laut.
Tanggul laut ini untuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi di jalur Pantura dan akan dilengkapi dengan kolam retensi.
"Menurut saya segala sesuatu memungkinkan. Hanya saja konsekuensinya yang harus dilihat cost-nya terlalu tinggi atau tidak. Di samping itu juga banyak yang harus dipertimbangan mengenai rencana pembangunan tanggul laut," imbuhnya.
Ia menilai kondisi geologi di area perencanaan jalan tol Semarang-Demak tanah kerasnya terlalu dalam.