Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Buronan KPK

Sayembara Nurhadi dan Harun Masiku Berhadiah iPhone 11, Paranormal Ini Ngaku Tahu Mereka di Kota Ini

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum juga mampu menangkap dua buronan utamanya, mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi

net
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum juga mampu menangkap dua buronan utamanya, mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi dan politikus PDI Perjuangan Harun Masiku.

Petugas KPK beberapa kali membawa surat panggilan pemeriksaan untuk Nurhadi, istri dan anaknya ke rumah mewah Nurhadi di bilangan Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, surat panggilan tidak sampai ke tangan keluarga Nurhadi.

Tribun mendatangi rumah mewah itu pada Rabu (19/2). Rumah itu terletak di hook antara Jalan Hang Lekir V dan Jalan Hang Lekir VIII. Rumah tersebut tampak besar dan mewah karena terdiri dari dua lantai dan merupakan gabungan dua rumah kavling.

Ketua RT 07 RW 06 Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Toto Hardiyono menyebut rumah itu tak lagi dihuni oleh Nurhadi.

Nurhadi; istri Nurhadi, Tin Zuraida dan anak Nurhadi, Rizqi Aulia Rahmi, sudah meninggalkan rumah mewah sejak tahun 2018. "‎Pak Nur (Nurhadi) lama tinggal disini.

Dari tahun 2000, lalu 2018 beliau sekeluarga pindah. Barang-barangnya diangkat beberapa kali," ungkap Toto di kediamannya.

Toto melanjutkan, Nurhadi mengosongkan isi rumah dan memindahkan seluruh isinya ke sebuah vila pribadi di Jawa Barat. Namun, tidak diketahui tempatnya.

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Kecelakaan Dump vs Truk Pakan Ternak, Sopir Tewas Tergencet

Benarkah AHY Berpeluang Besar Gantikan SBY?

Alasan Kenapa Jakmania Diminta tak Datang ke Sidoarjo tapi Persebaya Boleh, Ini Kata Kapolda

Bruk! Balai RT di Ngaliyan Ambruk Dihempas Aliran Kali Buatan Menuju Aliran Sungai Bringin

Perabotan yang dipindahkan dari dalam rumah itu terbilang sangat banyak. Bahkan, proses pemindahan barang-barang dari rumah itu memakan waktu lebih dua hari dan menggunakan banyak pekerja.

"Katanya barang mau dibawa ke vila. Kami juga tidak tanya villanya dimana. Saat pindahan tidak pamit dan sampai sekarang tidak ada komunikasi," ungkap Toto.

Toto bercerita, dirinya didatangi dua orang pria bernama Rahmat dan Kosasih, pada Rabu pagi itu. Kedua orang menjelaskan kepadanya rumah tersebut bukan lagi milik Nurhadi.

"Tadi pagi Pak Rahmat dan Pak Kosasih ke sini. Mereka lapor bahwa rumah itu bukan lagi milik Pak Nur (Nurhadi).

Menurut Pak Rahmat, dia beli rumah itu dari bank, tidak cerita berapa harganya. Lalu dijual lagi ke Pak Kosasih karena usahanya sedang goyang. Jadi sekarang milik Pak Kosasih," tutur Toto.

Meski sudah dibeli orang lain, sepenglihatannya rumah tersebut tak terlihat ada aktivitas alias sepi. Hanya ada dua pemuda yang menjaga rumah.

Surat-surat panggilan KPK untuk istri dan anak buronan kasus suap dan gratifikasi penanganan perkara di MA pada 2011-2016, Nurhadi ‎hanya sampai di tangan Ketua RT 07 RW 06 Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Toto Hardiyono.

Toto menambahkan, dirinya sudah menerima empat surat panggilan pemeriksaan dari petugas KPK untuk keluarga Nurhadi. Hingga kini, ia mengaku bingung hendakan diapakan surat-surat tersebut mengingat Nurhadi, istri dan anaknya tidak lagi menghuni rumahnya tersebut.

"Jadi saya pegang empat surat, dua untuk istri Pak Nur (Nurhadi) dua lagi untuk anaknya. Saya juga bingung surat ini mau diapakah. Sementara saya simpan saja," imbuhnya.

Namun, justru petugas KPK tetapkan menyerahkan surat panggilan pemeriksaan Nurhadi dan keluarga kepada dirinya selaku ketua RT.

Alasannya, petugas KPK mendapatkan informasi bahwa rumah itu masih tercatat sebagai milik Nurhadi di Dukcapil setempat. "Tadi petugas KPK cerita, kalau data di Dukcapil rumah itu masih atas nama Nurhadi," ujarnya.

Pada 13 Februari 2020, KPK menetapkan eks Sekretaris MA Nurhadi; menantu Nurhadi, Riezky Herbiono; dan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto sebagai buronan dan masuk daftar pencarian orang (DPO).

Sebab, Nurhadi cs sudah tiga kali mangkir dalam pemeriksaan sebagai saksi dan dua kali mangkir saat dipanggil sebagai tersangka.

KPK juga meminta Polri untuk memasukkan ketiga orang itu ke dalam DPO kepolisian seluruh Indonesia.

Nurhadi dan menantunya, Rezky, ditetapkan sebagai tersangka karena menerima suap dan gratifikasi dengan total Rp46 miliar terkait pengurusan perkara di MA tahun 2011-2016.

Nurhadi dan menantunya diduga menerima uang dari dua pengurusan perkara perdata di MA dengan menerima Rp33,1 miliar.

Pertama, melibatkan PT Multicon Indrajaya Terminal melawan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero). Kemudian, terkait pengurusan perkara perdata sengketa saham di PT MIT.

Adapun terkait gratifikasi, tersangka Nurhadi melalui menantunya Rezky diduga menerima uang dengan total sekitar Rp12,9 miliar dalam rentang Oktober 2014 hingga Agustus 2016.

Duit sebanyak itu terkait dengan penanganan perkara sengketa tanah di tingkat kasasi dan Peninjauan Kembali (PK) di MA dan permohonan perwalian.

Selain ketiga tersangka, istri Nurhadi, Tin Zuraida; anak Nurhadi, Rizqi Aulia Rahmi; dan istri Hiendra, Lusi Indriati, juga memilih mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK dan menghilang dari tempat tinggalnya.

Selain Nurhadi, KPK juga belum berhasil menangkap tersangka Harun Masiku.

Harun Masiku merupakan caleg PDIP yang gagal ditangkap KPK saat operasi tangkap tangan (OTT) pada 8 Januari 2020. Harun sangkakan memberi suap Rp900 juta ke komisioner KPU Wahyu Setiawan untuk proses pengajuan Pergantian Antar-Waktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024.

Pelaksana tugas (Plt) juru bicara KPK, Ali Fikri mengatakan pihaknya kesulitan menemukan Nurhadi dan Harun Masiku, karena kedua buronannya itu tidak menggunakan telepon genggam maupun transaksi data digital.

"Jika seseorang menggunakan HP (handphone) itu sangat mudah sekali (dilacak), atau menggunakan media sosial, mudah sekali, faktanya kan tidak seperti itu," kata Ali.

Meski begitu, petugas KPK tetap berupaya mencari Harun dan Nurhadi.

Ali mengatakan, KPK bersama kepolisian akan menelusuri beberapa lokasi yang dicurigai menjadi lokasi persembunyian Harun dan Nurhadi. Namun ia enggan membeberkan lokasi-lokasi itu.

"Saya yakin dan KPK berkomitmen menemukan tersangka karena itu kami berkepentingan selesaikan berkas perkara agar bisa dilimpahkan ke (Pengadilan) Tipikor," kata dia.

Ferrari Hingga Mustang

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin mengaku mempunyai informasi bahwa Nurhadi yang dikenal sebagai PNS terkaya itu memiliki vila pribadi di kawasan Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat.

Informannya itu menyebutkan vila milik Nurhadi berada tidak jauh dari Pusdiklat MA. Vila itu dilengkapi kolam renang menghadap hamparan pegunungan.

Informan Boyamin pernah melihat langsung basement dan garasi vila milik Nurhadi. Isinya ada sejumlah mobil mewah Nurhadi seperti Ferrari dan Mustang classic.

"Informan memberikan informasi bila pernah melihat mobil Ferrari dan Mustang di basement vila milik Nurhadi," ujar Boyamin.

Paranormal Sebut di Jogja

Boyamin memperoleh informasi keberadaan tentang keberadaan Nurhadi setelah bererapa hari menggelar sayembara pencarian Nurhadi dan Harun Masiku berhadian telepon genggam iPhone 11.

Ada 15 orang yang menghubungi nomor telepon genggamnya. Seorang di antaranya adalah paranormal asal Banten yang mengaku memiliki kekuatan supranatural. Orang itu menginformasikan Nurhadi berada di Yogyakarta.

"Ada satu orang yang menyatakan akan berusaha mencari dengan ilmu supranatural," kata Boyamin.

Boyamin meneruskan isi pesan pendek dari orang tersebut kepada Tribun. "Selamat malam, maaf mengganggu, saya membaca informasi terkait pencarian Nurhadi sebagai DPO KPK. Mohon izin sekiranya saya ingin membantu, coba dicari orang tersebut di daerah Yogyakarta." (tribun network/fel/ilh/coz)

BREAKING NEWS: Truk Tronton Tabrak Motor Kemudian Nyungsep di Got Jalur Pantura Demak

BREAKING NEWS : Benda Diduga Bom Ditemukan di Brebes Bikin Geger Warga

Satpol PP Razia 7 Pasangan Mesum di Kos, Temukan Tespek Kehamilan dan Kondom, Ada yang Masih Pelajar

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved