Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tragedi Susur Sungai

Pagi Ini, Pencarian Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dilanjutkan, Tim Akan Menyelam di 5 Palung

Basarnas DIY melanjutkan pencarian kedua pada korban tragedi susur sungai sempor oleh Siswa SMPN 1 Turi Sleman pagi ini, Minggu (23/2/2020), setelah s

Editor: m nur huda
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Basarnas DIY akan melakukan Pencarian Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi pada Minggu pagi 

TRIBUNJATENG.COM, SLEMAN - Badan SAR Nasional (Basarnas) DIY melanjutkan pencarian kedua pada korban tragedi susur sungai sempor oleh Siswa SMPN 1 Turi Sleman pagi ini, Minggu (23/2/2020), setelah semalam dihentikan mulai pukul 21.00.

Kepala Basarnas DIY Wahyu Efendi mengatakan, pada Sabtu (22/2/2020) kemarin, pihak Basarnas dan SAR gabungan telah melakukan penyisiran dan pengecekan di beberapa titik yang diperkirakan ada tubuh korban yang menyangkut di dasar sungai. 

"Dilanjutkan besok pagi (pagi ini). Dengan pertimbangan jarak pandang terbatas, karena penerangan juga menggunakan lampu senter," ungkapnya. 

Polisi Tetapkan Seorang Tersangka Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Dikenakan Pasal Kelalaian

Raffi Ahmad dan Gigi Percepat kepulangan Ke Indonesia, Ada Apa? Subuh Sudah di Jakarta

Hasil Liga Italia Tadi Malam: Diwarnai Gol Anulir dari VAR, Fiorentina vs AC Milan Berakhir Imbang

Pengelola Outbound Sungai Sempor: Tidak Ada Pemandu Lokal saat Susur Sungai SMPN 1 Turi

Ia menerangkan di hari kedua, Sabtu (22/2/2020) telah ditemukan satu korban susur sungai atas nama Nadine Fadila.

Kini tersisa dua lagi yang masih dicari.

Rencananya, pencarian korban akan dilakukan hingga tujuh hari. 

"Hari ini sampai radius 3 KM dengan mengerahkan delapan tim. Besok pagi rencana pencarian dengan jarak kurang lebih 26 KM dengan asumsi pencarian dari titik awal," urainya. 

Pihaknya pun akan melakukan tindakan penyelaman dengan personel dari Basarnas, SAR gabungan, DitPolair Polda DIY dan Brimob Polda DIY.

Ia menyebut, dari jarak 3 KM dari titik awal kejadian, terdapat lima palung sudah ditandai dan akan dilakukan penyelaman pada Minggu (23/2/2020).

Sedangkan jaring yang telah ia pasang sejak hari pertama juga tidak membuahkan hasil. 

Selain titik palung, Wahyu menjelaskan bahwa karakter sungai yang disisir rata-rata sedalam 50cm sampai 1m.

Ada sungai yang lebar kemudian menyempit dengan kondisi berbatu. 

Saat disinggung mengapa korban kebanyakan perempuan, Wahyu menjelaskan bahwa itu dikarenakan kondisi pakaian ya dikenakan saat arus air menerjang mereka. 

"Perempuan menggunakan rok. Saat di air otomatis rok itu akan menghalangi air jadi bisa kebawa arus. Kalau pake celana, air akan lewat celah. Dan yang ditemukan semua perempuan dan menggunakan rok semua," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MDsebagaimana dilansir dari Kompas.com, pada Sabtu (22/2/2020), mengunjungi keluarga korban di SMP Negeri 1 Turi, Sleman, DIY.

Menurut Mahfud, sekolah tidak perlu takut mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka.

Namun, sebelum melakukan kegiatan di alam terbuka, pihak sekolah perlu melakukan pengawas ketat dan mempersiapkan segalanya dengan matang.

Salah satu yang penting, menurut Mahfud, melihat segala macam risiko dan kemungkinan yang bisa terjadi. 

Selain itu, menurut Mahfud, perlu menyiapkan langkah-langkah guna menghadapi risiko-resiko yang mungkin timbul secara mendadak.

Misalnya dalam kasus susur sungai, pihak sekolah atau penyelenggara harus mempelajari keadaan cuaca terlebih dahulu.

"Kalau cuacanya tidak memungkinkan, lebih baik jangan berspekulasi," kata 

Selain itu, menurut Mahfud, tata cara, perlengkapan yang dibawa hingga pakaian yang digunakan juga tidak kalah penting untuk disiapkan sejak awal.

"Kalau menyusur sungai misalnya, mungkin kurang bagus kalau memakai rok yang panjang, karena air bisa mendorong orang untuk dibawa oleh arus," kata Mahfud.

Mahfud meminta agar lembaga pendidikan di seluruh Indonesia bisa belajar dari kejadian di Sleman.

Namun, hal ini tidak lantas menghentikan kegiatan ekstrakurikuler.

"Bukan menjadi takut lalu menghentikan kegiatan yang sifatnya ekstrakurikuler, apalagi Pramuka," kata Mahfud.

Menurut Mahfud, Pramuka mendidik anak-anak untuk cinta kepada Tuhan.

Selain itu, mengajarkan untuk cinta kepada bangsa dan negara, serta mengajarkan mencintai alam.

"Itulah ajaran yang sangat penting bagi semua anak didik di Indonesia," kata Mahfud.

Kepala sekolah tak dilapori

Kepala SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiyana, mengaku tidak mengetahui program kegiatan susur sungai. Namun demikian, kegiatan tersebut merupakan program lama.

"Kami atas nama sekolah mohon maaf atas terjadinya musibah ini yang benar-benar tidak kami prediksi dari awal, tidak menduga," ujar Tutik dalam konferensi pers di sekolahnya, Sabtu (22/2/2020).

Kepala SMP Negeri 1 Turi, Sleman Tutik Nurdiyana (memengang mik) saat memberikan keterangan kepada wartawan, Sabtu (22/2/2020).
Kepala SMP Negeri 1 Turi, Sleman Tutik Nurdiyana (memengang mik) saat memberikan keterangan kepada wartawan, Sabtu (22/2/2020). (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Tutik menyampaikan, SMP Negeri 1 Turi mempunyai ekstrakurikuler Pramuka.

Kegiatan Pramuka digelar setiap hari Jumat dari pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB.

Kegiatan susur sungai merupakan program rutin pada ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Turi.

"Bagi kami, mungkin anak-anak penduduk Turi, mereka familiar dengan lingkungan Turi, jadi bukan hal yang khusus," katanya.

Menurut dia, ada tujuh orang yang mendampingi saat kegiatan susur sungai.

Mereka merupakan guru-guru di SMP Negeri 1 Turi.

Kegiatan susur sungai ini, lanjutnya, murni kegiatan SMP Negeri 1 Turi.

Kegiatan Pramuka susur sungai merupakan program lama.

"Saya di sini kepala sekolah baru, baru 1,5 bulan, program-program ini melanjutkan yang lama. Semester kemarin sudah ada program seperti itu," katanya.

Tutik mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan susur sungai pada Jumat (21/2/2020). Sebab, para pendamping tidak memberikan laporan.

"Jujur, saya tidak mengetahui adanya program susur sungai di hari kemarin itu, mereka tidak matur (laporan). Karena mungkin menganggapnya anak-anak biasa, anak Turi susur sungai itu hal biasa," katanya.

Sembilan pelajar tewas

Sebelumnya, Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban siswa yang hanyut di Sungai Sempor saat mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai.

Saat ini, ada satu korban lagi yang masih belum ditemukan.

"Pukul 10.15 WIB ditemukan satu korban," ujar Koordinator Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, Sabtu (22/2/2020).

Korban yang ditemukan itu berjenis kelamin perempuan.

Tim SAR menemukan korban di daerah DAM Lengkong.

Tim SAR gabungan kembali menemukan satu lagi korban pada pukul 10.35 WIB. Korban yang ditemukan berjenis kelamin perempuan.

"Pukul 10.35 WIB ditemukan satu korban di DAM Polowidi. Jadi total yang sudah ditemukan sembilan orang, dan satu masih dalam pencarian," ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan menuturkan, korban saat ini langsung dibawa ke Puskesmas Turi.

"Menuju Puskesmas Turi untuk dilakukan identifikasi," bebernya.

Tim SAR gabungan sampai saat ini masih terus melakukan proses pencarian terhadap satu korban lagi.

Jarak pencarian dilakukan dengan menyusur sungai.

"Kira-kira tim pencarian jaraknya sekitar 6-7 km dari titik awal kejadian," ungkapnya.(*Troibunjogja.com/Kompas.com) 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pencarian Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dilanjutkan Besok Pagi

2 Korban Susur Sungai Siswa SMPN 1 Turi Belum Ditemukan, Pencarian Dilanjutkan Besok Pagi

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved