Heboh! Remaja Klaten Curi Pakaian Dalam Wanita untuk Aktivitas Seksual, Ini Penjelasan Pakar
Kasus remaja yang memiliki kelainan seksual dengan menempelkan barangnya ke jok motor membuat banyak orang bertanya-tanya.
TRIBUNJATENG.COM -- Kasus remaja yang memiliki kelainan seksual dengan menempelkan barangnya ke jok motor membuat banyak orang bertanya-tanya.
Benarkah kelainan? Benarkah saat ini sudah masuk zaman edan, atau dulu sebenarnya sudah ada orang-orang yang memiliki kelainan tapi tidak terdeteksi dan terekspos?
Istilah paraphilia (kelainan seksual) pertama kali disebut oleh seorang psikoterapis bernama Wilhelm Stekel dalam bukunya berjudul Sexual Aberrations pada tahun 1925.
Paraphilia berasal dari bahasa Yunani, para berarti "di samping" dan philia berarti "cinta".
Definisi mengenai paraphilia menjelaskan sebagai kondisi yang ditandai dorongan, fantasi, atau perilaku seksual yang berulang dan intensif, yang melibatkan objek, aktivitas atau situasi yang tidak biasa dan menimbulkan keadaan distress (stres yang berbahaya) yang meyakinkan secara klinis atau kerusakan dalam masyarakat, pekerjaan atau area fungsi-fungsi lainnya.
• Siapa Kandidat Terkuat Pilpres 2024 Versi Indo Barometer? Prabowo Subianto Terkuat, Ganjar Urutan 4
• Setelah Ditunggu Alasan Kenapa Musim Hujan Kok Susur Sungai, Ini Jawaban Pembina Pramuka dan Kepsek
• Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Inggris Terkini: Bruno Ikut Antar Man United Tembus 5 Besar
• Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Italia Pekan Ini: Lazio Tempel Juventus, 4 Laga Ditunda Virus Corona
Paraphilia terdiri atas sembilan jenis, sebagian besar sudah dikenal di kalangan masyarakat luas.
1. Ekshibisionisme: mempertunjukkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal untuk mendapatkan kenikmatan seksual.
2. Fetisisme: umumnya menggunakan benda-benda khas wanita seperti bra, celana dalam, untuk mendapatkan kenikmatan seksual.
3. Froteurisme: kenikmatan seksual dengan menyentuh dan menggesek-gesekkan ke bagian sensitif orang yagn sedang tidak memperhatikan di tempat yang berdesakan.
4. Pedofilia: aktivitas seksual dengan anak-anak.
5. Masokisme seksual: kenikmatan seksual diperoleh jika secara fisik dilukai, diancam, atau dianiaya.
6. Sadisme seksual: kebalikan dari masokisme, yaitu kenikmatan seksual diperoleh jika menyebabkan penderitaan fisik maupun psikis pada mitra seksual.
7. Fetisisme transvestik: dorongan seksual diperoleh dengan berpikir atau berimajinasi sebagai wanita, mengenakan baju wanita.
8. Veyourisme: kenikmatan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mengganti atau menanggalkan pakaiannya, telanjang, atau sedang beraktivitas seksual.
9. Paraphilia yang tak terdefinisikan, terdiri dari berpuluh-puluh jenis kelainan seksual lainnya, seperti nekrofilia (perilaku seksual dengan mayat), bestialiti (perilaku seksual dengan binatang), dan lain-lain.