Berita Jateng
Menjamurnya Kedai Kopi Kekinian Dongkrak Konsumsi Susu Lokal di Jateng
Banyaknya wisata kuliner berupa kedai kopi susu kekinian yang menjamur di Jawa Tengah, berdampak pada tingkat konsumsi susu segar lokal.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banyaknya wisata kuliner berupa kedai kopi susu kekinian yang menjamur di Jawa Tengah, berdampak pada tingkat konsumsi susu segar lokal.
Di coffe shop tersebut banyak menyediakan menu minuman olahan yang dicampur dengan susu.
Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden Banyumas yang merupakan institusi di bawah Kementerian Pertanian mencatat ada permintaan signifikan beriringan maraknya kedai kopi.
• Remaja Klaten Melakukan Seks dengan Jok Motor Berhias Pakaian Dalam Wanita Curian, Digrebek Warga
• Setelah Ditunggu Alasan Kenapa Musim Hujan Kok Susur Sungai, Ini Jawaban Pembina Pramuka dan Kepsek
• Maut Cinta Terlarang: Murianto Bunuh Selingkuhan Gara-gara Ditelepon Tidak Dijawab dan Dimatikan
• Dekat Sejak Audisi, Ziva Indonesian Idol Jelaskan Status Hubungannya dengan Samuel
"Dulu untuk pemasaran sangat susah, paling hanya habis 1.000 liter perhari.
Itu pun ada yang dikirim ke luar kota seperti Jakarta, Tegal, dan Semarang. Kini, konsumsi sudah meningkat," kata Kepala BBPTUHPT Baturraden, Sintong HMT Hutasoit, Minggu (23/2/2020).
Saat ini, produksi susu segar sebanyak 3.000 liter perhari, sudah bisa terdistribusi semua.
Menurutnya, kedai kopi bakal mempertimbangkan kualitas susu lokal yang diproduksi di pegunungan tersebur.
Meskipun lokal, ia mengklaim kualitas rasanya tidak kalah dengan yang bermerek top.
"Rata-rata di coffe shop campuran minumannya adalah susu fresh.
Daripada beli yang bermerek, mahal, lebih baik pakai susu lokal dengan kualitas rasa tak kalah," ujarnya.
Selama ini, target pasarnya yakni koperasi dan perorangan.
Industri besar jarang lantaran mereka sudah memiliki lahan dan sapi ternak perah sendiei.
Di peternakan sapi peninggalan Belanda tersebut, terdapat sekitar 1.500 populasi sapi.
Sebanyak 80 persen indukan dihasilkan pertahun. Ada jantan dan betina.
Karena itu, untuk mengedukasi masyarakat, pihaknya terbuka untuk menerima jika ada pihak yang mau belajar ternak sapi dan kambing yang baik.
Lalu kualitas bibit terjamin, produk yang dileluarkan memiliki sertifikat semua.
Sementara, data di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan)Provinsi Jateng, menyebutkan produksi susu segar setiap tahun pada 2019 kemarin yakni sebanyak 103.625.167 kilogram.
"Jumlah populasi sapi perah yang ada di Jateng 133.920 ekor," terang Kepala Disnakeswan, Lalu M Syafriadi.
Ia menjelaskan produkai susu segar di Jateng pada 2019 sebanyak 103.625.167 kilogram, sedangkan susu segar untuk olahan sebanyak 27.989.803 kilogram.
"Sehingga, produksi total ada 131.614.970 kilogram.
Sedangkan kebutuhan susu sekitar 126.856.228 kilogram.
Jadi Jateng masih surplus sebanyak 4.757.989 kilogram," jelasnya.
Jateng memiliki sentra produksi susu selain Baturraden.
Yakni Boyolali dengan produksi 51.109.015 kilogram pertahun, Kabupaten Semarang (28.814.121 kg), Klaten (5.121.174 kg), Kota salatiga (4.760.820 kg), dan Kota Semarang (3.724.958 kg).
Sementara, populasi sapi perah yang ada yakni Boyolali (94.088 ekor), Kabupaten Semarang (25.958 ekor), Klaten (6.443 ekor), Kota Salatiga (3.590 ekor), dan Kota Semarang (1.915 ekor).(mam)
• Di Hadapan Ratusan Sosialita, Donini Launching Parfum Unik yang Kemasannya Dilapisi Kulit Asli
• Penemuan Kerangka Manusia di Jepara, Lokasi di Jurang, Diduga Korban Pernah Dibawa ke Orang Pintar
• Sabai Dieter Ajarkan Ini ke Bjorka Putranya, Ringgo Agus: Ajaran Macam Apa Ini Bojo?