Wabah Virus Corona
Ini Strategi Ganjar Pranowo Hadapi Wabah Virus Corona Agar Tak Berdampak pada Ekonomi di Jateng
Virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan Cina kini kian merebak ke sejumlah negara di dunia.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan Cina kini kian merebak ke sejumlah negara di dunia.
Kasus ini membawa dampak luar biasa pada perekonomian Cina dan global.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tengah menyiapkan langkah atas dampak yany ditimbulkan.
• Polisi Amankan Bra Hitam, Celana Dalam hingga Uang dalam Penggerebekan Prostitusi Online di Sunter
• Tepat Adzan Subuh, Maling HP di Semarang Beraksi, Wajah Pencuri Berjaket Biru Terekam CCTV
• Sadisnya Cara Ayah Kandung Paksa Mayat Putrinya Masuk Gorong-gorong dan Dibonceng Motor Dulu
• BREAKING NEWS: Kecelakaan di Tol Jatingaleh Semarang, Truk Tangki Solar Hangus Terbakar
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membagi dalam dua klaster langkah yang harus dilakukan, yakni strategis dan taktis.
"Kami membuat skenario bagaimana penanggulangan penyakitnya dan secara ekonominya dipertimbangkan masak-masak," kata Ganjar usai menggelar Rapat Koordinasi Penanggulangan Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020).
Dalam keterangan tertulis, untuk sektor perekonomian, Ganjar mengatakan saat ini pihaknya tengah mencermati indikasi Jateng bakal terkena dampak.
Pertama akibat virus corona dan kedua dari status negara maju yang dilabelkan Amerika pada Indonesia.
Dalam rapat yang digelar bersama dinas-dinas dalam rumpun perekonomian dan pembangunan sumberdaya manusia, juga melibatkan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bea Cukai dan para ilmuwan tersebut diformulasikan kemungkinan para pengusaha bakal kesulitan bahan baku.
"Karena itu, tadi diskusinya mencari negara yang bisa memberikan bahan baku sebagai pengganti bahan baku yang sebagian besar bersumber dari Cina.
Kami siapkan program relaksasi terutama dalam perizinan-perizinan," jelasnya.
Gubernur mengungkapkan bahwa industri yang paling besar di Jateng yakni tekstil dan mebel.
Sebagian besar industri itu bahan bakunya diimpor dari Cina.
Ia menyebut rata-rata bahan baku seperti kapas hanya akan bertahan dalam dua bulan ke depan.
"Minggu depan akan diformulasikan bagaimana kami mengantisipasi secara strategis atau jangka panjang maupun taktis jangka pendek.
Untuk jangka pendek tadi bicara untuk mencari subtitusi kapas yaitu rayon.