Berita Viral
Bunuh & Masukkan Mayat Putrinya ke Gorong-gorong, Budi Rahmat Curhat Perasaannya Kini & Sujud di TKP
Bunuh & Masukkan Mayat Putrinya ke Gorong-gorong, Budi Rahmat Curhat Persaannya Kini & Sujud di TKP
TRIBUN-MEDAN.COM - Bunuh & Masukkan Mayat Putrinya ke Gorong-gorong, Budi Rahmat Curhat Persaannya Kini & Sujud di TKP
Pelaku pembunuhan siswi SMP di Tasikmalaya, DS (13) kembali memberi pengakuan pasca ditetapkan tersangka.
Pelaku pembunuhan siswi SMP ini adalah ayah kandungnya, Budi Rahmat (45).
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Penemuan Mayat Perempuan di Depan Hotel Bintang 4
• Strategi Kopassus Bikin Dukun PKI Mbah Suro yang Dikenal Sakti dan Kebal Senjata Tak Berkutik
• Kemenkes Sebut Ada Perubahan Gejala Terkena Virus Corona, Covid-19 Makin Jinak?
• Sudah Gabung dengan Tim PSIS Semarang di Surabaya, Manajemen Kabarkan Kondisi Cedera Bruno Silva
Terungkapnya kasus tersebut berawal dari penemuan mayat DS di gorong-gorong dekat sekolahnya pada Senin (27/1/2020) lalu.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan ayah kandung DS sebagai tersangka pembunuhan.
Sebelum ditemukan di gorong-gorong, DS dihabisi ayah kandungnya di rumah kosong.
Budi Rahmad menghabisi nyawa anaknya dengan cara mencekik hingga akhrinya korban meninggal dunia.
Awalnya, korban mendatangi tempat kerja ayanya sepulang sekolah dengan naik angkutan umum pada Kamis (23/1/2020).
Tiba di tempat kerja ayah kandungnya di rumah makan kawasan Jalan Laswi, Kota Tasikmalaya, korban bertemu dengan ayahnya.
Saat itu, korban meminta uang Rp 400 ribu kepada ayahnya untuk study tour sekolahnya ke Bandung.
Pelaku sempat memberi uang Rp 300 ribu kepada korban yang sebagian di antaranya Rp 100 ribu merupakan hasil pinjaman dari bosnya.
"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cekcok dengan pelaku. Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat Konferensi Pers, Kamis (27/2/2020) siang.
Setelah cekcok, pelaku yang merasa emosi dan kesal itu mencekik korban hingga meninggal duinia.
Korban lantas dibiarkan di kamar rumah kosong tersebut.
Sedangkan pelaku kembali bekerja sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (23/1/2020) sore.

Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto merilis pengungkapan kasus siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya, Kamis (27/2/2020) siang. (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)
Sepulang kerja sekira pukul 21.00 WIB, pelaku kembali ke rumah kosong itu yang kemudian menyembunyikan jasad di gorong-gorong dekat sekolah korban.
Pelaku membawa jasad anaknya ke gorong-gorong dari rumah kosong itu menggunakan motor.
Korban dibonceng dengan kondisi kedua tangannya terikat seperti memeluk.
"Jadi pelaku sudah tahu setelah mencekik korban yang juga anak kandungnya itu telah tewas. Ditinggalkan kerja lagi baru dibawa ke gorong-gorong sekolahnya untuk disembunyikan," pungkasnya.
Pelaku memasukkan korban ke gorong-gorong secara paksa.
"Mayat korban saat dimasukan gorong-gorong dipaksakan oleh pelaku. Supaya tersembunyi ke dalam gorong-gorong itu, pelaku mendorong mayat korban pakai salah satu kaki mencapai 2 meter jaraknya dari mulut gorong-gorong itu," kata Anom.
Mulanya, pelaku mengira aksinya dapat mengaburkan perbuatan jahatnya dan menganggap kematian anaknya karena kecelakaan.
"Memang mayat korban membusuk secara kasat mata sulit untuk diketahui sidik jari pelaku. Namun, hasil otopsi yang sudah diliput rekan-rekan sebelumnya berhasil mengungkap ciri-ciri kekerasan pelaku," tambahnya.
Terbaru, Budi Rahmat mengungkapkan bahwa dirinya pertama mengakui perbuatannya saat dibawa polisi ke TKP pembunuhan.
Budi Rahmat mengakui seluruh perbuatannya telah mencekik anak kandungnya di rumah kosong hingga tewas.
Saat dibawa ke TKP pembunuhan, Budi Rahmat mengaku sempat bersujud.
Budi Rahmat juga mengaku kalau dirinya sempat mendoakan anaknya.
"Saya pertama kali mengaku saat dibawa ke rumah kosong itu oleh Polisi, saya langsung bersujud dan meminta maaf sekaligus mendoakan anak saya," jelas Budi kepada Kompas.com di Ruang Sel Tahanan Mako Polres Tasikmalaya Kota, Rabu (4/3/2020).

Kini Budi mengaku sangat menyesali perbuatanya termasuk perkataan bohongnya kepada semua orang selama ini.
Ia mengaku kerap berbohong jika dirinya merasa tertekan dan tak mau ambil pusing.
"Saya akui saya selalu berbohong kalau ada masalah ke saya. Ini jadi begini jadinya," ungkap Budi, sembari enggan menjawab lagi pertanyaan yang dilontarkan sembari kembali duduk di pojok sel.
Pelaku sempat berbohong ke guru korban
Sebelum kasus ini terungkap, Budi Rahmat sempat buka suara tentang kematian anaknya.
Saat itu, ayah kandungnya sempat mengungkap keberadaan anaknya kepada pihak sekolah.
Hal itu diungkapkan langsung Wakil Kepala Sekolah tempat DS bersekolah, Saefulloh.
Ia mengatakan bahwa pihak sekolah sempat ikut mencari keberadaan DS yang dilaporkan hilang pada Kamis (23/1/2020).
Pihak sekolah mendapat kabar jika siswi SMP tersebut tidak kunjung pulang ke rumahnya.
Kemudian pihak sekolah mencoba menemui ayah DS yang diketahui sudah bercerai dengan ibu kandung korban.
Pihak sekolah menemui ayah kandung DS di tempat kerjanya di sebuah rumah makan pada Jumat (24/1/2020).
Ketika itu, sang ayah memyebut bahwa DS ada padanya dan meminta pihak sekolah tidak khawatir.
"Saat menanyakan ke ayahnya saat Jumat, ayahnya bilang anaknya sudah ada di rumahnya. Jadi, kami pun pihak sekolah sudah tenang waktu itu karena menganggap anak itu sudah sama ayahnya," ungkap Saefulloh.
Karena merasa DS sudah ditemukan keberadaannya, pihak sekolah pun menghentikan pencarian.
Namun ternyata Saeful jusru mendapat kabar jika DS ditemukan meninggal dunia di gorong-gorong depan sekolah.
"Kami langsung kaget menerima kabar duka itu. Kami telepon ibu Kepala Sekolah, ternyata beliau pun sampai lemas mendengar kabar itu," terang Saeful.
Sementara itu Budi Rahmat mengakui dirinya telah berbohong kepada guru anaknya bahwa anaknya ada bersamanya saat pihak sekolah mencari putrinya di tempat kerjanya.
Padahal, saat itu putrinya tidak ada bersamanya.
Budi menyebut jika dirinya saat itu hanya ingin guru DS segera pergi dari tempat ia bekerja.
"Supaya cepat saja, Saya lagi sibuk kerja dan supaya guru sekolah anak saya cepat pulang,
waktu itu juga selain supaya guru itu cepat pulang, saya teringat kalau DS sedang bersama saya," ucapnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (11/2/2020).
(TribunnewsBogor.com/ Kompas.com)
• Kemenkes Sebut Ada Perubahan Gejala Terkena Virus Corona, Covid-19 Makin Jinak?
• Tersipu saat Ditanya Malam Pertama, Kakek 103 Tahun yang Nikahi Gadis 30 Tahun Berikan Mahar Ini
• Strategi Kopassus Bikin Dukun PKI Mbah Suro yang Dikenal Sakti dan Kebal Senjata Tak Berkutik
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Penemuan Mayat Perempuan di Depan Hotel Bintang 4
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pengakuan Terbaru Budi Rahmat (45) yang Tega Membunuh Putri Kandungnya DS (13) yang Masih Siswi SMP