Asal Usul
Asal Usul Nama Kelurahan Randugunting Tegal, Abdi Amangkurat II dan Pengikut Tumenggung Martoloyo
Asal usul penamaan Kelurahan Randugunting di Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: abduh imanulhaq
Pesannya, nitip tempat ini. Jangan sampai kotor dan jangan sampai ada yang berbuat tidak- tidak,” ungkapnya.
Sementara arsip sejarah yang dibacakan Lurah Randugunting Duryani menyebutkan sosok Mbah Randugunting memang betul adanya.
Mbah Randugunting adalah prajurit dan pengikut Amangkurat II atau Adipati Anom, putra Amangkurat I.
Duryani menjelaskan, nama Randugunting berasal dari nama pohon randu yang batangnya bercabang menyerupai gunting terbuka yang ditemukan oleh seorang prajurit pengikut setia Amangkurat I.
Setelah Amangkurat I wafat, prajurit tersebut melanjutkan pengabdiannya kepada Amangkurat II dan Tumenggung Martoloyo bupati Tegal.
“Tapi nama asli Mbah Randugunting sampai saat ini belum diketahui.
Beliau dinamai dengan pohon randu berbentuk gunting terbuka yang ia temui saat bertugas.
Berkat penemuannya itu, beliau makin terkenal kemudian menjadi nama Ki Gede Randugunting atau Mbah Randugunting,” ungkapnya.
Atas rekomendasi Tumenggung Martoloyo, Mbah Randugunting dinobatkan Sunan Amangkurat II sebagai Lurah Dalem Kabupaten Tegal pada 1677.
Ia ditugaskan Tumenggung Martoloyo untuk mengampu wilayah Randugunting yang dahulu mencakup luas Kelurahan Kemandungan, Pekauman, Kraton, dan Tegalsari.
Kemudian dalam catatan sejarah, menurut Duryani, Mbah Randugunting wafat padai usia 90 tahun.
Dia dimakamkan di Makam Kemuning yang saat ini berada di belakang SDN I Randugunting.
“Sosok Mbah Randugunting sangat berpengaruh.
Beliau cakap dan mampu mengatasi masalah- masalah sosial masyarakat.
Bahkan kepeduliannya saat itu diceritakan dengan wujud mengadakan perbaikan dan penyempurnaan sistem pengairan.