IHSG Hari Ini
IHSG hari ini Bursa Rontok Pandemi Virus Corona Seret IHSG Anjlok hingga 5,01%
Kabar IHSG Hari Ini bagaimana? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun semakin dalam. IHSG tercukur hingga 5,01 persen ke posisi 4.895,74
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Kabar IHSG Hari Ini bagaimana? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun semakin dalam. IHSG tercukur hingga 5,01 persen ke posisi 4.895,74 pada perdagangan Kamis (12/3).
Posisi itu sekaligus menjadi angka terendah IHSG sejak Juni 2016. Sejak awal tahun, IHSG sudah terkoreksi hingga 22,28 persen.
Akibat penurunan itu, kemarin Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt sejak 15.33 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) hingga tutup perdagangan, atau berarti perdagangan ditutup setengah jam lebih cepat.
Sepanjang hari kemarin tercatat transaksi senilai Rp 5,04 triliun, dengan net foreign sell di seluruh pasar sebesar Rp 256,86 miliar.
Analis Sucor Sekuritas, Hendriko Gani mengatakan, sentimen penurunan IHSG itu masih disebabkan kepanikan investor atas merebaknya virus corona.
Terlebih, kemarin World Health Organization (WHO) secara resmi menetapkan virus corona sebagai pandemi global.
• Jadwal Proliga 2020 Hari Ini: Mulai Pukul 15.00 WIB: Perang Bintang JPE vs Jakarta BNI 46
• HOROR! Kisah Kakek 85 Tahun Selama 4 Hari Tinggal Serumah Bersama Mayat, Faktanya Mengejutkan
• Teddy Bawa 10 Pengacara untuk Urus Warisan Lina, Pesan Menohok Sule: Harta tak Akan Dibawa Mati
• BERITA LENGKAP: 5 Wig, 2 Bra dan 35 Kondom Diamankan dalam Kasus Prostitusi Gay Online di Semarang
"IHSG sangat merespons berita-berita negatif terkait dengan virus corona. Misalnya saja waktu kasus pertama kematian pasien corona di Indonesia, IHSG juga langsung drop," katanya, saat dihubungi Kontan, Kamis (12/3).
Analis Phintaro Sekuritas, Valdy Kurniawan menuturkan, penurunan IHSG kemarin masih disebabkan sentimen persebaran wabah corona di luar wilayah China, termasuk Indonesia.
"Jadi secara psikologis, investor masih cenderung wait and see terhadap perkembangan penanganan wabah ini," ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT BEI, Yulianto Aji Sadono menyatakan, telah terjadi pembekuan sementara perdagangan, alias trading halt pada sistem perdagangan di BEI pada pukul 15.33 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5,01 persen.
Menurut dia, hal itu dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
Otomatis
Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, mengungkapkan, trading halt otomatis itu terjadi pada pukul 15.33, ketika IHSG turun lebih dari 5 persen.
Ketentuan tambahan tentang pemberlakuan trading halt dilakukan jika IHSG turun sampai 5 persen itu diambil untuk mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
Hal itu sehubungan dengan perkembangan kondisi pasar modal Indonesia yang masih terus mengalami tekanan akibat meluasnya penyebaran virus corona serta pelemahan harga minyak dunia.
Melalui surat bernomor S-274/PM.21/2020, OJK memerintahkan kepada BEI menghentikan kegiatan perdagangan saham bila IHSG berada dalam tekanan.
Rinciannya, bila IHSG turun 5 persen dalam sehari, BEI diperintahkan menghentikan perdagangan selama 30 menit. Aturan itu mulai berlaku pada perdagangan Rabu (11/3), sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Sementara bila IHSG turun hingga 10 persen atau turun melebihi 15 persen, BEI harus segera menerapkan protokol krisis yang dimiliki, sesuai SK Direksi BEI nomor Kep-00366/BEI/05-2012 mengenai Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Darurat.
Berdasarkan keterangan OJK, protokol krisis yang dimaksud adalah apabila IHSG tetap mengalami penurunan hingga mencapai lebih dari 15 persen setelah trading halt dilakukan, BEI akan memberlakukan trading suspend sampai akhir sesi perdagangan, atau lebih dari satu sesi perdagangan.
Langkah trading suspend dilakukan setelah mendapat persetujuan OJK. (Kontan/Nur Qolbi/Benedicta Prima/Ika Puspitasari)
Pasar Cepat Merespon
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fakhri Hilmi menyebut, anjloknya IHSG tidak terjadi pada perdagangan kemarin. Kondisi itu sudah terjadi sejak beberapa waktu belakangan.
Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada warga Indonesia yang positif terpapar virus corona, IHSG langsung mengalami penurunan. Informasi itu cepat direspons oleh pasar.
Menurut dia, kondisi tidak menguntungkan itu terus terjadi. IHSG sempat mengalami naik turun pasca pengumuman adanya dua WNI yang positif terkena corona.
Kemudian, setelah adanya kabar satu orang meninggal karena corona, IHSG kembali anjlok. "Informasi spesifik (corona-Red) di Indonesia membuat pasar tertekan," jelasnya.
Selain wabah corona, Fakhri berujar, ada beberapa sentimen pasar modal dunia yang membuat IHSG terjun bebas 16,37 persen dalam sebulan terakhir.
Di antaranya adalah perang harga minyak antara OPEC+ (OPEC dan sekutunya) dan Rusia. Akibatnya harga minyak dunia sempat menyentuh level 30 dollar AS/barrel. Sentimen lain adalah keputusan AS menurunkan suku bunga untuk menangkal krisis yang nyatanya tidak berhasil.
"Isu corona belum ada yang bisa mengatakan dalam 2 bulan, setahun, sekarang enggak ada yang yakin (bisa selesai-Red). Tapi ada secercah harapan, di Wuhan sudah mulai berkurang. Indonesia sudah 34 pasien corona, ini yang membuat seperti ini (pasar saham bergejolak-Red)," tuturnya.
Untuk menjaga kondisi pasar tetap baik, OJK mengeluarkan berbagai kebijakan. Otoritas mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Aturan itu sebagai upaya memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan. (Tribunnews/Dodi Esvandi)