Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun jateng Hari Ini

Khawatir GenZ Kabur, Menkeu Minta BEI Tertibkan Saham Gorengan

Pembiaran terhadap praktik manipulasi harga saham bisa berdampak serius pada kepercayaan investor

Editor: Vito
Tribunjateng/Rifqi Gozali
MENKEU - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Pendopo Bupati Kudus, Jumat (3/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) menertibkan praktik goreng-menggoreng saham dan saham-saham gorengan di lantai bursa sebagai prasayarat agar bursa saham bisa mendapatkan insentif pajak dari pemerintah.

Adapun, insentif yang diminta BEI berkaitan dengan kebijakan perpajakan sektor pasar modal. "Tadi direktur bursa minta insentif yang belum tentu saya kasih," katanya, dalam konferensi pers usai melakukan dialog bersama para pelaku pasar modal di gedung BEI, Jakarta, Kamis (9/10).

"Saya bilang akan saya berikan insentif kalau anda sudah merapikan perilaku investor di pasar modal, artinya yang goreng-gorengan dikendalikan," sambungnya.

Menurut dia, praktik goreng-menggoreng saham masih belum jadi perhatian serius manajemen BEI. Padahal, hal itu mendesak dilakukan demi melindungi investor kecil.

"Kondisi pasar modal kita banyak yang goreng-goreng, tapi (BEI-Red) santai aja, masih lenggang kangkung. Investor kecil jadi rugi kan?" tukasnya.

Dalam kesempatan berbeda, Purbaya mengingatkan, pembiaran terhadap praktik manipulasi harga saham bisa berdampak serius pada kepercayaan investor, terutama generasi muda yang kini mendominasi pasar modal.

“Kalau itu nggak dibersihin, nanti minat gen Z atau kalangan muda berinvestasi bisa hilang. Sekarang 50 persen investor itu anak muda. Kalau mereka hilang, ya sudah, pasar modal kita gak bisa berkembang lagi,” tukasnya.

“Tapi kalau dirapihkan, maka mereka akan berani masuk ke pasar saham, karena mereka (investor ritel-Red) pikir akan berpendapat bahwa di sana fair game, permainannya fair, nggak dimanipulasi sama kalangan tertentu,” sambungnya.

Sanksi hukum

Purbaya menegaskan, pemerintah tidak akan memberi toleransi bagi pelaku manipulasi pasar atau praktik saham gorengan. Ia bahkan mendorong agar para pelaku yang terbukti bersalah dijerat sanksi hukum oleh otoritas terkait.

“Saya ekspektasi dalam setahun akan banyak tuh penggoreng-penggoreng saham di sana yang dihukum oleh Bursa (BEI) maupun OJK,” ujarnya, dalam sambungan virtual Zoom, saat Agenda Media Gathering APBN 2026, di Bogor, Jumat (10/10).

Menurutnya, penegakan hukum di pasar modal menjadi syarat utama sebelum pemerintah memberikan insentif baru bagi pelaku industri tersebut. 

Purbaya menilai, sudah saatnya BEI dan OJK menindak tegas praktik manipulasi harga saham yang selama ini marak, namun jarang berujung sanksi hukum.

“Kalau selama setahun bersih-bersih aja, sementara saya bisa lihat saham digoreng, saya kan mengamati pasar saham juga ya, ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal yang ikut. Kalau masih kejadian, nanti kami tanya ke Bursanya bagaimana perlindungannya (terhadap investor-Red),” tegasnya.

Purbaya menyebut, praktik saham gorengan bukan hal baru. Banyak Lembaga dan perusahaan keuangan besar bahkan sempat terseret akibat ulah spekulan tersebut.

“Kayak perusahaan Danareksa, dulu saya di sana hampir bangkrut gara-gara terjebak sama penggoreng itu. Banyak, Ashabri juga kenanya sama, Jiwasraya juga sebagian di sana,” tuturnya.  (Tribunnews/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz/Kontan/Nurtiandriyani Simamora)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved