Berita Video
Video Sopir Bus di Demak Tolak Masuknya BRT
Seratusan pengemudi bus antar kota mendatangi DPRD Demak menolak rencana masuknya bus rapid transit (BRT) Trans Jateng di wilayah Demak.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Berikut ini Video sopir bus di Demak tolak masuknya brt
Seratusan pengemudi bus antar kota mendatangi DPRD Demak, Kamis (12/3/2020), menolak rencana masuknya bus rapid transit (BRT) Trans Jateng di wilayah Demak.
Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet, mengatakan, ada tiga tuntutan yang disampaikan para sopir itu.
Masing-masing penolakan BRT, perizinan kendaraan, dan peremajaan kendaraan.
"Audiensi ini berasal dari pengusaha plus sopir dan pengusaha murni," terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (12/3/2020).
Mengenai BRT yang akan beroperasi di Demak, dia menyatakan DPRD tak pernah diberitahu dan diajak sosialisasi.
Akibatnya, wakil rakyat tak bisa mengawal sejak awal.
DPRD pun berinisiatif mengundang Dishub Jawa Tengah pada minggu depan.
Menyangkut peremajaan kendaraan, dia menyebut regulasi ada di Dishub Jateng.
"Berarti sopir dan pengusaha ini perlu dibantu keberadaannya," jelasnya.
Terkait perizinan kendaraan, menurut informasi yang dia peroleh sudah ada yang keluar tapi di Terminal Penggaron.
Oleh sebab itu, DPRD Demak juga akan mengundang Dishub Semarang di pertemuan yang akan datang sehingga trayek dan sebagainya bisa beroperasi sama-sama.
"Artinya bus Demak tidak merebut penumpang Semarang dan sebaliknya," ujar Fahrudin.
Ia menyebut sosialisasi kemanfaatan masuknya BRT tidak sampai kepada para sopir.
Adapun Ketua Paguyuban Pengemudi Putra Kota Wali, Kholif Indro Prasetyo, menilai trayek bus Semarang-Demak masih bisa mendapat hasil yang bagus.
Dia khawatir datangnya BRT ke Demak merugikan para supir yang sudah menggeluti pekerjaannya berpuluh-puluh tahun.
Mereka rata-rata hanya memiliki ijazah sekolah tingkat SD dan SMP.
"Jika BRT masuk ke demak pasti ada sertifikasi khusus untuk bisa ikut (nypir)," ujar Kholif.
Kepala Dinas Perhubungan Demak Dwi Heru Asiyanto yang hadir mengatakan, BRT Trans Jateng merupakan program Pemprov Jateng yang telah melalui sejumlah pertimbangan matang.
Pihaknya menerima informasi terkait kebijakan terkait transportasi massal berupa BRT koridor III dan IV yang akan melintasi wilayah Demak.
Koridor III melayani jalur Demak-Semarang dan koridor IV jalur Gubug-Mranggen-Semarang," tutur Dwi.
Dia yakin keberadaan BRT tidak akan menggusur pengusaha jasa transportasi yang sudah ada.
Bahkan merangkul mereka menjadi bagian yang berjalan bersama.
Diakui akan ada pergeseran rute untuk angkutan umum guna menguatkan simpul keramaian masyarakat.
Semisal pergeseran angkutan umum ke rute Onggorawe-Mranggen, Buyaran-Karangawen, dan Demak-Bonang-Wedung.
"Rencananya BRT koridor III akan diisi oleh 20 unit bus dengan pola perputaran 45 kali. Jadi 25 armada dari Semarang menuju Demak dan 20 armada perjalanan dari Demak ke Semarang," jelasnya.
Mengenai perizinan trayek, pada 2019 tercatat ada 127 unit angkutan umum di Demak.
Ternyata yang mengajukan perpanjangan perizinan berupa KPS hanya 6 unit.
Dwi Heru tidak mengetahui alasan para pengusaha tidak mengajukan perpanjangan.
"Padahal mulai tahun ini, proses perizinan menjadi kewenangan Dinas Perhubungan Jateng," terangnya.
Ia menambahkan, kesimpulan audiensi terkait masuknya BRT di Demak masih menunggu hingga pembangunan Terminal Demak tipe A rampung dibangun. (ivo)