Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

FOKUS : Tuntunan di Tengah Pagebluk Virus Corona

AKHIR Desember lalu, wabah virus corona teridentifikasi di Wuhan, China. Kemarin, Gubernur Ganjar Pranowo mengumumkan dua pasien di Jawa Tengah

Penulis: abduh imanulhaq | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
Abduh Imanulhaq atau Aim wartawan Tribun Jateng 

Oleh Abduh Imanulhaq

Wartawan Tribun Jateng

AKHIR Desember lalu, wabah virus corona teridentifikasi di Wuhan, China. Kemarin, Gubernur Ganjar Pranowo mengumumkan dua pasien di Jawa Tengah positif mengidap Covid-19.

Ada rentang waktu panjang antara kemunculan virus mematikan itu hingga teridentifikasi keberadaannya di provinsi ini. Bahkan pengumuman Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengenai status wabah corona sebagai pandemi global lebih dulu keluar.

Kita berterima kasih karena pemerintah pusat dan daerah tidak lengah menghadapi masalah serius ini. Semula ada ketidakpercayaan, bahkan terdengar sinikal, terhadap kemampuan Indonesia mendeteksi virus corona.

Sekarang kita tahu pemerintah tidak berusaha menutup-nutupinya. Sempat memang ada tuduhan Indonesia lebih berkonsentrasi menjaga perekonomian daripada mengurusi kompleksitas kasus virus yang sudah membunuh hampir 5.000-an orang tersebut.

Tentu kita sudah melihat sejumlah upaya konkret yang dilakukan agar virus ini tidak mewabah di Tanah Air. Memang tak sedikit yang melihat langkah-langkah antisipasi itu kurang memuaskan, setidaknya masyarakat paham bahwa pemerintah tidak tinggal diam.

Pangkal masalahnya memang terletak pada komunikasi dan penyebaran informasi yang memadai. Kebijakan negara menunjuk seorang juru bicara khusus merupakan keputusan yang tepat.

Di satu sisi, pemerintah memang tak boleh membiarkan masyarakat kurang informasi perihal penularan virus corona. Di sisi lain, hiruk-pikuk informasi justru bisa menyebabkan kebingungan alih-alih membantu penanggulangannya.

Dengan penunjukan juru bicara khusus tingkat nasional, informasi pun menjadi terkendali. Terlebih sosok yang dipercaya itu memang memiliki kapasitas untuk melaksanakannya.

Kita tahu, penyampaian informasi yang lengkap, jelas, dan lekas penting dalam mengurangi dampak yang lebih serius. Menutup-nutupi atau memberi informasi sepotong-sepotong hanya akan memunculkan keraguan.

Pada titik ini pula kita memuji langkah Ganjar memberi penjelasan yang memadai mengenai virus corona di Jawa Tengah. Kesan yang kemudian muncul, pemerintah daerah sudah siap menghadapi pagebluk tersebut.

Dari sisi hukum, Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular sudah mengatur upaya penanggulangan jenis penyakit yang bisa menimbulkan wabah. Mulai dari pencegahan, sosialisasi dan edukasi hingga penyelidikan epidemiologis ada di dalamnya.

Kita sebagai warga awam tentu berharap pedoman teknis mengenai penanggulangan virus corona ini sudah tersampaikan kepada seluruh petugas kesehatan hingga level terendah. Mereka yang akan menjadi tuntunan bagi semua orang ketika persebaran penyakit ini terus masif dan meluas.

Meski bukan opsi ideal, kemungkinan atau peluang munculnya kebijakan "lockdown" harus terus ditakar. Kalau sewaktu-waktu karena keadaan genting dan mendesak ternyata diterapkan, tidak menyebabkan masalah baru.

Jangan ada yang berani melakukan penimbunan logistik selain lembaga pemerintah. Solusi bagi lembaga pendidikan juga harus tersedia ketika sekolah dan kampus-kampus harus diliburkan.

Sekali lagi, tentu kita berharap semua akan baik-baik saja. Tak ada yang menginginkan situasi di China atau Italia terjadi di Indonesia. Namun, ketika kondisi memaksa demikian, kita tahu harus melakukan apa. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved