Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Mendapat Kabar Buruk Terinfeksi Virus Corona, Wanita Ini Justru Merasa Lega

"Aku sedikit terkejut, karena kupikir itu agak keren," kata dia. Ia merasa kejadian ini menarik dari perspektif ilmiah.

KOMPAS.COM/Istimewa
Elizabeth Schneider (37), salah satu korban virus corona yang berhasil sembuh.(Tangkap layar via nypost) 

TRIBUNJATENG.COM - Wabah virus corona kian meluas di berbagai negara.

Di tengah kondisi seperti itu, ada kisah orang-orang yang berhasil sembuh dari pandemi global tersebut.

Elizabeth Schneider adalah salah satunya.

Resmi Diumumkan, Mulai April Karyawan Bergaji hingga Rp 16 Juta Per Bulan Bebas Pajak Penghasilan

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Gempuran Udara AS Tewaskan Jenderal Iran di Irak

Kabar Terbaru Mansyur S Pedangdut yang Kebingungan Bayar Listrik Lantaran Sepi Manggung

Pengasuh Pondok Pesantren di Kab Semarang Nikahi Anak 7 Tahun, Si Anak Tetap Tinggal dengan Orangtua

Perempuan 37 tahun ini memiliki pengalaman yang relatif ringan dengan virus corona.

Dia merawat dirinya sendiri di rumahnya di Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Schneider, yang memiliki gelar doktor di bidang bioengineering, seperti dilansir AFP menyebut, kisahnya dibagikan untuk memberi sedikit harapan kepada orang-orang yang sedang dilanda kepanikan.

Kisahnya lebih umum daripada yang orang mungkin pikirkan.

Sebab otoritas kesehatan AS mengatakan, 80 persen kasus yang terjadi di sana merupakan kasus ringan.

Sisa kasus yang memerlukan rawat inap terutama dialami warga di atas usia 60 tahun dan orang-orang dengan masalah kesehatan lain, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru.

Schneider mengungkapkan bagaimana dia pertama kali mulai mengalami gejala mirip flu pada 25 Februari lalu.

Gejala tersebut muncul tiga hari setelah dia menghadiri pesta.

Belakangan, setidaknya ada lima orang lainnya di tempat tersebut yang diidentifikasi terkena virus corona.

"Ketika bangun aku merasa lelah, tetapi itu tidak lebih dari apa yang biasanya dirasakan ketika harus bangun dan pergi bekerja, dan aku pun sangat sibuk di akhir pekan sebelumnya," kata dia.

Dia merasakan sakit kepala muncul di siang hari, bersama dengan demam dan sakit-sakit pada tubuh.

Kondisi ini membuatnya terpaksa meninggalkan kantornya di perusahaan bioteknologi dan pulang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved