Wabah Virus Corona
Pemerintah: Kasus Virus Corona di Indonesia Sudah Menyebar di 8 Provinsi
Juru bicara penanganan corona Achmad Yurianto mengatakan, kasus virus corona ( Covid-19) tersebar di delapan provinsi di Indonesia.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Juru bicara penanganan corona Achmad Yurianto mengatakan, kasus virus corona ( Covid-19) tersebar di delapan provinsi di Indonesia.
Yuri mengatakan, delapan wilayah itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara dan Banten.
"Kita lihat sebarannya sekarang melebar ke Jakarta DKI, Jawa Barat di sekitar DKI termasuk di Bandung, kemudian Tangerang, Jawa Tengah sudah kita dapatkan kasusnya di Solo dan Yogya, di Bali, di Manado, Pontianak," kata Yuri di Gedung BNPB di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (14/3/2020).
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Kecelakaan Pickup Bawa 40 Penumpang di Wonosobo, 1 Tewas
• Hasil Observasi Sopir Pribadi Pasien Virus Corona Meninggal Asal Solo, Dinyatakan Negatif
• Taklukan Arema FC, Dragan Djukanovic: PSIS Tim yang Wajib Diperhitungkan Semua Tim di Liga 1
• Kampus Unsoed Purwokerto Berlakukan Kuliah Online, Kegiatan Lapangan Sementara Ditunda
Yuri mengatakan, pemerintah saat ini sedang menelusuri kasus virus corona di daerah-daerah tersebut.
"Ini yang membuat kita tracing lebih keras lagi, ini yang jadi penting di dalam perubahan respons terkait WHO menyatakan ini sudah Pandemi," ujarnya.
Lebih lanjut, Yuri mengatakan, setiap daerah terus melakukan pengawasan yang lebih ketat dengan pendekatan base case dan community base.
"Tetapi harus fokus pada community base berbasis pada masyarakat informasi. Data akan kami rilis di website, website ini akan kita satukan ke BNPB," pungkasnya.
Sebelumnya, Yurianto mengatakan, kasus positif Covid-19 di Indonesia per Sabtu (14/3/2020) siang mencapai 96.
Jumlah itu bertambah 27 dari sehari sebelumnya atau Jumat (13/3/2020).
"Ini didapatkan dari tracing yang kita kerjakan secara masif," kata Yuri di Gedung BNPB, Jakarta, Sabtu.
Dari jumlah itu, sebanyak delapan pasien dinyatakan sembuh.
"Indikasinya tidak ada keluhan fisik dan dua kali pemeriksaan virus dinyatakan negatif," ujar Yuri.
Pemprov Jateng tambah 46 rumah sakit
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menambah 46 rumah sakit untuk memback up masyarakat menghadapi persebaran Virus Corona.
Sebagaimana siaran pers yang diterima Tribunjateng.com, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, saat ini selain terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan kabupaten kota, juga mengajak ilmuwan dan pengusaha untuk terlibat.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan 13 rumah sakit sebagai rujukan perawatan pasien Virus Corona.
Setelah melihat perkembangan kasus di Indonesia, Jawa Tengah khususnya, Ganjar lantas menambah kekuatan di sektor medis.
"Jawa Tengah sudah menyiapkan 13 rumah sakit dengan ruang isolasi yang ada dan hari ini kita tambahkan 46 rumah sakit untuk membackup . Jadi saya berharap masyarakat tetap tenang," kata Ganjar, Sabtu (14/3/2010).
Untuk update kasus, Ganjar mengatakan telah intensif berkomunikasi dengan pemerintah pusat maupun kabupaten/kota.
Karena rawan resistensi, menurut Ganjar seluruh lapisan pemerintahan mesti bersatu padu menghadapi COVID-19. Baik dalam menyajikan data maupun penanganan.
"WHO sudah menyampaikan bahwa ini sudah ditetapkan sebagai Pandemi. Kita butuh gotong royong. Dunia pun menghadapi ini dengan kekuatan yang dimiliki, kita mesti berkontribusi. Negara bertanggung jawab atas semua ini," kata Ganjar.
Ganjar mewanti-wanti agar masyarakat tidak lagi mengeluarkan kalimat-kalimat nyinyir apalagi memproduksi hoax.
Karena persebaran informasi yang salah akan membuat situasi lebih buruk dan semakin membuat panik.
Lebih baik, kata Ganjar, masyarakat turut melakukan kampanye pola hidup sehat. Terlebih para tokoh agama dan tokoh masyarakat.
"Kita mesti bersatu, hilangkan hoax, hilangkan nyinyir. Kita butuh kekuatan. Apa yang terjadi di Indonesia dan dunia jadi tanggung jawab kita. Mari kita melawan dengan baik," katanya.
Selain itu Ganjar juga mengharap keterbukaan informasi para pengusaha.
Karena, selain kesehatan yang jadi perhatian serius Ganjar adalah aspek ekonomi. Keterbukaan tersebut meliputi kendala dan kondisi yang dihadapi saat ini.
"Yuk kita atur bareng-bareng agar semua bisa tetap hidup. Agar semua saling memperhatikan karena ini masa depan kita, karena ini kehidupan kita bersama," katanya.
Khusus untuk pengusaha masker maupun farmasi, Ganjar mengimbau jangan menaikkan harga.
Kalaupun ada kesulitan bahan baku, Ganjar siap menggandeng ilmuwan untuk turut serta memikirkan hal tersebut.
"Mari kita ngomong dengan perguruan tinggi, dengan lembaga riset yang kita miliki. Mari kita produksi sebanyak-banyaknya. Ini adalah momentum kita untuk bangkit bersama dan kita harus bergandengan tangan," katanya.
4 perintah pada bupati dan wali kota
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerbitkan Surat Edaran terkait peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan Infeksi Virus COVID-19, Sabtu (14/3/2020).
Surat Edaran yang berisi empat imbauan tersebut ditujukan kepada bupati atau walikota, Pimpinan Perangkat Daerah, Pimpinan Instansi Vertlkal serta seluruh Pimpinan BUMN di Jawa Tengah.
Surat Edaran bernomor 440 /0005942 tersebut menyangkut Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus 055455 (COVID 19) di Jawa Tengah.
Dalam surat tersebut sebagaimana siaran pers yang diterima Tribun Jateng, Ganjar menyampaikan diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian melalui empat langkah.
"Melaksanakan koordinasi, sosialisasi dan edukasi mengenai upaya pencegahan dan pengendalian kepada elemen masyarakat dan pelaku usaha sesuai kewenangannya," kata Ganjar, sebagaimana tertuang dalam Surat Edarannya.

Poin kedua, Ganjar menyampaikan agar seluruh instansi melakukan pencegahan sedini mungkin dengan menyediakan berbagai peralatan dan kebutuhan pengecek kondisi tubuh.
"Menyediakan alat deteksi suhu tubuh, hand sanitizer serta masker bagi yang sakit untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian.
Serta memastikan tempat umum dalam keadaan bersih dan higienis," tandasnya.
Ganjar juga menginstruksikan agar dilakukan penundaan atau membatasi kegiatan yang menghadirkan orang banyak pada tempat tempat umum. Seperti car free day, berkemah, study tour dan lain sebagainya.
"Poin keempat, bentuk posko informasi terpadu di masing-masing instansi," kata Ganjar.
Sementara untuk informasi terpadu yang disiapkan Pemprov Jateng, Ganjar telah membuka layanan pengaduan dan penanganan COVID-19 di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melalui nomor telepon (024) 3580713.
Selain itu, Pemprov Jateng yang semula telah menyiapkan 13 rumah sakit rujukan untuk kasus Corona, per hari ini, Sabtu (14/3) kekuatannya telah ditambah dengan 46 rumah sakit. Untuk update kasus, Ganjar mengatakan telah intens berkomunikasi dengan pemerintah pusat maupun kabupaten/kota. Karena rawan resistensi, menurut Ganjar seluruh lapisan pemerintahan mesti bersatu padu menghadapi COVID-19. Baik dalam menyajikan data maupun penanganan.
"WHO sudah menyampaikan bahwa ini sudah ditetapkan sebagai Pandemi. Kita butuh gotong royong. Dunia pun menghadapi ini dengan kekuatan yang dimiliki, kita mesti berkontribusi. Negara bertanggung jawab atas semua ini," kata Ganjar.(*Kompas.com/Tribun Jateng)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Covid-19 di Indonesia Tersebar di 8 Provinsi"