Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilwakot Semarang 2020

Bawaslu Sebut Partisipasi Masyarakat Masih Rendah, Indeks Kerawanan Pilwakot Semarang di Atas 50%

Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Kota Semarang sebesar 51,9 persen. Angka tersebut masuk pada level kerawanan kategori sedang.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Kordiv Hubla dan Humas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang, Nining Susanti 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Kota Semarang sebesar 51,9 persen.

Angka tersebut masuk pada level kerawanan kategori sedang.

Hal tersebut disampaikan Kordiv Hubla dan Humas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang, Nining Susanti saat rapat koordinasi Bawaslu dengan stakeholder terkait Deseminasi Indeks Kerawanan Pemilu pada Pilkada tahun 2020 Kota Semarang, di UTC Hotel, Senin (16/3/2020).

Pasangan Selingkuh Ini Kelabakan Tepergok Berhubungan Intim, Satpol PP : Ngaku Numpang Sholat Isya

5 Berita Populer: Ganjar Umumkan Seluruh Sekolah Jateng Libur 2 Minggu hingga Sopir Grab Dibegal

Jimmy Meninggal di Depan Kantor Kelurahan di Candisari Semarang, Tepat saat Memarkir Motornya

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, H Supono Mustajab Purbalingga Meninggal Kecelakaan, Sopir Raib

"Ini laporan hasil penyusunan IKP yang basis datanya diambil dari pemilu 2019 dan pilkada 2018.

Proses pengumpulan data IKP mulai September diawali dengan diturunkannnya instrumen pengumpulan data dari Bawaslu RI," papar Nining.

Menurut Nining, meskipun IKP kota semarang dalam kategori sedang, tetap saja ada dimensi-dimensi kerawanan yang perlu diwaspadai bersama agar tidak terjadi pada pilwakot 2020 mendatang.

Dia menyebutkan, kerawanan tertinggi di Kota Semarang ada pada dimensi partisipasi politik. Partisipasi pemilih di Kota Semarang saat pencoblosan memang tinggi yang mana pada pemilu 2019 lebih dari 80 persen dan pada pilkasa sekitar 60 persen.

Namun, pendukung lain yakni keterlibatan partai politik dalam mengedukasi kader di setiap tahapan pemilu masih belum sesuai yang diharapkan.

Begitu juga partisipasi masyarakat dalam pengawasan setiap tahapan pemilu juga dinilai masih sangat rendah.

Dari 45 kasus pada Pemilu lalu, hanya lima kasus yang merupakan laporan masyarakat.

"Asumsinya, semakin partai tidak mengedukasi kadernya dan semakin rendah partisipasi masyarakat dalam pengawasan, semakin besar potensi kerawanan pemilu," ujarnya.

Dia melihat ada beberapa hal yang terjadi selama pemilu 2019 lalu seperti pergeseran suara, pemungutan suara ulang, dan ajudikasi.

Dia berharap potensi-potensi tersebut bisa diantisipasi agar tidak terjadi lagi pada Pilwakot 2020.

"Dengan adanya pemetaan kerawanan diharapkan semua pihak bisa sama-sama melakukan pencegahan," katanya.

Disebutkan, jumlah pemantau pemilu di Kota Semarang pada pesta demokrasi lalu sangat minim.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved