Ngopi Pagi
FOKUS : Kembali ke Jalan Tuhan
Tak terkecuali warga Indonesia juga telah terkena virus ini. Indonesia pun telah menetapkan status tanggap darurat bencana non-alam
Oleh Rustam Aji
Wartawan Tribun Jateng
WABAH corona makin menjadi. Tak terkecuali warga Indonesia juga telah terkena virus ini. Indonesia pun telah menetapkan status tanggap darurat bencana non-alam akibat wabah corona ini.
Sejumlah kepala daerah mengambil kebijakan untuk meliburkan sekolah, sementara pemerintah pusat mengintruksikan ASN untuk bekerja dari rumah.
Meski begitu, Indonesia belum mau menerapkan lockdown.
Bisa dikata corona telah menimbulkan efek domino yang luar biasa. Kegiatan ekonomi, pendidikan, pekerjaan, hingga ibadah terkena dampak luar biasa. Bahkan, sejumlah negara seperti Italia dan Filipina telah mengumumkan langkah locked down.
Sementara Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan larangan perjalanan (travel ban) dari 26 negara Eropa dikarenakan beberapa negara di benua itu melaporkan kasus infeksi yang tergolong sangat parah. Di Kota New York bahkan kini sudah melakukan lockdown.
Bisa dibayangkan, negara-negara besar saja tidak berkutik menghadapi corona. Bahkan, senjata canggih pun tak mampu untuk membasmi virus corona. Karena itu, benteng menghadapi virus berbahaya ini, ya kembali ke diri kita sendiri.
Tentu kita tak perlu khawatir dan panik! Kalau kita sehat secara fisik, stamina oke, maka dengan sendiri penyakit tak bisa mendekat. Tak hanya corona, tetapi semua penyakit! Sebab, sistem imun atau kekebalan tubuh kita secara otomatis akan membentengi dari segala penyakit.
Secara teori, hal itu memang bisa diterima oleh nalar kita. Namun harus diingat, bahwa kesehatan yang prima juga tak menjamin tak terserang corona. Sebab, belakangan ini, sejumlah atlet atau olahragawan, juga tak luput terinfeksi corona.
Maka, pertahanan kita paling akhir adalah kepasrahan. Serahkan semuanya pada Tuhan. Sering kita dengar ungkapan: Kita hanya bisa usaha, soal hasil urusan Tuhan!
Sebagai orang beragama, ungkapan itu sangat lazim. Namun, terkadang, itu hanya sekadar di ucapan saja. Seolah-olah, urusan yang berat-berat diserahkan pada Tuhan, sementara yang enak-enak kita tidak pernah “mengadu”. Bahkan, kita lebih banyak mengadu ke Youtube dibanding ke Tuhan.
Kita bisa berlama-lama dengan Youtube atau media sosial lainnya, sementara dengan Tuhan sering kita abaikan. Kalaupun kita mengadu ke Tuhan, kadang tak lebih itu sebagai pencitraan agar dipuji oleh orang lain.
Karena itu, adanya wabah corona, bisa jadi itu sebuah teguran dari Tuhan. Barangkali, warga di dunia ini, sudah banyak yang menjauh dari Tuhan. Lebih sibuk kepada urusan pribadi, sementara untuk menyempatkan diri “ingat” pada Tuhan tidak sempat. Tuhan seolah sudah tidak ada. Tuhan telah tergantikan oleh teknologi.
Teknologi dianggap telah memberikan kemudahan untuk melakukan banyak hal. Jadilah kita penghamba teknologi. Mereka yang ingat Tuhan, bahkan mungkin bisa disebut ketinggalan teknologi, kuper (kurang pergaulan), tidak modern, dll. Namun kini teknologi pun takluk pada corona.