Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Magelang

Heboh! Diduga Meteor Jatuh di Barat Gunung Merapi Tadi Malam

Diduga meteor jatuh tadi malam, Senin (16/3/2020) malam, melintas dan jatuh di barat Gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah.

Editor: m nur huda
John Chumak
Ilustrasi meteor jatuh - Heboh! Diduga Meteor Jatuh di Barat Gunung Merapi Tadi Malam 

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Diduga meteor jatuh tadi malam, Senin (16/3/2020) malam, melintas dan jatuh di barat Gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah.

Kilatan cahaya yang diduga meteor jatuh itu melintas di langit Yogyakarta sekitar pukul 01.11 WIB.

Beberapa warga yang tinggal di Sleman, Yogyakarta, Magelang, Kebumen, dan Banjarnegara menyaksikan fenomena ini.

Pasien Suspect Corona Kabur dari RS Mardi Rahayu Kudus, Dinkes Masih Memburu hingga Demak

700 WNI Hadiri Tablig Akbar di Malaysia, 3 Positif Corona, Lainnya Masih Ditelusuri Identitasnya

BREAKING NEWS: Ganjar Umumkan Sekolah Seluruh Jateng Libur Dua Minggu

Inilah Cara Tes Virus Corona di Indonesia, Mulai Ambil Sampel hingga Penentuan Positif atau Negatif

Saksi mata menuturkan, kilatan cahaya terang itu diiringi suara dentuman lemah.

Apakah benar?

Melalui postingan Facebook, astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan bahwa tak ada meteor yang jatuh di Gunung Merapi.

Marufin menjelaskan, rekaman CCTV Merapi dari Frekom di Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta tak merekam obyek mirip meteor di barat bukit.

"Sementara itu, ada rekaman seismik dari stasiun Merapi Observatory yang berciri gelombang permukaan," kata Marufin dalam Facebooknya.

Gerakan meteor terang (fireball), dikatakan Marufin dapat menghasilkan gelombang seismik.

Mekanismenya, meteor terang melaju diiringi dentuman sonik yang merambat sebagai gelombang akustik.

Usikan yang diduga gelombang seismik hasil konversi gelombang akustik meteor.
Usikan yang diduga gelombang seismik hasil konversi gelombang akustik meteor. (ISTIMEWA/ Via Kompas.com)

Jika gelombang akustiknya cukup kuat, setibanya di paras Bumi akan berubah menjadi gelombang seismik, meski fraksi konversinya sangat kecil (0,001 atau kurang).

"Bila amplitudonya mencukupi maka ia akan terekam seismometer terdekat," terang Marufin.

Dari amplitudo gelombang yang kecil dan durasinya yang pendek, dapat diprakirakan meteor terang dengan dentuman sonik ini mungkin memiliki magnitudo minimum -8, atau 40 kali lebih terang dibanding Venus.

"Jika diasumsikan melaju 20 km per detik pada lintasan membentuk sudut 30 derajat terhadap paras Bumi dan berkomposisi siderolit yang padat, meteor terang ini akan musnah di ketinggian 30 sampai 40 meter di atas permukaan laut (mdpl)," jelasnya.

Marufin berkata, dari Kebumen dan Banjarnegara, posisi meteor terang itu akan berada pada sudut 20 derajat dari ufuk timur, sehingga relatif mudah dilihat.

Diperhitungkan juga, agar bisa menyisakan bagian yang besar yang lantas jatuh menumbuk tanah, maka meteor-terang itu harus lebih terang dari Matahari (magnitudo -30), fenomena yang tak terekam dalam CCTV apapun dan tak dilaporkan para saksi mata.

Jadi singkatnya tidak ada meteor jatuh di kawasan Gunung Merapi.

Namun ada meteor yang melintas dan musnah di ketinggian atmosfer.

"Per saksi mata dan data seismik, ada meteor yang melintas. Per data seismik, tak mungkin ada (meteor) yang menubruk," kata Marufin kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020).(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cahaya Terang Melintas di Langit Yogyakarta Senin Malam, Apakah Meteor?"

Seorang Karyawan BNI Positif Corona, Kini Berlakukan Sistem Kerja dari Rumah

WNI Positif Corona Seusai Hadiri Tablig Akbar di Malaysia Kini Dirawat di Negeri Jiran

Menhub Positif Corona, Kemenkes Telusuri Dugaan Penularan Ke Pejabat Lain

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved