Wabah Virus Corona
Cerita Rafki Hidayat WNI yang Mungkin Terpapar Virus Corona Ditolak Tes Covid-19 di AS
Cerita Rafki Hidayat WNI yang kemungkinan terpapar virus corona, ditolak tes covid-19 di Amerika Serikat.
Penulis: non | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Cerita Rafki Hidayat WNI yang kemungkinan terpapar virus corona, ditolak tes covid-19 di Amerika Serikat.
Rafki Hidayat, WNI yang tinggal di AS saat dirinya ditolak melakukan tes covid-19.
Rafki merupakan wartawan VOA Indonesia yang tinggal di Washington DC, Amerika Serikat.
Hal itu diutarakan Rafki melalui video yang diunggah VOA Indonesia, Senin (16/3/2020).
• Sinopsis Cabin in The Woods Bioskop Trans TV Malam Ini, Tayang Jam 23.00 WIB
• Aisha Putrinya Rentan Tertular Virus Corona, Denada Sudah Jalan Isolasi Diri Sejak Akhir Januari
• Ini Pendapat Dokter Spesialis Tentang Pemakaian Masker untuk Tangkal Virus Corona
• Denada Umumkan Putrinya Shakira Aurum Ganti Nama Jadi Aisha
Dalam video tersebut ia mengatakan paparan virus corona tersebut kemungkinan didapat setelah konferensi yang ia hadiri beberapa waktu lalu.
Melalui swa-video yang ia rekam, Rafki mendapat informasi tersebut saat tengah berada di Alamo, San Antonio, Texas.
Ia mendapatkan kabar seorang peserta konferensi yang dihadirinya 3 hari sebelumnya itu positif terinfeksi corona.
Hal itu membuatnya mungkin terpapar virus covid-19.
Sebelum memutuskan untuk melakukan tes, Rafki mengantisipasi penularan dengan menggunakan masker.
Namun ternyata persiapan AS dalam menanggulangin penyebaran virus ini pun masih minim.
Persediaan masker di beberapa pusat perbelanjaan yang ia datangi habis tak bersisa.
Dari video tersebut juga terlihat jika tak hanya persediaan masker yang mengalami kelangkaan.
Persediaan makanan seperti daging, air minum botol, serta suplemen dan vitamin.
"Gak tahu nih, orang yang mungkin membutuhkan seperti saya jadi gak dapat masker," ujarnya.
Rafki pun kembali ke kediamannya di Washington DC, untuk melakukan karantina.
Pasalnya apabila terpapar, dirinya akan menunjukkan gejala selama 2-14 hari ke depan.
Selama melakukan isolasi diri, Rafki sempat merasa sakit di isolasi hari ke-5.
"Saya gak enak badan, panas, batuk kering, tenggorokan gak nyaman, rasanya capek banget," katanya.
Khawatir menunjukkan gejala positif terpaparnya virus corona, dirinya pun menghubungi petugas kesehatan setempat.
Rafki menceritakan gejala sakit yang ia alami.
Pihak rumah sakit pun menanyakan tentang kondisi kesehatannya.
Apakah dirinya pernah memiliki riwayat kanker, sedang kemoterapi, HIV, AIDS, dan pernah mengalami pengangkatan limpa.
Tak memiliki riwayat tersebut, Rafki pun ditolak untuk melakukan tes covid-19.
Melalui saluran telepon, Rafki dinyatakan tak memenuhi kriteria untuk melakukan tes paparan virus corona.
Pihak rumah sakit AS menjelaskan kriteriayang diperbolehkan untuk melakukan tes di antaranya adalah pasien yang lebih tua.
"Serta pasien yang mempunyai masalah komplikasi kesehatan yang memiliki risiko lebih tinggi, jadi tes corona difokuskan pada mereka," ujar pihak rumah sakit melalui sambungan telepon.
Ternyata penolakan tes tak hanya terjadi pada Rafki.
Di beberapa orang di AS yang sadar akan dirinya terekspos dengan pasien positif corona juga ditolak untuk melakukan tes.
Senada dengan pidato Presiden AS, Donald Trump yang tak ingin masyarakat AS melakukan tes apabila dirasa tak perlu.
Padahal berkaca dari negara Korea Selatan, melakukan tes sebanyak-banyaknya dianggap penting oleh para pengamat.
Korsel telah melakukan tes pada 240 ribu orang dengan perkiraan 15 ribu tes per hari.
Semua orang yang mengalami gejala di Korea Selatan pun diberi tes gratis.
"Sementara Amerika Serikat yang penduduknya 6 kali lebih besar dibandingkan Korea Selatan, baru melakukan tes corona pada 19 ribu orang," jelas Rafki.
Ia pun memaparkan dengan melakukan tes massal, Korea Selatan dapat menekan tingkat kematian kasus corona menjadi 0,7 persen.
Jadi kurang dari 1 kematian di tiap 100 kasus corona, tanpa melakukan lockdown.
"Di negara dengan jumlah penduduknya besar tapi angka infeksinya cenderung kecil seperti Indonesia.
Apakah infeksi tersebut cenderung kecil karena sedikit yang terinfeksi, atau karena sedikit yang dites." tanyanya di akhir video.
(tribunjateng/non)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE
• Tersinggung Dibilang Loyo, AS Pria Hidung Belang Bunuh PSK, HP Korban Diambil
• Perubahan Wajah Terkini Via Vallen Kembali Kagetkan Netizen, Mereka Tak Percaya: Kok Beda Banget Ya
• Roger Mayweather Meninggal Dunia, Kabar Duka dari Dunia Tinju
• Peserta Ijtima Jamaah Tabligh di Gowa Demam Tinggi, Dirujuk Ke Rumah Sakit Makassar