Wabah Virus Corona
Ganjar Gerah Banyak Hoaks Corona di Jateng: Bercanda Tak Seperti Itu
Beberapa pencipta hoax mengubah judul berita pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, soal corona di media daring (online)
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Akhir-akhir ini banyak hoax soal corona beredar di media sosial.
Beberapa pencipta hoax mengubah judul berita pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, soal corona di media daring (online).
Ganjar pun mewanti-wanti agar jangan lagi ada oknum yang memancing di air keruh di tengah upaya penanganan Covid-19.
"Saya statement meliburkan siswa, diubah meliburkan karyawan.
• Berapa Sebenarnya Pasien Corona Asal Wonogiri yang Dirawat di RSUD Dr Moewardi Solo, Ini Kata Bupati
• 3 Pasien Positif Corona di Jateng Meninggal, Gubernur Ganjar Pranowo Ikuti Langkah Korea Selatan
• Ashanty Murka Dapat Undangan Lamaran Putrinya dengan Atta Halilintar: Aurel Jadi Kegatelan Banget!
• Tak Perlu Panik, Ini Daftar Stok Makanan yang Diperlukan Saat Isolasi Diri di Rumah
Ada lagi saya bicara liburkan siswa, tapi diubah liburkan bayar kredit bank, dan masih banyak lagi," kata Ganjar, Kamis (19/3/2020).

Gambar hoax itu, lanjutnya, menyebar dengan cepat bak wabah virus.
Sampai-sampai ada yang mengirimkan pesan ke Ganjar via Twitter terkait kebenaran berita tersebut.
Ketika ditanya itu, Ganjar menyampaikan, tidak serta merta menjawab kebenarannya, namun menanyai balik darimana gambar itu didapatkan.
Gubernur berambut putih itu tidak segan akan menindak secara hukum pada pihak yang menyebarkan hoax berita soal kondisi terkini corona di Jateng.
"Tolong jangan buat hoax yang merugikan.
Jangan ada hoax selama kondisi saat ini. Jangan nge-hoax soal sensitif ini.
Mungkin buat lucu-lucuan, tapi becanda tidak seperti itu," tegasnya.
Ganjar berharap semua pihak menyampaikan dan mengabarkan persebaran virus corona ini secara bijak.
Bukan melebih-lebihkan juga bukan dengan cara menutup-nutupi.
Kabar yang melebih-lebihkan menurut Ganjar akan membuat masyarakat panik, sementara menutupi realita tidak membuat warga teredukasi.
"Butuh edukasi ke masyarakat, butuh pemikiran positif dan semangat positif," imbuhnya.(mam)