Berita Corona Terkini
Pasien Meninggal Corona Asal Wonogiri Satu Mobil dengan Pasien Meninggal asal Magetan saat ke Bogor
Tim Pemkab Wonogiri sudah mendata sebanyak 67 orang yang pernah kontak dengan korban yang meninggal positif virus corona itu.
TRIBUNJATENG.COM, WONOGIRI -- Kasus kematian satu warga Wonogiri yang meninggal karena positif corona pada Rabu (18/3), membuat para pembesuk ikut diperiksa kesehatannya.
Tim Pemkab Wonogiri sudah mendata sebanyak 67 orang yang pernah kontak dengan korban yang meninggal positif virus corona itu.
Saat ini ke-67 warga itu sementara diobeservasi untuk dipilah masuk dalam kategori orang dalam pegawasan atau pasien dalam pengawasan.
“Tim masih sementara memilah mana warga yang masuk kluster orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) atau isolasi mandiri. Pemilihan itu ditentukan dinas terkait (dinkes setempat),” ujar Bupati Wonogiri, Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek, Kamis (19/3) siang.
• KABAR DUKA: Inilah Reaksi Sumanto Saat Diberitahu Sang Penolongnya H Supono Meninggal Dunia
• Sebut Pelanggan Loyo, PSK Warung Remang-Remang Ini Dicekik hingga Tewas
• Tak Sengaja Lihat Nomor Pin M-Banking Pelanggan, Elman Teknisi HP di Tegal Curi Rp 45 Juta
• Yoshi Sudarso Pemeran Ranger Biru Ganti Nama di Amerika, Siapa Nama Aslinya?
Keenam puluh tujuh warga itu statusnya sebagai pembesuk korban saat dirawat di fasilitas kesehatan di Slogohimo.
Pasalnya, sebelum dirujuk ke RSUD dr. Moewardi Solo, korban sempat dirawat dari tanggal 9 hingga 13 Maret 2020 di fasilitas kesehatan tersebut.
“Kontak mereka waktu kunjung pasien saat dirawat di fasilitas kesehatan di Slogohimo. Mengunjungi pasien yang sakit menjadi kultur budaya warga Kabupaten Wonogiri.
Dan sekitar 67 sudah teridentifikasi untuk dilakukan tindak lanjut penanganannya,” ungkap Jekek.
Diberitakan sebelumnya, satu pasien positif corona berinisial Ny. S (43), asal Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dinyatakan meninggal setelah dirawat beberapa hari di RSUD dr. Moewardi Solo.
Ibu rumah tangga itu dinyatakan meninggal, Rabu (18/3) malam.
Sebelum tertular virus corona, pasien asal Wonogiri ini memiliki riwayat menumpang satu mobil bersama korban asal Magetan yang meninggal di Solo saat berkendara menuju Kota Bogor.
Untuk itu, tim Dinkes Wonogiri kemudian melacak riwayat kontak korban dengan siapa pun setiba di kampung halamannya.
Pasalnya, sebelum dilarikan ke RSUD dr Moewardi Solo, korban sempat dirawat di dua fasilitas kesehatan, yakni di Slogohimo dan Kota Wonogiri.
“Antara korban yang dimakamkan di Magetan dan Wonogiri menghadiri kegiatan yang sama di Bogor.
Bahkan pulang dengan korban pertama dalam satu kendaraan. Dengan demikian, potensi penularannya sangat terbuka,” kata Bupati Wonogiri.
Menurut Jekek, korban tiba dari Bogor di kampung halamannya pada Sabtu (29/2).
Empat hari kemudian, korban merasa tidak enak badan lalu memeriksakan diri di fasilitas kesehatan di Slogohimo.
Lantaran belum sembuh, korban kembali memeriksakan kesehatannya di lokasi yang sama, Senin (9/3). Saat itu pula, korban dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Wonogiri.
Empat hari dirawat di rumah sakit di Kota Wonogiri, korban akhirnya dirujuk ke RSUD dr Moewardi karena dinyatakan suspect corona, Jumat (13/3).
Lima hari kemudian, korban dinyatakan meninggal dunia dan langsung dimakamkan di kampung halamannya.
Pemakaman dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
"Sudah dimakamkan sesuai SOP. Jadi dari sana (RS Dr Moewardi Solo) langsung ke makam," kata Jekek, Kamis (19/3).
Dia menerangkan, pemakaman dilaksanakan hanya berselang beberapa jam setelah pasien meninggal, Rabu (18/3).
Kepala Desa setempat di Kecamatan Jatipurno, menyebut pemakaman jenazah pasien tersebut dilakukan Kamis (19/3) pukul 00.15 WIB dini hari tadi.
Jenazah tidak disemayamkan di rumah duka dan langsung dibawa ke pemakaman. Tim medis dari RS Moewardi sendiri yang membawa jenazah langsung ke pemakaman di desa setempat.
"Jadi tidak dibawa ke rumah duka dulu, langsung ke makam," tutur kades.
Jenazah dibawa dalam peti tertutup. Setibanya di makam, jenazah langsung dimasukkan ke liang lahat. Pekerjaan itu dilakukan sekitar enam petugas medis dengan alat pelindung diri.
"Warga hanya membantu membuat liang lahatnya. Waktu berada di makam juga hanya ada beberapa warga, itu pun ada jarak dengan liang lahat sampai jenazah diturunkan," ungkapnya.
Setelah jenazah dikebumikan, para petugas medis melepas alat pelindung diri masing-masing. Alat pelindung diri itu juga ikut dikubur bersama jenazah pasien tersebut.
"Prosesnya cepat, setelah selesai petugas maupun warga langsung pulang," terangnya. (cetak)
• Bima Arya Wali Kota Bogor Positif Virus Corona
• Ashanty Murka Dapat Undangan Lamaran Putrinya dengan Atta Halilintar: Aurel Jadi Kegatelan Banget!
• Perubahan Wajah Terkini Via Vallen Kembali Kagetkan Netizen, Mereka Tak Percaya: Kok Beda Banget Ya
• Benarkah Dettol Mampu Membunuh Virus Corona? Coba Cek Faktanya di Sini!