Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

BREAKING NEWS: Sukoharjo Tetapkan KLB Corona, Bupati: Mulai Hari Ini 'Sak Teruse'

Penetapan status Sukoharjo KLB corona ini setelah ada satu warga positif virus corona atau Covid-19.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m nur huda
TribunSolo.com/Agil Tri
Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya saat wawancara di Kantor Dinas Bupati Sukoharjo, Selasa (11/6/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menetapkan wilayahnya berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona atau covid-19 mulai hari ini, Senin (23/3/2020).

Penetapan status Sukoharjo KLB corona ini setelah ada satu warganya yang dinyatakan positif virus corona atau Covid-19.

"KLB mulai hari ini sampai sak teruse. Sudah karena sudah ada yang positif," kata Wardoyo kepada sejumlah pewarta, Senin (23/3/2020).

TNI Bentuk Komando Gabungan Tangani Covid-19, Libatkan Kopassus, Marinir, dan Paskhas TNI AU

IDI Umumkan Sudah 7 Dokter Meninggal Dalam Melawan Virus Corona di Indonesia

Jateng Produksi Sendiri APD untuk Tenaga Medis, Ganjar: Kalau Mau Belajar Membuat, Kami Siap Ajari

Dukung Pemerintah, SBY: Ini Keadaan Darurat, Jangan Dianggap Mengada-ada

Sempat Jadi PDP, Guru Besar Epidemiologi UI Meninggal, Pihak Kampus Tunggu Hasil Uji Laboratorium

Wardoyo menekankan, status KLB yang disandang Sukoharjo ini harus diikuti oleh warganya untuk tidak keluar rumah. Juga, selama KLB di Sukoharjo tidak boleh ada kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang atau kerumunan.

"Kumpul-kumpul tidak boleh. Substansinya tidak boleh kumpulan orang. Risiko sosial ditanggung mereka," tandasnya.

Sementara itu, Sekda Sukoharjo Agus Santosa mengatakan, saat ini ada 45 warga Sukoharjo yang berstatus ODP, 6 PDP, dan 1 positif corona.

"Standar dari Kemenkes yang baru, daerah dinyatakan KLB apabila ditemukan 1 orang positif corona," kata Agus.

Sukoharjo sebagai daerah yang kini menyandang status KLB, lanjut Agus, maka pihaknya memastikan protokoler kesehatan akan diberlakukan di semua aspek.

"Protokoler di rumah makan, di ruang pertemuan jaraknya mesti ditata kemudian hand sanitizer dan seterusnya," katanya.

Dalam penangasan kasus Covid-19 di Sukoharjo, katanya, pihaknya telah mengalokasikan anggaran tidak terduga sebesar Rp 5 miliar. Anggaran tersebut diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, misalnya untuk Alat Pelindung Diri (APD).

"Kalau ibaratnya pertempuran, dia yang paling di depan. Itu pasukan komandonya, dan mereka ya orang seperti kita. Kemungkinan tertular tinggi," katanya.

Jateng produksi APD sendiri

Sementara itu, Pemprov Jateng memroduksi Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai khusus para tenaga medis guna merawat pasien virus corona.

Mengingat, saat ini APD untuk tim medis semakin sulit diperoleh.

Dengan kreasi dan inovasi, Jateng mampu memproduksi APD sendiri untuk memenuhi kebutuhan seluruh rumah sakit.

APD tersebut diproduksi oleh RSUD Moewardi Solo.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Senin (23/3/2020), menunjukan Alat Pelindung Diri (APD) yang diproduksi RSUD Moewardi Solo dengan bahan standar pabrikan yakni Polypropylene Spundbound. RSUD Moewardi mampu memproduksi 200-250 APD yang dapat digunakan untuk para tenaga medis merawat pasien corona.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Senin (23/3/2020), menunjukan Alat Pelindung Diri (APD) yang diproduksi RSUD Moewardi Solo dengan bahan standar pabrikan yakni Polypropylene Spundbound. RSUD Moewardi mampu memproduksi 200-250 APD yang dapat digunakan untuk para tenaga medis merawat pasien corona. (ISTIMEWA/Kolase)
Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved