Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

FOKUS : Kehancuran Ekonomi Mengadang

Saiki kabeh wong ngomongke corona. Aku dewe melu mumet daganganku ora payu, warungku sepi, wong-wong ora wani nongkrong suwe

tribunjateng/bram
ARIEF NOVIANTO Wartawan Tribun Jateng 

Oleh Arief Novianto

Wartawan Tribun Jateng

TRIBUNJATENG.COM -- "Saiki kabeh wong ngomongke corona. Aku dewe melu mumet daganganku ora payu, warungku sepi, wong-wong ora wani nongkrong suwe (Sekarang semua orang bicara corona.

Saya sendiri ikut pusing dagangan saya tidak laku, warung saya sepi, orang-orang tidak berani nongkrong lama-Red)," kata satu tetangga saya, dalam diskusi ngalor-ngidul di pos ronda kampung, kemarin malam.

Yah, wabah virus corona atau covid-19 terus saja menjadi perbincangan hangat masyarakat, bahkan telah menyebabkan ketakutan massal, akibat penyebarannya yang terhitung sangat mudah dan cepat, serta dampaknya yang sangat luas.

Berdasar data Worldmeters, jumlah kasus global per Senin (23/3) siang sebanyak 339.036, dan meningkat pada sore harinya menjadi 342.407 kasus. Angka itu bertambah lebih dari 30 ribu dari hari sebelumnya.

Sementara itu, jumlah negara dan wilayah yang terjangkit virus corona pun bertambah menjadi 192. Dari total kasus itu, jumlah kematian mencapai 14.753 kasus, sementara 99.041 kasus di antaranya sembuh.

Di Indonesia, pasien positif corona per Senin (23/3) bertambah 65 menjadi 579 orang dari hari sebelumnya 514 orang. Dari kumlah itu, 30 orang dinyatakan sembuh, dan 49 orang meninggal dunia.

Seperti diketahui, penyebaran virus corona memukul berbagai sektor ekonomi. Di Indonesia, hal itu dimulai dengan penutupan penerbangan dari dan ke China, sebagai awal terjadinya kasus, disusul berbagai penerbangan ke berbagai negara dengan kasus yang sama.

Hal itu kemudian berimbas pada kinerja sektor pariwisata, seperti perhotelan, travel agent, restoran, bahkan berbagai UMKM yang terkait dengan sektor itu. Kini, dampak corona semakin meluas menyusul upaya pencegahan penyebaran, antara lain dengan penerapan work from home (WFH) dan social distancing, atau belakangan diganti menjadi fisical distancing.

Imbauan itupun berbuntut panjang, dengan imbasnya pada penurunan kinerja berbagai sektor, mulai dari transportasi, industri manufaktur di berbagai bidang, keuangan, perdagangan, dan lain-lain.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan skenario terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah penyebaran virus corona bisa anjlok di level 2,5-0 persen.

Skenario yang dibuat Kementerian Keuangan juga memasukkan aspek seperti perdagangan internasional, penurunan harga minta mentah dunia, penerbangan, okupansi kamar hotel, ketersediaan bahan pokok dan kesehatan, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta terjadi lokcdown.

"Jika masalah jauh lebih berat dan durasi covid lebih dari 3-6 bulan dan terjadi lockdown, dan perdagangan internasional drop di bawah 30 persen, sampai dengan beberapa penerbangan drop 75-100 persen, maka skenario bisa menjadi lebih dalam pertumbuhan ekonomi bisa 2,5-0 persen," jelasnya.

Pelemahan ekonomi Indonesia makin terlihat jelas dengan terus merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di mana pada perdagangan Senin (23/3) ditutup melemah 4,9 persen ke level 3.989,52. Sejak awal tahun, IHSG telah turun 36,03 persen.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved