Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Lirik dan Terjemahan Syiir Doa Melawan Virus Corona Ciptaan KH Anasom Ketua PCNU Semarang

Lirik dan terjemahan syiir doa lawan Virus Corona Ciptaan KH Anasom Ketua PCNU Semarang. Syiir yang dibuat KH Anasom itu viral

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
youtube.com
Lirik Syiir Doa Melawan Virus Corona Ciptaan KH Anasom Ketua PCNU Semarang 

TRIBUNJATENG.COM- Lirik dan terjemahan syiir lawan Virus Corona Ciptaan KH Anasom Ketua PCNU Semarang.

Syiir yang dibuat KH Anasom itu viral dan dibagikan di Whatsapp, Facebook dan di berbagai media.

KH Anasom mengaku membuat syiir tersebut secara spontan.

KH Anasom mengaku prihatin dengan orang-orang yang tidak patuh terhadap anjuran pemerintah yang memberlakukan sosial distancing atau menjaga jarak dari kerumunan.

Terkait dengan adanya wabah virus corona ini, KH Anasom mejelaskan bahwa musibah ini juga pernah terjadi di zaman Rasulullah dan para sahabat.

"Yang namanya wabah tidak hanya terjadi sekarang, zaman nabi Muhammad juga ada wabah, ketika zaman ibnu khotob juga ada wabah, jadi memang sudah ada," ujarnya.

Lantaran hal itu, KH Anasom menjelaskan bahwa Nabi Muhammad memiliki anjuran ketika suatu tempat tengah terjadi wabah.

Yakni, melarang orang berpergian dan melarang seseorang masuk ke daerah yang terjangkit wabah agar tidak terjaid kontak fisik.

"Rosulullah itu juga punya cara, ketika terjadi wabah di suatu tempat tidak boleh keluar, orang yang dari luar tidak boleh masuk, agar tidak terjadi kontak fisik, " ujarnya

KH Anasom menginggatkan masyarakat agar tidak melakukan kontak fisik dengan siapapun.

"Disitu malah kita dianjurkan tidak kontak fisik, karena kita nggak tahu kita terjangkit atau tidak, kan kita nggak tahu seseorang itu sakit apa tidak," ujarnya.

"Karena ada beberapa pasien yang masih terlihat sehat, masih bisa bicara, bisa makan, tetapi setelah dicek ternyata positif terinfeksi virus corona," imbuhnya.

KH Anasom mengatakan masyarakat saat ini harus tetap waspada.

"Maka kita harus selalu berhati-hati, meminimalisir kontak dengan orang banyak, karena iru bisa berefek merebaknya virus, mungkin itu salah satu cara dari ulama kita, dari pemimpin kita, agar melalkukan sosial distancing," katanya.

Terkait dengan masyarakat yang meminta pemerintah untuk melakukan Lockdown, Anasom mengaku bahwa desakan itu sangat dilematis.

Pasalnya, masih banyak masyarakat yang harus bekerja untuk mencari makan.

"Ini serba dilematis, karena efeknya besar kalau terjadi lockdown, kalau orang punya uang, punya gaji tetap, itu nggak ada masalah, tapi ada masyarakat yang mendapat uang ketika harus bergerak bekerja tiap hari, ya itu mereka harus berhati-hatim" ujarnya.

KH Anasom berharap semoga virus ini segara berakhir.

"Harapannya virus ini semoag tidak lama, semoga ini segera berakhir saja," ujarnya.

KH Anasom berpesan agar masyarakat tetap berikhtiar dan bertawakal.

"Tiap masalah dalam agama pasti ada solusinya, entah itu masalah berat, sedang ringan, pasti ada jalannya, kita sedang mengalami musibah, musibah ini harus kita terima dan kita jalanai, Kita harus tetap berserah diri kepada Allah, uapaya-upaya lahiriyah tetap kita lakukan, tetapi kita juga harus berpasrah dengan Allah, meski ibadah di rumah, kita tetap bisa berkomunikasi dengan Allah. Kita harus yakin bahwa ini segera selesai," pungkasnya.

Membuat syiir doa mwelawan corona

KH Anasom membuat syi'ir agar masyarakat melakukan sosial distancing.

"Saya membuat itu mengalir saja, saat ada imbauan agar tidak melakukan kontak fisik, maka saya buat itu agar orang tidak kontak fisik denga orang lain," ujar Anasom saat dihubungi TribunJateng.com, Rabu (25/3/20).

Anasom membuat syair tersebut lantaran di masyarakat Indonesia masih banyak yang menggadakan pengajian dan berkumpul.

Sehingga menurutnya, hal itu seharusnya dihindari terlebih dahulu agar tidak terjadi penyebaran virus.

Anasom mengaku terinsipirasi untuk membuat anjuran sosial distancing melalui syair agar orang lebih mudah menerima.

"Di masyarakat kita kan, banyak yang yang ngaji, banyak yang kumpul-kumpul, maka soal sosial distancing itu tidak hanya dalam bentuk ucapan, maka saya buta dalam bentuk syair, maka saya buat itu," ujar Anasom.

Anasom menceritakan, ketika syair tersebut sudah jadi ia buat, Anasom langsung membagikannya ke sodsial media yang ia miliki.

"Saya pertama kirim di kalangan NU, pejabat Polda Jawa tengah, responsnya positif, dan malah meminta untuk disebarkan kesemua orang agar paham sosal sosial distancing, lalu saya sebar di Facebook dan whatsapp saya," ujar Anasom.

Anasom berharap agar sayir yang ia buta bisa memahamkan masyarakat akan pentingnya sosial distancing.

"Saya berharap syair ini dibagikan, agar masyarakat kita paham dan satu sepahaman bahwa kita satu sikap melawan Corona," ujar Anasom.

Ya Allahu ya kariim
Ya fattahu ya alim
Robbiftah qulubaana
Futuuhal 'arifiina

Ya Allah nyuwun ngapuro
(Ya allah mohon maaf)

Sekathahe dosa kulo
(Dosaku yang terlalu banyak)

Lan dosane ibu bopo kulo
(Dosa kedua orangtua)

Lan dosane mukmin sedoyo
(Dan dosa semua mukmin)

Mugi virus ampun mbalelo
(Semoga virus berontak)

Panjenengan ingkang kuwoso
(Allah adalah sang penguasa)

Kita apes mboten kuwowo
(Kita kurang beruntung tidak tahu)

Nampi coba ageng meniko
(Menerima cobaan besar ini)

Panjenengan moho kuwoso
(Allah engkau maha kuasa)

Paring bala' lang paring bejo
(Pemberi musibah dan memberi keberuntungan)

Dateng manungso sedoyo
(Untuk umat manusia semua)

Taqdir sae soho qodlo'
(Takdir baik dan buruk)

Kito sedoyo nyenyuwun
(Kita semua meminta)

Makhluq lemah tansah muwun
(Makhluk lemah dan selalu salah)

Mugi paduka ngapura
(Semoga Allah mengampuni)

Dosa kathah kito sedoyo
(Dosa besar kita semua)

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved