Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

BERITA LENGKAP: Mahasiswa Pati Kuliah di Jakarta Meninggal di Semarang, Masuk PDP Corona

Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kabupaten Pati meninggal dunia. Pasien laki-laki berusia 23 tahun ini meninggal di RSUD KRMT Wongsonegoro

Kolase TribunKaltim.co / Tribunnews dan Freepik.com
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM --  Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Kabupaten Pati meninggal dunia. Pasien laki-laki berusia 23 tahun ini meninggal di RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang, Rabu (25/3) kemarin.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pati, Suharyono, mengatakan, pasien tersebut langsung dimakamkan pada hari yang sama sesuai prosedur pemulasaran pasien Covid-19.

Sebelumnya, lanjut dia, pasien tersebut sempat dirawat di RSU Fastabiq Sehat Pati pada 20 Maret lalu.

Kemudian, ia dirujuk ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.

“Pasien sudah diuji laboratorium. Namun, ia meninggal dunia sebelum hasil lab diketahui. Jadi, dia belum dinyatakan positif corona," ujar Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pati ini, Kamis (26/3).

AWAS! Virus Bisa Menempel pada Pakaian Anda! Bagaimana Cara Membersihkannya?

UPDATE: Pasien Positif Virus CoronaJakarta Jadi 515 Orang, Wilayah Terinfeksi Meluas, Ini Lengkapnya

Pulang dari Jakarta, 4 Warga Purbalingga Positif Virus Corona, Inilah 5 Titik Posko Terpadu

Demi Popularitas dan Followers, Selebgram Ini Positif Corona Setelah Jilat Korslet Demi TikTok

Berdasarkan info yang ia terima, hasil lab pasien tersebut diperkirakan baru akan keluar dua hari mendatang.

Suharyono menyebut, pasien tersebut merupakan mahasiswa di sebuah universitas di Jakarta.

Ia pulang ke Pati karena penyakit paru-paru ia derita satu tahun lalu kambuh.

“Pertengahan Januari ini pulang ke Pati. Sejak saat itu, dia tidak pernah kembali ke Jakarta,” kata dia.

Ketika berada di Pati, pasien ini memeriksakan diri ke Puskesmas beberapa kali.

Pertengahan Maret, karena kondisinya cukup parah, oleh pihak Puskesmas ia dirujuk ke RSU Fastabiq Sehat Pati.

Di sana, ia didiagnosa mengalami gejala virus corona. Setelahnya, ia dirujuk ke RSUD Wongsonegoro Semarang.

Suharyono menyebut, keluarga dari pasien tersebut saat ini sedang menjalani isolasi di rumah mereka.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Ia berharap masyarakat bisa secara rutin menyemprotkan cairan disinfektan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Sementara itu, jumlah pasien yang positif terinfeksi virus Corona jenis baru (COVID-19) di Provinsi Jawa Tengah bertambah dua kali lipat dibandingkan hari sebelumnya.

"Jumlah pasien positif Covid-19 di Jateng dari sebelumnya 19 orang sekarang menjadi 38 orang," kata Gubernur Ganjar Pranowo di Semarang, Rabu.

Ke-19 pasien baru yang positif COVID-19 tersebut dirawat di

RSUD dr. Moewardi Surakarta 1 orang,

RSUP dr. Kariadi Semarang 2 orang,

RSUD Wongsonegoro Semarang 4 orang,

RSUD Goeteng Purbalingga 3 orang,

RSUD Cilacap 1 orang,

RSUD Banyumas 3 orang,

RS Kardinah Tegal 1 orang,

RSUD Soediran Wonogiri 1 orang,

RS Sudjono Magelang 2 orang,

RSUD Setjonegoro Wonosobo 1 orang.

Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 2.858 orang, dan pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 257 orang.

Menurut Ganjar, penambahan pasien positif COVID-19 yang sangat signifikan ini harus menjadi perhatian serius semua pihak, termasuk masyarakat harus semakin waspada dan mengikuti imbauan pemerintah untuk berdiam di rumah.

Orang nomor satu di Jateng itu secara khusus meminta kepala daerah di 35 kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan di wilayahnya masing-masing.

"Jangan menyepelekan, jangan merasa kuat dan sehat, lalu berbuat semau sendiri tanpa mengindahkan imbauan pemerintah.

Boleh jadi Anda kuat, sehat, atau imun Anda bagus sehingga meskipun tertular Anda tidak merasakan gejala sakit, tapi ketahuilah Anda tetap bisa menularkan virus ini pada orang tua, isteri, suami, dan anak-anakmu," katanya.

Terkait dengan antisipasi penyebaran COVID-19 di Jateng, Ganjar juga mencermati pergerakan warga perantauan asal provinsi setempat yang mempercepat mudik ke kampung halaman.

Dirinya menyebut telah ada 80 unit bus membawa 1.776 penumpang dari Jakarta ke Jepara.

Selain itu, juga terjadi peningkatan penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jateng misalnya pada 22 Maret 2020 di Terminal Bulupitu Purwokerto tercatat 2.323 penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2.625 penumpang.

Situasi yang sama juga terjadi di Terminal Cepu, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, dan Cilacap.
Oleh karena itu, Ganjar meminta para bupati dan wali kota lebih tegas dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Data setiap perantau yang pulang, cek kesehatannya, dan pantau terus. Protokol yang sama juga harus diterapkan di level desa, bahkan RT dan RW," katanya.

Para kepala daerah juga dipersilakan jika memang harus menutup tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan seperti alun-alun, objek wisata, pantai dan sebagainya, termasuk melarang setiap bentuk aktifitas massal seperti peribadatan dan resepsi pernikahan.

"Sekarang ini sudah terlalu banyak korban jatuh, bahkan tidak sedikit tenaga medis yang berguguran. Karena itu, sayangi dirimu, sayangi keluargamu, bersama kita patuhi imbauan pemerintah, agar tidak semakin banyak air mata tertumpah. Semoga 'pageblug' ini segera bisa kita lalui," ujarnya.

Sopir Bus Positif Corona

Di sisi lain, seorang sopir bus warga Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri dinyatakan positif corona atau Covid-19. Kini, dia menjalani isolasi di RSUD Soediran Mangun Soemarso.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, warga yang positif corona tersebut berjenis kelamin laki-laki dan masih berusia 27 tahun. Dia berprofesi sebagai sopir rute Bogor-Jakarta-Wonogiri.

Menurutnya, sopir itu diketahui positif corona pada 25 Maret 2020 malam. Hal itu menyusul adanya hasil laboratorium dari Balitbangkes Kemenkes yang menyatakan pasien positif.

Sebelumnya pasien menjalani perawatan di rumah sakit sejak 16 Maret 2020. Saat itu dilakukan tes pada 19 Maret 2020 yang menyatakan pasien sehat. Karena sehat, 20 Maret 2020 pasien pulang.

"Pada 24 Maret 2020 pemeriksaan kedua juga dinyatakan sehat. Tanggal 25 kemarin Balitbangkes mengumumkan bahwa pasien dinyatakan positif," ungkapnya, Kamis (26/3).

Berhubung dinyatakan positif, pasien tersebut menjalani isolasi sejak semalam. Sementara langkah Pemkab Wonogiri, tengah menelusuri siapa saja yang pernah kontak dengan pasien.

Utamanya keluarga inti.

"Secara otomatis (keluarga) diisolasi mandiri. Secara, SOP-nya langsung kami lakukan penelusuran berapa orang yang melakukan kontak minimal untuk isolasi mandirinya. Keluarga juga sudah (dicek), semua dalam kondisi normal," katanya.

893 Positif

Sementara itu, jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi 893 orang pada Kamis (26/3). Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 78 orang, dengan jumlah yang sembuh 35 orang.

"Ada penambahan kasus konfirmasi positif kurang lebih 103 orang sehingga jumlah totalnya 893,"kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan persnya, di gedung BNPB, Jakarta, Kamis (26/3).

Ia juga menyebut ada penambahan kasus kematian akibat Covid-19 dari hari sebelumnya. "Kasus kematian penambahan 20 kasus, totalnya 78," ujar Yurianto.

Selain itu, Yuri menyebut ada penambahan empat pasien yang sembuh per hari ini.

"Secara akumulasi 4 penambahan kasus yang sembuh, jumlah kasus sembuh 35 orang," tandasnya. (mzk/goz/ant)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved