Wabah Virus Corona
Israel dan Palestina Kompak Bersatu Perangi Pandemi Virus Corona
Ada momen langka saat Palestina dan Israel bersatu untuk memerangi pandemi virus corona.
Yotam Shefer dari cabang militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah Palestina (COGAT), juga menegaskan kerja sama harus kuat.
"Koordinasi dengan Otoritas Palestina sangat ketat dan sangat kuat," katanya pada jurnalis AFP.
Mantan kepala COGAT Eitan Dangot pun mengatakan pada wartawan bahwa Otoritas Palestina telah "sepenuhnya mengadopsi kebijakan Israel tentang cara menangani virus corona."
Riak pertikaian masih ada
Meski kedua negara telah memutuskan untuk menggalang persatuan, sejumlah pertikaian tetap tidak terelakkan.
Tentara Israel terus melakukan penggerebekan di daerah-daerah Palestina dan menghancurkan rumah-rumah serta bangunan lainnya.
Kemudian muncul sebuah video yang memperlihatkan pekerja Palestina yang sakit, dibuang di pos pemeriksaan Israel.
Polisi Israel beralasan pria itu sudah di rumah sakit untuk meminta perawatan, tapi kedapatan bekerja secara ilegal di Israel.
"Polisi mengawal pria itu ke perlintasan keamanan Maccabim," kata seorang juru bicara kepolisian, yang menekankan bahwa pria tersebut negatif corona sebelum dibawa ke pos pemeriksaan.
Namun tindakan itu telanjur memancing kemarahan warga Palestina.
Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh lantas menyebut tindakan Israel itu sebagai perilaku rasis.
Kemudian pada Rabu (1/4/2020) Otoritas Palestina mengatakan 15 warganya yang dipekerjakan di permukiman dinyatakan positif Covid-19 setelah dites.
"Keputusan Israel untuk mengizinkan masuknya pekerja adalah upaya untuk melindungi ekonomi Israel dengan mengorbankan para pekerja kami," kata Shtayyeh.
"Ekonomi Israel tidak sama berharganya dengan kehidupan anak-anak kita," tegasnya.
Israel sempat memperbolehkan warga Palestina yang bekerja di permukiman bebas bolak-balik menyeberang perbatasan setiap hari, sebelum larangan perjalanan diterapkan. (*)